Attack on Titan / Shingeki no Kyojin
©Hajime Isayama,
dianimasikan oleh WIT Studio dan Mappa Studio
•••
D A R E
A RivaMika FanFiction
©DeathRee, 2020.Dedicated for Levi's Birthday
25th of DecemberLangit masih ditumpahi tinta hitam tatkala anggota Skuad Levi sampai pada gereja keluarga Reiss. Sunyi mencekam, hanya lampu standar kepunyaan Pasukan Pengintai terlihat menyorot ke beberapa bagian sebelum berhenti pada satu pijakan kaki yang diketuk rumpang.
Tak salah, ini adalah pintu masuk ke ruang bawah tanah. Alasan kenapa keluarga Reiss membangun kembali geraja rusak yang sejatinya meninggalkan jejas adalah demi menyembunyikan keberadaan tempat di bawahnya. Kalau dipikir, buat apa mengingat luka dengan meramu lagi lokasi pembunuhan keluarga?
Apakah ayah kandung dari Historia—yang sebelumnya memalsukan diri dengan nama Christa—sudah gila? Sebagai seorang raja asli dari dinding, tudingan tersebut jelas stigma tanpa premis, 'kan? Pasti ada suatu alasan.
Levi mencuri napas keras-keras, berusaha tak menampilkan gelisah—yang seperti biasa benar-benar manjur. Ia menyoroti sekilas tangga-tangga yang tersembunyi di balik karpet, kemudian menatap para rekan dan anggota timnya. "Sudah siap mengotori tangan?"
Tugas ini perlu diperjelas. Beberapa anggota Squad Levi masih sangsi angkat senjata pada sesama manusia. Ya, ya, bukan hal keliru. Kalau Levi lahir baik-baik seperti mereka—tanpa traumatis berarti sangkala masih bocah—barangkali ia akan berpikiran serupa. Memang siapa yang mau memiliki garis kisah seperti dirinya?
Kendati demikian, Levi bersyukur atas hidupnya. Meski kesempatan menginjak mayapada ini ia habiskan untuk melihat rekan-rekannya menemui jenat. Menjadi yang terakhir hidup, seperti yang sudah-sudah.
Namun, hari ini berbeda. Untuk pertama kali setelah bertahun-tahun, Levi melakukan sesuatu untuk diri sendiri. Menemukan mamanya yang hilang selama dua hari.
KAMU SEDANG MEMBACA
D A R E ; a Story about Ackerman
Fanfiction[[RivaMika/LeviMika]] "Bagaimana cara membuat Kapten Levi menangis?" "Ambil makan siangnya," --Sasha Braus. "Berpura-pura jadi kekasihnya," --Armin Arlert. "Sembunyikan alat bersih-bersih kesayangannya," --Eren Jaeger dan Jean Kirstein. "Putar Opera...