Aku menuruni tangga dengan tergesa-gesa. Bibi Helena telah menungguku dengan Jessica, my causin. Dapat kupastikan bahwa wajah sepupuku itu sudah kusut seperti bajunya yang selalu menumpuk di keranjang cucian. Sejak dulu aku tidak terlalu akrab dengannya, begitupun dengan kakaknya. Jessica seumuran denganku, dan pastinya kami akan satu sekolah.
Oh ya aku belum menjelaskan alasan aku pindah ke sini. Sebelumnya aku tinggal di ibu kota Amerika Serikat, Washington D.C. Kami -aku, Bibi Helena, dan Paman Carlos- tinggal di Washington d.c sejak aku freshman yang artinya hampir dua tahun yang lalu karena sekarang aku sudah junior. Aku terpaksa pindah mengikuti mereka -Paman dan Bibi- karena tak punya siapa-siapa lagi yang bisa hidup bersamaku di sana. Padahal aku tidak keberatan tinggal sendiri.
Paman Carlos mendapatkan pekerjaan di Washington atas bantuan orang tuaku saat itu. Akhirnya mereka pindah dan tinggal bersama kami -aku dan orang tuaku- hingga kejadian itu. Kedua sepupuku tidak ikut pindah karena Jessica saat itu freshman sedangkan Brandon sudah senior.
Mereka tinggal di Seattle bersama nenek mereka. Tapi neneknya telah meninggal sebulan yang lalu. Saat itu aku belum ke sini. Aku baru datang kemarin karena akan masuk sekolah hari ini. Selain karena kematian nenek Jessica dan Brandon, alasan lainnya adalah paman dipecat dari pekerjaannya. Jadilah aku akan menetap di Seattle. Walau sebenarnya sulit karena seluruh pusat pikiran dan jiwaku menetap di Washington d.c.
"Kau lama sekali! Sudah jam 8 lewat!" sambut Jessica saat aku memasuki mobil. Dan benar saja tebakanku tadi, wajahnya kusut tak enak dipandang.
Aku tak menanggapinya. Aku lebih memilih memperbaiki stocking hitam yang membalut kakiku.
Suasana di dalam mobil hanya hening. Bibi Helena sibuk menyetir sedangkan Jessica sibuk memainkan ponselnya. Kalau aku sendiri hanya menatap keluar jendela mobil. Mencoba mengingat jalan yang kami lalui agar kedepannya aku bisa berangkat sendiri ke sekolah. Jarak dari rumah ke sekolah tak terlalu jauh hanya butuh waktu 5 menit jika mengendarai mobil.
"Jessy, bantu Jennie selama di sekolah ya," ucap Bibi Helena pada Jessica sebelum kami membuka pintu mobil.
"Dia bukan anak kecil! Aku duluan!" balas Jessica langsung keluar dan memasuki gedung berwarna putih dan merah keunguan itu, Garfold High School.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dark J
RandomThis is young adult story (16+) --- Jennie Kim Mackenzie, ia terpaksa pindah ke Seattle mengikuti bibi dan pamannya. Di kehidupan barunya di Seattle, ia berharap hidupnya akan tenang seperti sebelumnya. Ia akan melanjutkan kehidupannya yang mononton...