Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Seorang siswi dengan paras cantik terlihat berlari terburu-buru. Rambutnya yang tergerai melambai-lambai seiring cepatnya ia berlari. Bahkan langkahnya yang sedari tadi menjadi pusat perhatian sepanjang koridor tak membuatnya merasa risih atau malu. Gadis itu terlihat tidak peduli.
Kang Jiya. Seorang gadis yang semalam begadang karena menonton drakor. Mengakibatkan telatnya ia bangun di pagi hari, sehingga ia tak sempat mempelajari materi apapun.
Gadis bermarga Kang itu memiliki jadwal ujian hari ini. Pelajaran yang amat dibencinya namun mau tak mau ia harus tetap mempelajarinya.
Fisika.
Jiya harus belajar sebelum ujian 'laknat' itu dimulai. Mau tak mau dan itu tentu dengan rasa berat hati dan terpaksa.
Sesampainya di dalam kelas, Jiya langsung membuka tasnya dan mengambil buku. Persetan dengan waktu yang kian menipis. Ia bahkan tak peduli. Minimal ia harus membaca sekilas dan membolak-balikkan halaman buku. Ia tak berharap banyak, tapi ia berharap ada satu materi saja yang menyangkut di otak sebagai bekal.
"Jiya gurunya udah sampe!!"
Jiya semakin kalang-kabut mendengar teriakan dari teman sebangkunya. Dengan segera ia membalikkan halaman demi halaman dengan tempo yang lebih cepat.
"Selamat pagi!"
"Pagi pak!"
"Huftt, semoga ada yang nyangkut di otak huhuu." Kang Jiya menghela pasrah dan memukul-mukul kepalanya dengan buku Fisikanya tadi yang ia gulung. Berharap materi tersebut bisa masuk ke otak meskipun mustahil.
"Lagian lo sih. Kok bisa-bisanya belom belajar. Udah tau, diri sendiri gak bisa fisika." gadis bername tag Hwang Yeji itu terikut kesal dengan tabiat sahabatnya yang selalu ceroboh.
"Udah jangan marahin gue! Ntar materinya ilang nih." Jiya merengut kesal sambil mengeluarkan alat-alat tulisnya ke atas meja.
"Hari ini ulangan ya. Sudah siap?"
"Sudah pak." jawab serentak siswa-siswi kelas IPA 1.
"Kang Jiya,"
Gadis yang tengah berkomat-kamit itu cukup terhenyak mendengar namanya tiba-tiba dipanggil, "i-iya pak?"
"Sudah siap?"
Sontak Jiya langsung meringis, "s-sudah pak." lalu diakhiri dengan tawa garing di akhir.
Kang Jiya cukup terkenal dengan ketidakmampuannya dengan fisika di kelas IPA 1. Jadi Pak Suho, Guru Fisika itu tentu saja sudah hafal dengan tabiatnya di luar kepala.
Kang Jiya yang malas belajar Fisika dan susah dinasehati untuk belajar.
"Baiklah kita mulai ya."
Ujian dilakukan dengan sangat tertib dan hening. Kecuali Jiya yang mulai gelisah karna sama sekali tak mengerti dengan soal macam apa yang dihadapinya kini. Ia begitu pusing melihat begitu banyak simbol juga angka. Terlihat rumit seperti benang yang kusut. Jiya sangat pusing dan tak mengerti!