Birahi dalam secangkir kopi

7 0 0
                                    

Disiang yang terik, tepat di trotoar tempat aku melepas lelah sehabis perjalanan dua jam dengan motor tanpa henti, beberapa lelaki disebelah ku bercerita panjang lebar dari hal yang remeh sampai yang obrolan terkesan serius,

Sesekali kawannya menghembuskan asap rokoknya dan yang lain menikmati seduhan kopi siap saji itu, awalnya aku tak tertarik dengan  pembicaraan mereka aku lebih asik sendiri menikmati es teh dan rokok gudang garam rokok semua kalangan, menikmati setiap hisapan bersama dengan beranjak nya lelah dari dalam tubuh,  ternyata di akhir perbincangan mereka, ada satu obrolan yang membuat aku tertarik mendengar walau aku tak berani bergabung dalam lingkaran mereka, salah seorang diantara mereka telah berusia lebih dari 37 tahun kukira orang itu telah punya 2-3 anak ternyata lelaki itu masih bujang.

Lelaki itu bercerita tentang dirinya yang tak kunjung menikah ia membela diri jika dikatakan tidak ereksi, penakut, dan berbagai macam celaan dari kawan kawannya, bukan hanya sekali dua kali ia mencari seorang gadis untuk dipersunting tapi telah berkali-kali sebelumnya ia selalu gagal untuk menikah, pasalnya lelaki itu sudah tiga kali bertunangan,  dengan kerabat pernah, dengan seorang bidan pernah, bahkan dengan putri seorang kiai di desa nya juga pernah, tapi semua kandas ia gagal dan berulang-ulang gagal untuk sampai di pelaminan, dengan berbagai masalah dan alasan yang beragam, ia ceritakan kepada kawan kawannya,

Rata-rata kegagalan hubungannya bukan dari pihak perempuan tapi dari si lelaki bujang itu, beberapa persolan dan kendala dalam ta'aruf nya membuatnya harus mundur meski harus mempertaruhkan keluarganya, maklum dua keluarga sudah bertemu dan usianya tak lagi muda, tentu orang tuanya tak ingin melihat anak lelakinya terus membujang, "aku ingin  segera menimang cucu" Kata orang tua lelaki itu ketika berkisah. Dan itu adalah salah satu alasan ia tak betah di rumah sebab orang tua dan tetangga selalu bertanya perihal pernikahan nya,

Aku terus menyimak dengan tenang seolah aku apatis terhadap pembicaraan itu sampai diujung kesimpulan aku tau bahwa lelaki itu mengidap Philophobia yang aku kenal dalam istilah psikologi, sebuah trauma terhadap cinta, atau ketakutan untuk jatuh cinta kembali bisa disebabkan karena banyak hal biasanya karena ia memiliki masa lalu yang cukup menyakitkan, sehingga jangankan untuk menjalin hubungan dengan orang lain secara serius merasakan dirinya suka terhadap seseorang saja dia bisa merasakan panik, cemas, atau bahkan depresi karena hal hal tersebut menjadi salah satu pemicu ia akan mengingat semua kesakitan yang pernah dialami nya.

dan keadaan ini bisa terus berlanjut dalam kurun waktu yang lama jika ia tidak berusaha keras untuk menyembuhkannya, aku tidak bisa membayangkan lelaki seusianya masih berfikir tentang masa lalu dan cinta, pasalnya dari pembicaraan itu ia pernah hampir menikahi seorang gadis yang amat dia sayangi waktu masih berusia 21 an, ia menjalin hubungan dengan gadis itu cukup lama, bahkan ketika ia menginjakkan kaki di kampus sampai semester 7 bayangkan saja ketika lelaki itu hendak melamar gadis pujaannya, mengumpulkan receh untuk membeli perhiasan sebagai bukti kepada orang tuanya bahwa ia siap menikah, perempuan itu malah ditemukan bercumbu mesra menghabiskan malam dengan cinta yang mendebarkan dada bersama lelaki lain.
Itu adalah alasan terkuat kenapa sampai saat ini ia bertahan membujang bahkan trauma tehadap perempuan.

Memang membangun kepercayaan kepada orang lain tidak mudah akan tetapi membuatnya tidak percaya seumur hidup itu sangat mudah, padahal kepercayaan itu seperti kaca, jika sudah pecah dikembalikan kepada semula pun bekasnya akan abadi.

Tentang Apapun yang pernah tinggal, singgah, dan pergi.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang