Attack on Titan / Shingeki no Kyojin
© Hajime Isayama
WIT Studio dan Mappa Studio
•••
D A R E
A RivaMika Fanfiction
© DeathRee, 2020Akhir terbaik untuk sepasang kekasih yang tidak digaris takdir bersama pada semesta ini.
Hari-hari berlalu, musim-musim berganti. Salju kamp pelatihan mencair; daun-daun hutan raksasa meninggalkan dahan, ranggas berhambur tanda musim semi. Angin panas berhembus sepanjang gurun, badai pencekik atrium lalu-lalang pada kamp-kamp dekat lautan.
Prajurit-prajurit terlatih Paradis mondar-mandir mencipta irama tapak. Kuda-kuda pengantar menyumbang tapal. Desing mesin raksasa pengangkut raga melengkapi kesemuanya. Sosoknya duduk di sebelah kotak penyimpanan 3D Manuver Gear, tak tertarik menyambung amar, sekalipun ia punya kuasa.
Levi memandang dirgantara tergelar di atasnya. Kokoh tanpa pilar ataupun penyangga, megah sewarna laut, sekaligus gagah di waktu yang sama. Atap impiannya dulu itu diterangi terik baskara penyebab kilap keringat.
Levi memejam sejenak sebelum membuka koper peralatan terbaru pilihannya. Kalau diingat, ia tak pernah lupa hari atau tanggal. Pun, Levi bukan sembarang kombatan yang tak perlu melapor. Ia kapten dari regu spesial paling berprestasi, sahifah atau sekadar pena adalah makanannya sehari-hari.
Tapi, jika ditanya perihal usia—maka menjelmalah ia jadi pria beruban yang pelupa.
Ya, ya, Levi tahu ia tak lagi muda. Namun kalau dipikir, bukankah mengingat usia tak termasuk urgensi? Lagipula, ia tetap kelihatan pendek meski hari terus berganti.
Bocah-bocah anggota squadnya juga mendadak berbadan bongsor. Satu-satunya member yang membuat Levi kelihatan tinggi menempati tahta monarki, menyisakan remaja-remaja menyebalkan yang selalu ditebak kadet baru sebagai 'Kapten Levi.'
Bahkan, sangking tampan dan kekar para anggota skuadnya, para gadis tak bosan memberi mereka surat cinta. Bukan hal tabu melihat mereka mengungkapkan isi hati di depan banyak pria di waktu yang sama.
Hebatnya, Mikasa juga kena getah. Selain karena tampangnya yang luar biasa tampan dengan setelan rambut pendek, otot-otot gadis itupun berhasil menyaingi para prajurit adam.
Oh, tentu saja Sasha juga mendapat surat cinta dari para pria. Tak perlu Levi membayangkan siapa saja yang mengirim; sebab bayang-bayang lelaki buncit dengan kancing kemeja hampir lepas dan rambut botak telah menjadi ilustrasi paling favorit. Bagaimana tidak, kalimat-kalimat yang mereka tulis terus saja menyinggung: "Kau tidak akan pernah kelaparan jika bersamaku." Atau, "Aku selalu menyediakan segala makanan yang kaumau."
Levi memang tak setegas Nicolo untuk memarahi siapa saja yang memberi Sasha surat cinta dan sempat membuat gadis itu tergiur. Tapi ia selalu memastikan tak ada surat yang sampai di tangan Mikasa.
KAMU SEDANG MEMBACA
D A R E ; a Story about Ackerman
Fanfic[[RivaMika/LeviMika]] "Bagaimana cara membuat Kapten Levi menangis?" "Ambil makan siangnya," --Sasha Braus. "Berpura-pura jadi kekasihnya," --Armin Arlert. "Sembunyikan alat bersih-bersih kesayangannya," --Eren Jaeger dan Jean Kirstein. "Putar Opera...