Chapter 3

7 4 0
                                    

Pagi ini Delano tengah berlari pagi. Ia berlari mengelilingi taman dekat rumahnya. Tak lupa ia selalu memberikan senyuman kepada orang yang kerap menyapanya.

"Delano!" Teriak seorang wanita dari arah belakang. Delano pun menoleh mengikuti arah suara tersebut.

"Tunggu aku" ucap wanita itu.

"Oh kamu Del, kirain siapa" tawa Delano. Wanita yang sekarang berada di samping nya ini adalah Adelia, kawan rumah sekaligus salah satu wanita yang Delano ketahui sedang menaksir dirinya. Namun Delano hanya menanggapinya dengan biasa.

"Ikut lari boleh?" Tanya Adelia.

Delano mengangguk, mereka pun langsung melanjutkan kegiatan lari paginya ini.

"Oh iya, kamu udah sarapan?" Tanya Adelia sambil berlari mensejajari langkah Delano.

Delano menggeleng "Belum, niatnya sih nanti abis olahraga "

Adelia mengangguk lirih "Gimana kalo kamu sarapan di rumah aku aja, kebetulan di rumah lagi masak banyak makanan"

Delano berfikir sejenak.

"Emm boleh juga si, tapi boleh ga sama mama papa kamu?" Tanya Delano.

Adelia tertawa "Justru mereka malah seneng banget kamu mau mampir buat sarapan di rumah"

"Yaudah kita lari 1 putaran lagi ya, abis itu langsung ke rumah kamu" ucap Delano dan langsung mendapat anggukan dari Adelia.

1 putaran sudah mereka selesaikan. Kini mereka tengah berada di depan rumah Adelia.

"Assalamualaikum" ucap Adelia dan Delano secara bersamaan.

Mama dan papa Adelia pun langsung menoleh ke sumber suara.

"Waalaikumsalam, eh ada tamu. Sini bawa masuk del" ucap Nani-mama Adelia.

"Pagi om Tante" Delano langsung menyalami tangan kedua orang itu.

"Pagi juga Lano, sini duduk. Kita sarapan bareng" ucap Tedi-ayah Adelia.

Delano pun menuruti apa yang perintahkan papa Adelia. Di dalam lubuk hati Adelia, ia sangat merasa bersyukur. Akhirnya impiannya untuk sekedar makan bersama Lano sudah terkabul.

Akhirnya bisa sarapan bareng dia juga- batin Adelia.

Mereka pun langsung menikmati sarapan mereka dengan khidmat, sesekali pertanyaan dilontarkan oleh Tedi kepada Delano.

"Oh iya, mama sama papa kamu apa kabar" tanya Tedi disela sela makannya.

"Alhamdulillah baik om" jawab Delano dan Tedi hanya mengangguk mengerti.

"Oh iya, kamu minggu besok ada acara ga? Kalo gak ada, bisa anterin aku ke toko buku?" Tanya Adelia.

"Emm gak ada si, yaudah nanti aku temenin" jawab Delano.

Adelia sangat bahagia "mah pah, aku boleh kan pergi sama Lano?" Tanya Adelia.

Mereka berdua mengangguk dan tersenyum. Apalagi yang bisa mereka lakukan. Melihat Adelia bahagia ,itu sudah lebih dari cukup. Apalagi mereka tau bahwa putrinya itu menyukai Delano.

"Yaudah om tante, aku pamit dulu. Maaf udah ngerepotin kalian. Del aku pamit dulu ya, Assalamualaikum" ucap Delano sambil menyalami kedua tangan orang tua Adelia.

"Waalaikumsalam, lain kali kita sarapan bareng lagi ya Lano" ucap Adelia dan Lano hanya menanggapinya dengan anggukan dan senyum tipis.

Setelah pamit, Delano pun langsung bergegas pulang.

-o0o-

Sesampainya di rumah, Delano langsung membersihkan diri. Tak lupa ia mengecek kalender. Mengambil spidol dan membuat lingkaran di sana.

"Harus dilingkerin nih, biar ga lupa hehe" ia sangat merutuki dirinya yang pelupa ini.

"Oh iya kenapa tiba tiba kepikiran Kenia ya"

"Astaga El, kenapa mikirin dia si"

"Dia itu bukan selera kamu El,dan kamu juga pasti bukan seleranya dia"

"Sadar diri El sadar"

Ucapnya sambil memukul kepalanya pelan. Bisa bisanya ia memiliki pemikiran seperti itu.

Baginya, cukup sekedar kenal nama serta kelas saja itu sudah lebih dari cukup. Lagian, Adelia jauh lebih baik dari pada Kenia. Adelia anaknya sopan, pintar, baik, pemaaf. Jauh berbeda dengan kenia si tukang bully, suka bolos atau pun yang lain.

"Huh... Aku udah berlebihan ga si sama Adel? Tapi nanti kalo aku tolak, dia sedih. Tapi kalo aku terima, nanti dia kegeeran. Tapi yaudah lah, bantu temen apa salahnya kan ya" ucap Delano sambil menaruh spidol yang tadi ia gunakan.

Tok tok...

"El kamu di dalam nak?" Tanya Yani-mama Delano.

"Iya ma, buka aja pintunya. Gak El kunci kok" jelas Delano.

Yani pun memasuki kamar Delano "kamu kenapa si, tadi kalo ga salah. Mama denger kamu ngomong sendiri"

"Iya ma, tadi Adel minta tolong sama El. Katanya minggu depan bisa gak anter dia ke toko buku" jelas Delano.

"Terus kamu jawab apa?" Tanya Yani.

"Ya mau gimana lagi, El terima lah ajakannya, gak salah kan ya ma?".

Yani tersenyum "engga kok El, tapi kalo kamu emang ga tertarik sama dia, jangan terlalu perhatian sama dia. Perlakukan dia seperti kamu memperlakukannya sebagai teman. Takutnya nanti dia salah paham El, kamu ngerti kan maksud mama?" Delano mengangguk.

"Iya ma, aku ngerti kok"

"Yaudah mama turun dulu, mau masak buat nanti makan siang" Yani pun pergi meninggalkan kamar Delano.

-o0o-

Adelia Siska Aura

Adelia Siska Aura

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-o0o-


Next chap!

KENNO [Kenia Delano]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang