Runtuhnya asmaraloka mengundang lara Romansa yang selalu menghadirkan harsa Seolah-olah menghilang tanpa kata Kaca rindu yang selalu menemani aksara Kini telah retak hingga memudarkan rasa Namun, menyisakan tentangnya yang amerta Kamu yang selalu di sisi seakan menjelma menjadi akara Akara yang suatu saat akan lenyap terbawa masa Meninggalkan memori kenangan dalam kata *** Perihal rasa yang datang tanpa sengaja dan perihal hati yang ingin memiliki, tetapi semesta seakan tak merestui. Selaksa rasa, tetapi jarak begitu aksa sehingga lengkara untuk bersama. Apakah mereka bisa melewati anca semesta dan membangun asmaraloka seindah Yogyakarta atau justru pasrah dengan takdir yang ada?