Kecurigaan

1 2 0
                                    

Saat itu Safa tengah berjalan pulang dari pasar Genjing. Safa melewati gang sempit sekitar pasar genjing karena jalan yang biasanya ditutup untuk perbaikan.

Safa melihat sekelompok orang bertampang seram didepan sebuah gudang kosong. Awalnya Safa tak menghiraukan, tetapi Safa mendengar mereka membicarakan tentang kompleks Indah Sari. Maka Safa pun menguping untuk mengetahui sesuatu.

"Eh, terus jadinya gimana ini bos" tanya seseorang pria berjaket hitam.

"Gue akan tetap buat perhitungan sama orang orang kompleks Indah Sari yang udah nyelakain adek gue" seorang wanita mengepalkan tangan.

"Oke, gua akan bantuin elo" timpal seorang Wanita berjaket hitam dengan rambut terurai.

Hah?! Perhitungan apaan, kok bawa bawa nama kompleks Indah Sari Safa bergumam dalam hati.

***

Di pos kamling

"Nih, bisa kamu coba masak dirumah nanti" Fifa menberikan selembar kertas resep masakan.

"Okey, makasih Fifa"

"Woy.....teman teman......" teriak Safa berlari menghampiri kedua sahabatnya.

"Lah, kenapa toh kamu ini, hobinya kok ngagetin orang mulu" protes Lifa.

"Ah....itu..... ada ada orang mau biat perhitungan sama orang sini" jelas Safa dengan nafas terengah engah.

"Ah, yang bener aja kamu, jangan bercanda deh" Lifa tak percaya.

"Iya bener, gak boong suer deh" Safa mengangkat kedua jarinya.

"Perhitungan apaan sih" Fifa bingung.

"Nggak tau, tapi kayaknya ni kompleks bakal ada penyerangan deh" Safa memprediksi.

"Jangan ngawur kamu, emang kamu dapet info darimama" tanya Lifa.

"Tadi aku pulang dari pasar lewat gang yang ada gudang tuanya. Nah aku liat ada beberapa orang yang tampangnya tuh serem serem gitu. Dan pemimpinnya cewek lagi, kalo gak salah namanya Vinka. Awalnya sih aku gak mau tahu, tapi aku denger mereka lagi ngobrolin tentang kompleks perumahan Indah Sari dan penyerangan, gitu" jelas Safa panjang lebar.

"Ah, aku tetep gak percaya" ujar Lifa.

"Iya aku juga" tambah Fifa.

"Jadi kalian gak percaya? Yaudah ayo ikut aku" Safa menarik tangan Lifa dan Fifa.

***

Saat ini mereka bertiga sedang bersembunyi di balik pohon besar depan gudang tua yang dimaksud Safa. Benar, mereka melihat orang orang bertampang seram ada di depan gudang tua itu.

"Jadi, kita tetap lakukan penyerangan bos?" tanya salah satu pria botak berjaket hitam.

"Iya, lo kumpulin aja semua anak buah lo dan tunggu perintah dari gue" perintah Vinka pemimpin mereka.

"Baik bos" pria itu pamit dan menjalankan tugas dari Vinka.

"Vinka, lo yakin mau ngelakuin ini? Kan niat lo cuma mau balas dendam" Resti, teman Vinka tampak ragu ragu.

"Iya, sambil balasin dendam sekalian juga gue buat wilayah kekuasaan. Ntar kalo tu kompleks udah sama gue, gue bakal jual tu rumah rumah dengan harga yang tinggi. Hahahaha" tawa Vinka menyeramkan.

Dibalik pohon besar, tiga sahabat itu bisik bisik setelah mendengar pernyataan Vinka.

"Tuh, kan bener aku gak boong" kata Safa.

"Wah, kalo begini kompleks kita dalam bahaya nih, yok ah kita kasih tahu sama orang orang" ajak Fifa.

"Iya, ayo ayo" Lifa menyahuti.

Mereka bertiga pun meninggalkan tempat itu dan berusaha memberi tahu orang orang. Namun tak ada satu pun yang percaya, bahkan ketua RW sekalipun.

"Eh, gimana dong nih,,gak ada yang percaya" keluh Safa.

"Iya nih sama" timpal Fifa.

"Negatif juga" sahut Lifa.

Saat itu mereka tengah berada di pos kampling dekat rumah Fifa. Mereka tak menyadari bila hari telah sore dan sebentar lagi malam pun tiba.

"Eh eh eh ternyata kalian disini toh" seseorang muncul dari arah gang cempaka. Oh ternyata itu adalah bu Yuli, ibunya Safa.

"Eh, mama" Safa cengengesan.

"Pulang sana, udah sore lho, ntar dicariin sama orang tua kalian" perintah bu Yuli.

"Ah, iya iya iya" sejenak kemudian ketiga sahabat itu pun pulang ke rumah masing masing.

The Girls of SuperheroTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang