Bandung di langit malam, tercoretlah ratusan kertas putih, yang berasal dari jurnal Asheyra, menyakitkan. Teringat jelas, malam itu, "Aku tidak akan pernah melupakan fase dimana kamu membuangku hanya untuk wanita sampah itu." Kisahnya sakit, tapi selalu ada punggung bagi Asheyra sendiri. Namun Asheyra malah menolak punggung yang tulus tersebut. Kota Bandung itu sudah menjadi kota kenangan, dan juga kota yang menjadi saksi bisu kisah kelam Asheyra, kisah yang kelam dan indah. Tak apa, semuanya selalu abadi di hati Asheyra. Bagaimana Asheyra melanjutkan hidupnya setelah kejadian itu? Apakah ia masih menganggap Bandung adalah kota yang indah? -DI LARANG UNTUK PLAGIAT!!-
5 parts