SAVAGE DAY

357 34 5
                                    

Kini Tae oh sedang  menilai anak didiknya yang sedang berada dikelas siang. Tae oh  memperhatikan beberapa mahasiswa dan mahasiswi yang sedang ujian prantek.

Wajah tampannya tak memperlihatkan jika ia sudah menjadi suami dan sekaligus ayah dari tujuh pangeran-pangerannya, bahkan ia masih terlihat seperti seorang pangeran dari kolosal 40an. Ah mungkin itu terlalu berlebihan.

"Jimin-ah! kau terlalu fokus dengan teks, saya minta sekarang kamu ulangi. Dan kau Min Yoonji  coba atur Gesture mu saat mengajak lawanmu berbicara. Kau bisa lihat bagaimana cara Yerin melakukannya? itu sangat sempurna" Ucap Tae oh tak lupa sambil mencatat apa yang dia lihat. Namun aksinya terhenti saat Yoonji membalas ucapannya

"Yasudah, bapak perhatikan saja Yerin jika dia memang sempurna. Tak usah memperhatikanku."Ucapan Yoonji membuat semua atensi mata mengarah kearahnya dan menatap Yoonji kagum.

Heol? apa Tae oh salah?

'Bagus juga nyalimu, Noona' _Jimin

Yoonji menyadari jika Jimin terus memperhatiknnya "Ada apa? Ingin kutusuk matamu?" Jiwanya seakan melayang, Jimin menciut mendengar kata-kata wanita berkulit pucat itu.

Tae oh merasa pertemuan kali ini sudah cukup, maka dari itu ia menyudahi pembelajarannya. "Sudah! Kalian jangan bertengkar atau bapak  tidak akan memberi nilai untuk kalian berdua dan menghapus semua nilai yang bapak berikan."

"Mustahil. Itu tidak akan terjadi! apa bapak fikir mendapatkan nilai itu mudah?" Ujar Jimin

"Sebelum Bapak melakukannya, aku akan meremukan tangan bapak terlebih dahulu" Tae Oh menghela nafas pasrah "Terserahmu"

"Untuk hari ini cukup sekian pembelajaran yang kita lakukan. Sampai jumpa dihari berikutnya."

"Jimin, Yoonji. Kalian jangan lupa untuk memperbaiki apa yang  tadi saya  katakan"Lanjutnya

Yoonji mengerutkan keningnya. "Apa?"

"Tanyakan saja kepada Jimin, Bapak pergi"

Jimin mendekati Yoonji. "Apa yang si tua bangka itu katakan?" Tanya Yoonji.

"Dia mengatakan 'Kapan kau akan menerima cintaku' " Ucap Jimin tanpa merasa gugup. Ya, Jimin memang menyukai Yoonji sejak SMA dulu. Namun Yoonji selalu menolak Jimin.

Yoonji meninggalkan Jimin yang masih tertawa terbahak-bahak dengan mata tertutup. "Tolong ahaha Yoonji-ya. Ahaha aku tidak bisa melihat ahaha"

"Eh? dia pergi? Sudah lah. Astaga, mataku sampai ber air ahaha. Sudahlah Jim, atau kau akan dikira orang gila" Jimin menggerutuki dirinya sendiri.

                                    🍑🍑🍑🍑

Setelah selesai mengajar, Tae oh bergegas kesekolah putra sulung keduanya.

"Anak itu selalu saja membuat masalah. Apa yang dia lakukan sebenarnya? aish" Tae oh terus menikmati jalanan ibu kota yang terbilang cukup sepi karna masih termasuk jam kerja.

Setelah sampai didepan gedung bertingkat tiga, Tae oh memarkirkan Mobilnya disamping pembuangan sampah.

Suara decitan pintu disertai bunyi nyaring pentopel yang saling bersentuhan dengan lantai terdengar seperti alunan musik didalam drama psikopat

"Selamat siang pak. Saya memanggil anda dikarenakan putra bapak sangat nakal di dalam kelas" Ujar sang Guru memulainya langsung ke inti.

Tae oh memijat pangkal hidungnya. " Saya tau,  dirumah dia juga sangat nakal, tapi saya tidak pernah memanggilmu" Demi Seokjin dan RJ.  Darimana ia belajar berbicara seperti itu? Yoonji, kau telah meracuni Dosenmu?

A daily life with Kim Family || ENHYPENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang