Bucin

1K 139 10
                                    

“Kamu bukan amuba, jadi kalok salah ya di akui bukan malah membela diri,”

***

Ke empat gadis yang sedang duduk santai melingkar dengan baskom ungu di tengah, tangan yang masing masing memegang pisau dan buah. Ya mereka sedang membuat rujak.

"Lia, pelan pelan ngulitinya. Entar berdarah," ucap Jeje memperingatkan, pasalnya Lia sangat bersemangat mengupas kulit kedondong dan sesekali ia akan memakannya begitu saja.

"Iya, ini Lia pelan pelan kok,"

Tari kini sedang mengulek sambel kacang untuk rujak mereka, Baby? Tentu gadis itu sedang mengupas nanas muda yang tadi ia beli. Katanya sih biar lebih asem.

"Ngulek ngulek sendiri, nyicip nyicip sendiri. Bobok pun sendiri telolet telolet...," Tari mengulek sambel itu sembari bernyanyi riang, beginilah bila mereka berkumpul tidak ada yang boleh memegang ponsel satu pun.

"Aku kira Lia itu odading mang oleh," kumat! Lia kembali berbicara pada dirinya membuat teman temannya harus menahan tawa, sudah di pastikan bila Lia begini itu tandanya ia sedang baik baik saja.

"Terus, Lia siapa dong?,"

"Odarling only you, Aaaaaa," Lia berputar putar dengan pantat yang masi menemplok di atas lantai kamar Jeje, tanpa sadar pisau di tangan Lia mengoyakkan kulit nya sendiri.

Srekkk...

"Awhhh," Lia meringis sakit, mata nya kini terpejam menahan untuk tidak melihat darah kental itu.

"Ehh, Lia tangan lo berdarah itu," teriak Baby yang langsung mendapat tatapan tajam dari Jeje.

"Pecicilan sih," Tari kini berlari ke arah meja rias Jeje, mencari cari kotak p3k untuk mengobati luka di pergelangan tangan Lia.

"Jangan di buka matanya,"

"Sakit hikss, tangan Lia sakit Je hikss," Lia menangis dengan mata yang tetap terpejam erat. Rasanya sangat sakit, apalagi piasu itu ia gunakan untuk memotong buah kedondong yang asam. Membuat luka itu tambah perih.

"JEJE INI ADA LANGIT NELFON KAMU!!," teriak Mama Bina dari arah ruang tamu.

"Ini Je, obatin cepat," Tari memberikan kotak obat itu pada Jeje, dan di terima langsung.

"Tar, coba lo angkat telfon Langit, kata Mama Langit nelfon,"

"Ok," ucap Tari yang lansung berlari menuju ruang tamu dan menanyakan ada apa Langit menelfon Jeje begini.

Baby beralih memeluk tubuh Lia, sedangkan Jeje mencoba membersihkan luka di pergelangan tangan Lia yang menurutnya luka itu sangat dalam.

"Sa..sakit Je, pelan pelan hikss," Lia menjerit kala Jeje membersihkan luka di tangan Lia dengan alkohol.

Bego amat!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang