Kecewa

896 149 31
                                    

Bara mengelus penuh sayang rambut coklat yang sudah memanjang sepertinya, mirip. Anak laki laki ini sangat mirip dengan Bara mulai dari pahatan wajahnya, bibirnya dan keberanian nya juga terbilang sama.

"Dady pergi dulu sayang, good night" baru saja Bara hendak bangkit, tangan mungil itu sudah memegang pergelangan tangannya.

"Dady, jangan pergi lagi. Moreno pengen bobok sama Dady hari ini," Moreno membuka matanya, tangannya masi setia memegang pergelangan tangan Bara.

Mata Moreno sudah berkaca kaca, bibirnya gemetar menahan tangis
"D-dady, rindu mommy," ucap anak itu serak.

Bara mendudukkan dirinya di atas kasur dengan gambar iron man kesukaan Moreno. "Dady harus pulang sayang," Bara mengelus rambut coklat Moreno.

"Dady janji, besok dady antar kamu lihat mommy, ok" mendengar ucapan itu, mata Moreno yang tadinya berkaca kaca  menjadi berbinar binar tanda bahagia.

Anak laki laki itu mengeluarkan jari kelingkingnya "Dady janji sama Moreno? Besok Dady bakal bawa Moreno jumpain Mommy sama dedek bayi kan"

Bara tersenyum "janji," ucap Bara sembari menakutkan kelingkingnya dengan kelingking mungil milik Moreno.

"Dady pergi ya, Moreno baik baik di sini," ucap Bara yang di jawab anggukan kecil dari Moreno.

"Mommy, tungguin Moren ya. Dedek bayi juga tungguin abang heheh, nanti abang beliin boneka barbie buat adek bayi" cengir Moreno yang mampu membuat dada Bara sesak seketika.

"Sttt, tidur udah malam,"

"Good night Dady, and good bay" ucap Moreno yang langsung memejamkan matanya kembali.

"Good night junior, and sorry,"

⊙︿⊙

Di tempat lain, Lia sedang asik dengan mie pedas, kaca, dan tv yang menyala tanpa ada yang melihatnya. Atau bisa di bilang tv itu yang menonton tingkah Lia di depan cermin yang lumayan besar.

"Nasi nasi apa yang bikin kangen?" Lia menunjuk nunjukkan tangannya di depan cermin.

"When nasi your face, aaaaa" teriaknya

Lia menyelipkan rambutnya di belakang telinga "Lia suka harry potter, tapi Lia lebih suka harry harry bersama mu...aaaa,"

Tar...

"Awww,"

Kaca yang tadinya berada di atas pangkuan Lia terjatuh dan pecah di atas lantai, tangannya sedikit terkoyak akibat goresan beling kaca kaca itu.

Lia menutup mata nya rapat rapat, sudut matanya terus mengeluarkan genangan air bening "s-sakit Bara, tanggan Lia sakit," ucap Lia lirih, matanya masi setia terpejam, bahunya gemetar menahan isakan.

"Ba-"

"Asya" pekik Bara khawatir saat melihat banyak pecahan kaca di lantai, tadi nya Bara ingin mengejutkan Lia dengan datang diam diam tapi kali ini Lia lah yang mengejutkan Bara.

"Itu Bara?,"

"Iya, ini kenapa bisa pecah Asya? Ada yang sakit? Ck, teledor banget sih," dengus Bara yang memilih mengangkat tubuh Lia menjauh dari pecahan pecahan kaca itu.

"Bara dari mana aja sih? Tangan Asya sakit ini" isak Lia yang masi setia memejamkan matanya.

"Gue dari ma-ehh dari kantor papa Sya," ucap Moreno alibi.

"Bara gak lagi bohongin Asya kan?".

"Enggak lah" Bara mendudukkan Lia di atas meja, mengaitkan telapak tangan Lia yang berdarah dengan telapak tangan miliknya.

"Udah, buka matanya sekarang," perlahan Lia membuka kedua matanya, wajahnya langsung di hadapkan dengan wajah tampan milik Bara.

"Takut," cicit Lia yang langsung memeluk erat tubuh Bara.

"Bara, Asya takut,"

Bara membalas pelukan Lia "udah, ada gue lo gak perlu takut lagi, ok,"

"Ta-tadi Bara kemana aja sih? Asya kan jadi takut," cicit Lia yang masi setia dalam dekapan Bara.

"Maaf, gue udah buat lo takut" tangan Bara mengelus rambut panjang Lia dengan sayang, sungguh kali ini Bara merasa bersalah telah meninggalkan Lia sendirian.

"Asya maaf in, tapi jangan ninggalin Asya lagi. Takut," cicitnya dengan suara serak sehabis nangis.

"Udah dong, mas-"

"Ehh, Bara pake minyak bayi ya?" tanya Lia yang melepaskan pelukannya.

"Enggak"

"Tapi ini bau minyak bayi Bara, Bara dari mana sih? Jujur Asya gak suka kalok Bara bohong" Lia melipatkan tangannya di atas dada.

"Bara jawab Asya, jangan bohong jawabnya tapi,"

Bara menggaruk kepalanya "ini kan minyak bayi punya lo, tadi gue pake sebentar doang"

Mendengar ucapan itu, lantas Lia memaggukkan kepalanya paham "ehhh, tapi minyak bayi Asya ada di dalam kamar, terus Bara pake punya siapa?"

Mampus.

"Ta- tadi gu. Ehh" Bara terkejut kala Lia mengambil telapak tangga nya untuk di hirup.

"Apaan sih?" dengan kasar Bara menepis tangan Lia.

"Ihh Bara, sakit" melihat Lia kesakitan, spontan Bara langsung menggenggam tangan mungil milik Lia. Namun sayangnya langsung di hempas kasar sang empunya.

"Asya!!"

"Apa? Bara mau marahin Asya? Yaudah marahin. Bara mau bilang Asya anak anak? Yaudah bilang tapi Bara gak perlu kaya gini," Lia menghapus air matanya kasar, dadanya naik turun menahan emosi.

"Sy-"

"Bara gak perlu mukul Asya segala, sakit" lirih Lia yang masi mengelus tempurung tangannya yang di pukul kuat oleh Bara.

"Ma-"

"Maaf ? Asya kalok bilang maaf sama Bara emang Bara langsung maafin? Asya juga punya ego Bara! Tapi Asya gak pake ego itu demi siapa? Demi lo! Demi lo bangsat!" ucapan Lia seketika membuat Bara terpaku di tempat, ini pertama kalinya Bara mendengar Lia berucap kasar. Apa dia se salah itu?.

Lia menundukkan kepalanya "Asya kecewa sama sikap Bara kaya gini! Asya benci sama Bara," teriak Lia yang langsung berlari keluar rumah, entahlah intinya Lia benar benar kecewa dengan sikap Bara yang berbohong seperti sekarang ini, dan ia hanya ingin menenangkan hati nya sesaat.

"Asya, maaf"

__Bego amat__

Hmmm...dah lama gak UP (╯︵╰,)
Aku seneng banget semua pada penasaran sama Moreno ahhaha(〜^∇^)〜
Sabar dong:) bentar lagi semua terungkap kok heheh

Ok next time( ˘ ³˘)♥

Bego amat!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang