Tisu basah

4 0 0
                                    

Linda mengambil tisu di samping nya, mengeringkan keringat yang membasahi wajahnya, tentu ia tak ingin make up mahalnya harus luntur sia-sia, senyum indah memenuhi wajahnya hari ini, ia menjelma menjadi sinderela tercantik yang pernah ada, gigi panjang depannya menambah sedikit manis dalam pandangan, kebaya merah warna kesukaan nya membungkus ia dengan elegan, aku pastikan hari ini yang hadir diantara banyak perempuan Linda lah yang paling cantik, duduk di kursi mewah bak di film kolosal Indonesia atau lebih indah dari singgasana Fir'aun , orang-orang berlalu lalang memberi salam dan selamat kepadanya, juga kepadaku agar kami bisa menjalani kehidupan selanjutnya lebih baik dan tabah, perempuan yang bertahun-tahun merajut mimpi denganku, menulis kisah dan cita-cita masa depan dengan penuh semangat, seolah dunia milik kita berdua

Sesekali aku meminum teh dan air putih di sampingku, "sambil bawa minum biar kuat" ucap temanku, sebagian sahabat karib yang tau perjalanan aku dan Linda, memeluk erat mendoakan agar aku dan Linda bahagia, aku tersenyum tipis mengaminkan doa-doa sahabat yang menemani kami selama kuliah di Pamekasan, aku dan Linda adalah sosok yang serasi, begitu ucap banyak temanku meski aku tau Linda besar karena semangat dan kerja kerasnya sendiri, aku hanya mendorong dan menemani perjuangan nya selama di kampus, aku tidak se pandai dia dan aku menyadari itu semua, tidak ada yang bisa menolong diri kita kecuali kita mau menolong diri sendiri.

Aku tidak mampu menghitung berapa ratus kali kamera mengabadikan momen sakral ini, linda terlihat lesu memberi salam, duduk dan berdiri menghormati tamu yang hendak memberi salam, pelayan sibuk mengangkat hidangan para tamu, tak sedikit pula sebagian temanku yang koplak menyanyikan lagu yang indah dan mesra, Linda terlihat sangat bahagia hari ini, sambil berbisik-bisik ditelinga lelaki gagah nan tampan disampingnya, lalu mengakhiri dengan senyum yang mesra, ah.... aku bergumam dalam hati, Linda memang indah tak pernah terlihat buruk, wajar saja bertahun-tahun aku tak pernah berpaling darinya bahkan setelah kepergiannya ke Jogja melanjutkan studi S2 nya aku masih setia mencintai nya, tak ada yang lebih istimewa dalam hidup selain apapun yang aku lakukan bersama nya.

Para tamu dan sebagian kawan ku sudah mengucapkan selamat di dihadapan Linda memberi doa dan mengabadikan moment sakral ini, di singgasana yang indah dengan dekorasi bunga disetiap sudutnya menambah keanggunan dari acara dan kebahagiaan yang Linda rasakan hari ini.

Keringat tak hanya membasahi wajah Linda aku pun demikian bahkan lebih basah dari Linda, aku mengambil tisu makan didekat ku nasinya belum aku makan dan utuh rasanya makanan apapun terasa pahit hanya saja air putih sedikit membantu ku mengganjal perut, aku benar-benar tidak selera, dengan berbagai jenis makanan yang tersaji satupun aku tidak ingin memakannya bukan tidak enak, Tapi tenggorokanku terasa ada yang mengganjal dan menutup celah makanan masuk kedalamnya,

Kulihat kiri kanan sudah banyak yang kosong kursi nya , beberapa sahabat dan dosen telah meninggal kan tempat resepsi, hanya aku dan temanku yang masih menunggu aku mendoakan keduanya, mendoakan kebaikan kepada mantan kekasih yang bertahun-tahun ku temani tapi harus kandas karena orang ketiga, linda tampak biasa saja melihatku, tak ada sekalipun ia menunjukkan wajah cemberutnya, ia benar-benar seperti sinderela dalam dunia nyata,

Aku berjalan pelan pelan menaiki satu persatu tangga menuju pasangan yang menikah hari ini teman temanku bersorak di belakang yang masih menunggu ku, mereka bernyanyi bersama "Harusnya aku yang disana" dengan begitu riuh dan kompak, aku menunduk kan kepala menghampiri keduanya, dengan tetap menjaga keseimbangan tubuhku yang hampir rapuh, jantungku berdetak dengan keras dan rasanya begitu perih, hidup ini memang brengsek dan aku di paksa menikmatinya.

Aku menjabat tangan lelaki yang berdiri di samping Linda yang menjelma putri, keduanya seperti ratu dan raja, menghipnotis seluruh hadirin ketika kening suaminya mendarat di kening Linda. Dan aku hanya bisa berdoa memohon kebahagiaan seperti yang di doakan oleh banyak orang kepada keduanya.

Cerita tentang aku dan Linda adalah kisah masa lalu, mengenang hari indah yang pernah kita lewati semasa kuliah bersama, ya kami dipertemukan dalam satu pelaminan dia sebagai istri sedang aku tamu yang mendoakan kebahagiaan nya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 27, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Tentang Apapun yang pernah tinggal, singgah, dan pergi.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang