" JANGAN TUMBANG SEBELUM SEMUANYA TERCAPAI" ALENA SMITH RAHARJA "JANGAN TERLALU MEMIKIRKAN TENTANG APA YANG MENYAKITKAN " REZVAN MELVINO "NANTI LAMA-LAMA JUGA TERBIASA" AZARA SKY LUVENA JOSCELYNN "PENYESALAN SELALU DATANG DI AKHIR" SAMUDRA RAKA RAYMOND SANJAYA Dalam ruangan bernuansa putih yang terdapat beberapa alat rumah sakit yang menghias tubuh pucat seorang gadis cantik. Gadis itu sudah koma hampir sebulan dan belum juga menunjukkan tanda-tanda akan sadar. Azara nampak sangat kurus di tambah lagi dengan muka pucat Pasih yang sudah seperti mayat hidup. Beberapa Minggu lalu ia tertembak karena menolong seorang anak kecil yang menjadi sandera dari seorang mafia. Di pojok kamar terdapat tiga orang yang tengah sibuk dengan urusan mereka masing-masing. " Alana menurut Lo aza kapan di bangun nya? Apa dia gak cape apa tidur terus". Tanya seorang pria yang sedang mengupas kulit jeruk. "Lah Lo ko nanya gue si, noh tanya aja langsung sama orangnya kapan bangun". Alana yang sudah cape mengeladeni pertanyaan yang di layangan Resvan dari yang bermutu hingga yang tidak masuk akal di tanya semua sama dia. Emang dasar manusia yang suka mempersulit diri orang lain. "Kok Lo malah ngegas sihh kan gue cuman tanya doang aelah". Karena tak mendapat jawaban dari Alana akhirnya ia berpindah pada Sagara yang sedang meminum kopi. " Sa menurut Lo kenapa rumah sakit isinya orang sakit semua?" " Tanya aja sama yang pemilik rumah sakit". " Kenapa kalo lapar itu harus makan?". " Terus kenapa kalo mati itu hak bisa bangun lagi ? Padahal kata emak gue masih ada kehidupan kedua?" Emang ia ada kehidupan kedua sa? Misalnya Kalo gak ada kehidupan kedua berarti kehidupan ketiga dong iya kan sa?" "Terus-- hmppp lwepasin gwe". " Lebih baik kita bawah aja gak si kerumah sakit jiwa, bisa gila lama-lama gue dekat ni anak." Ucap Sagara sambil membekap mulut Resvan dengan buah apel. Baca selanjutnya hanya di cerita AZARA AUTHOR BARU TEMAN-TEMAN