(6) Devano Pov

4 1 0
                                    

Sepulang sekolah, aku tidak langsung pulang ke rumah, aku memutuskan untuk ke taman yang biasanya aku datangi ketika butuh tempat untuk tenang. Taman Sari.
Suasana taman Sari, sepi sekali. Itu kenapa aku sering ke sana hanya untuk sekadar menenangkan hati dan pikiran kala sedang risau. Saat aku diam, tidak sengaja aku menangkap sosok wanita dengan seragam yang sama sepertiku, yang sedang duduk sendiri dengan wajah menunduk seperti menangis. Aku dekati, dan sontak aku kaget
“Alleta...” sapaku, sontak Alleta memeluk erat, ku balas pelukannya
“kamu kenapa?” tanyaku lembut
“biarin aku peluk kamu kayak gini sebentar ya Dev” ucapnya dengan isak tangis yang membuat hatiku sakit saat mendengar tiap isakannya. Aku biarkan dia memelukku hingga dia merasa tenang
Saat dia mulai tenang, ku lepas pelukannya, ku hapus air matanya.
“kamu kenapa?” tanyaku lagi dengan lembut
“dia jahat Dev. Dia jahat sama aku.” Ucapnya, kembali disertai isak kecil
“dia siapa?”
“Ali. Pacarku” ucapnya dan membuatku geram
“dia apain kamu sampai nangis kayak gini?
“dia tiba-tiba mutusin aku Dev. Ternyata dia selingkuhin aku” jawabnya dengan isak tangis yang semakin deras, dan ku peluk dia lagi
“Letta dengerin aku. Dia gak pantes buat kamu. Dia gak baik buat kamu, dan Tuhan tunjukin itu ke kamu. Kamu wanita baik, aku yakin kamu pasti dapat laki-laki yang baik juga. Air matamu terlalu berharga untuk laki-laki bangsat kayak dia. Udah yaa, jangan nangis” ucapku menenangkan dia
“makasih Dev. Kamu benar, Tuhan sayang sama aku, Tuhan tunjukin kalau dia bukan laki-laki baik untuk aku. Setelah pulang dari sini, aku gak akan nangisin dia lagi, aku bakal belajar untuk ikhlas. Dengan ikhlas akan menolong aku untuk terus menjalani apa yang harusnya aku jalani. Hidupku terlalu berharga kalau harus nangisin dia terus-menerus.” Ucapnya
“ini baru Alletaku” ucapku sambil menghapus sisa air matanya
“ayoo aku anterin pulang” ajakku dengan mengulurkan tangan dan dia membalas uluran tanganku
“aku janji Al. Aku bakal bahagiain kamu.” Ucapku dalam hati sambil melihat genggaman tangan yang terpaut

You're my Answer to All my QuestionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang