4. Pergi

3K 388 85
                                    

Attack on Titan / Shingeki no Kyojin
©Hajime Isayama,
dianimasikan oleh WIT Studio dan Mappa Studio
•••
D A R E
A RivaMika FanFiction
©DeathRee, 2020.

Attack on Titan / Shingeki no Kyojin©Hajime Isayama,dianimasikan oleh WIT Studio dan Mappa Studio•••D A R EA RivaMika FanFiction©DeathRee, 2020

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dedicated for Mother's Day

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dedicated for Mother's Day.
22th of December, 2020.

Mikasa menggigiti kuku jari saat lengannya diapit Levi. Mereka berdua baru keluar dari salah satu toko busana, Levi membelikan Mikasa beberapa pasang baju; membuat dirinya musti bersabar pada Levi yang pilih-pilih. Ia tak habis pikir, padahal, Sasha bilang kaum hawa terkenal lama sewaktu belanja.

Lalu, makhluk dengan setelan jas rapi yang menggandengnya ini disebut apa?

"Terlalu terbuka." Levi melempar beberapa setelan yang sebelas dua belas dengan kepunyaan Mikasa kemarin.

"Bahannya kurang tebal." Si penjual hanya tergugu saat barang dagangnya dilempar Levi

"Ayolah, mamaku bukan gadis."

Orang tolol pun tahu; yang tengah diajak berbelanja anggota tersohor Pasukan Pengintai itu kelewat muda untuk seenaknya dipanggil 'mama.' Jadilah Mikasa musti memberi isyarat pada si penjual untuk tak berkata apa-apa.

Aku yakin Kapten Levi akan menebas Anda jika bicara hal kurang sopan.

Si penjual mengangguk cepat-cepat, sempat membuat Levi curiga. Untung Mikasa segera menarik atensi Levi dengan berkata ia butuh ke kamar mandi.

"Ma, kau tahu? Kamar kecil disini tak seperti kota bawah tanah yang kumuh." Perkataan Levi membuat Mikasa terhenyak. Ada selipan duka dalam nadanya, pun didukung embus napas mengudara sarat luka-luka.

Ah, mendadak Mikasa tak tega. Kendati ia tak tahu betul masa lalu kaptennya, tetapi lewat gelagat Levi yang penuh pesakitan—cukuplah jadi bukti hal yang disinggung bukan perkara menyenangkan.

"Benarkah?"

Mikasa mengapit jemari Levi, lekas menatap wajah sayu sosok di sebelahnya dengan senyum terbaik. "Aku tidak ingat." Kalau dipikir, pura-pura lupa adalah cara terbaik. Ia tak perlu bingung menyusun alibi apabila Levi curiga perihal penyamarannya.

D A R E ; a Story about AckermanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang