FORMULIR

15 2 0
                                    

Hari ini rere sampai di sekolahnya lebih pagi. Entah dia kemarin tidurnya cukup malam dan sangat nyenyak tetapi bangunnya lebih pagi dari biasanya. Rere melangkahkan kakinya menuju kelasnya dengan melewati koridor hingga akhirnya rere sampai di kelasnya dan langsung duduk di bangkunya. Di kelas kini masih ada 3 orang anak saja yang sudah datang termasuk rere. Rere memilih untuk mengambil buku novel yang ada di tasnya dan mulai membacanya untuk mengusir rasa bosan yang tengah melandanya saat ini.

Saat rere fokus membaca tiba – tiba karin datang dengan melempar tasnya ke atas meja dan langsung duduk dengan raut muka yang di tekuk ibarat kata seperti pakaian yang belum di setrika jadi kusut. Rere yang melihat karin langsung menutup buku novelnya dan bertanya pada karin.

“Lo kenapa rin? Masih pagi muka udah di tekuk aja” tanya rere.

Karin yang mendengar pertanyaan rere langsung menjawab tetapi mukanya tetap melihat ke depan “Gue kesel re” jawab karin.

“Kesel kenapa?” tanya rere.

“Itu ketos kampret” ucap karin masih dengan muka dan pandangan ke depan.

Jujur meskipun rere sekolah disini udah satu tahun lebih tapi tetap saja rere tidak tau nama ketosnya itu. Bagaimana dengan muka ketosnya itu pun rere tidak tau, karena saat kelas 10 rere memang terlalu fokus pada dirinya yang dilakukan saat kelas 10 yaitu berangkat sekolah, kantin, perpus, pulang sekolah begitu terus. Namun saat rere menginjak kelas 11 banyak perubahan dari diri rere, yang tadinya rere pendiam kini rere jadi aktif berbicara, yang tadinya rere ansos kini rere jadi tau gosip – gosip di sekolahnya dari karin, bahkan rere berminat untuk ikut osis di sekolahnya.

“Ketos?” tanya rere sekali lagi.

“Iya. Kevin si ketos kampret itu” jawab karin tanpa menggunakan kata kak.

“Kenapa emang?” tanya rere.

Kini karin menarik nafasnya lalu menghembuskannya pelan – pelan untuk merilekskan amarahnya itu lalu menoleh ke arah rere “Gini ya re gimana gue gak kesel coba? Kan tadi gue enak – enak jalan, lah pas di belok-an koridor sana dia nabrak gue eh bukannya minta maaf malah dia nyerocos nyalahin gue” jelas karin.

-Flashback On-

Kini kevin berangkat sekolah bersama reyhan, mereka mengendarai sepeda motor milik reyhan. Sesampainya di sekolah, mereka memang tidak terlambat. Namun saat mereka baru sampai di parkiran sekolah, kevin langsung  turun dari motor dan langsung melangkahkan kakinya dengan sedikit cepat untuk menuju ruang osis.

Setelah kevin sampai di depan ruang osis ternyata sudah banyak siswa yang menunggu karena ingin mengambil formulir pendaftaran osis dan termasuk ada 2 anggota osis lainnya juga yang menunggu, kenapa 2 anggota itu tidak masuk ke ruang osis dan malah menunggu di luar? Karena ruang osis dikunci dan yang memegang kuncinya hanya ketua osis saja. Tanpa pikir panjang kevin yang datang langsung membukakan ruang osis yang terkunci itu.

“Kak, formulir pendaftarannya ada di siapa? Soalnya saya gak megang formulirnya” tanya salah satu anggota osis.

Kevin yang mendengar pertanyaan itu dia baru ingat bahwa dia menugaskan luna yang memegang formulir pendaftaran osis. “Luna kelas berapa?” tanya kevin langsung to the point.

“Kelas XI-IPA 3 kak” jawab 2 anggota osis itu dengan kompak.

“Oke kalian tunggu sini aku mau ambil formulirnya dulu di kelas luna” tanpa basa – basi setelah kevin mengucapkan kalimat itu, dia langsung pergi menuju kelas luna.

Kini kevin sudah mengambil formulirnya dari kelas luna dan berniat langsung kembali ke ruang osis dengan berlari. Namun saat di belok-an koridor dia tidak sengaja menabrak karin yang akhirnya formulir yang di pegangnya itu jatuh berserakan.

Early FriendshipTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang