Rere kini sudah sampai di rumahnya. Dan dia melangkahkan kakinya menuju kamar mandi untuk membersihkan diri. Setelah selesai membersihkan diri dia melangkahkan kakinya menuju meja belajar dan mulai mengerjakan tugas – tugas yang di berikan guru di sekolah. Namun saat tengah fokus mengerjakan tugas ada yang mengetuk pintu kamarnya.
‘Tuk – tuk’
“Iya sebentar” sahut rere dari dalam kamar.
Rere menuju ke arah pintu untuk membukakan pintu dan setelah pintunya dibuka ternyata yang mengetuk pintu itu adalah bundanya.
“Bunda, ada apa?” tanya rere.
“Itu sayang di bawah ada yang nyariin kamu” ujar diana sambil tersenyum.
“Hah? Siapa bun” bingung rere sambil mengkerutkan keningnya.
“Cowok waktu itu yang malam – malam nganterin kamu pulang” jelas diana kepada anaknya itu.
“Yaudah bun kalo gitu rere ke bawah dulu ya” ucap rere lalu pergi menuruni anak tangga.
Sambil berjalan rere berusaha mengingat cowok siapa yang mengantarkannya pulang malam – malam. Namun seketika pikirannya tertuju pada 1 cowok, iya karena tidak pernah ada cowok yang datang ke rumahnya selain cowok itu. Rere menduga – duga apa benar cowok itu, rere tidak ambil pusing akhirnya dia memutuskan untuk menuju ke ruang tamu. Setibanya di ruang tamu matanya kini menangkap sosok laki – laki yang sedang duduk menunggu. Ternyata benar dugaan rere bahwa cowok itu adalah reyhan.
“Kak rey, maaf udah nunggu lama ya” ujar rere sambil duduk di kursi ruang tamunya.
“Gak lama kok” jawab reyhan sambil tersenyum ke arah rere.
“Kak rey kesini ada apa?” tanya rere.
“Mau ngajakin lo keluar bentar boleh?” ujar reyhan.
“Gue ijin bunda dulu ya kak” kata rere sambil tersenyum simpul.
“Gak perlu, tadi gue udah ijinin lo ke bunda dan katanya gapapa” jelas reyhan.
Rere yang mendengar itu sempat membelalakkan matanya sebentar karena terkejut, bagaimana tidak? Lelaki di depannya ini benar – benar nekat. Rere hanya tersenyum kepada reyhan lalu bangkit dari duduknya.
“Kalo gitu tunggu bentar ya kak, gue siap – siap dulu” kata rere.
Reyhan hanya merespon dengan tersenyum dan menganggukan kepalanya. Tanpa pikir panjang rere langsung menuju ke kamar untuk mengambil ponselnya dan bercermin sebentar untuk sedikit merapikan tatanan rambutnya. Setelah rere siap dia langsung kembali menuju ruang tamu, sesampainya di ruang tamu rere tersenyum kepada reyhan dan berkata.
“Ayo kak, kita berangkat sekarang” ujar rere sambil tersenyum ke arah reyhan.
“Iya” balas reyhan juga dengan tersenyum kepada rere.
“Bun aku sama kak rey berangkat dulu ya” pamit rere sambil bersaliman kepada diana.
“Iya re, dan kalian jangan pulang malem – malem ya” ujar diana.
“Iya tante” sahut reyhan sambil tersenyum dan bersaliman kepada bunda rere.
Mereka berdua kini dalam perjalanan, di tengah perjalanan tidak ada yang berbicara hanya saling diam dan rere berfikir kemana reyhan akan membawanya pergi? Sedangkan reyhan fokus ke depan dan menyetir. Entahlah rere sendiri juga tidak tau, karena rere tidak mau ambil pusing untuk berfikir kemana reyhan akan membawanya pergi akhirnya rere memutuskan untuk bertanya langsung kepada reyhan.
“Kak kita mau kemana sih?” tanya rere memecah keheningan diantara mereka.
“Hah?” teriak reyhan agak keras sedikit.
KAMU SEDANG MEMBACA
Early Friendship
Teen FictionRere adalah gadis pendiam dan polos di sekolah yang berubah jadi hangat dan ceria semenjak bersahabat dengan karin, berbeda dengan karin yang sikapnya dari dulu memang selalu ceria, bawel, lebay namun sangat pengertian. Namun suatu hari ada murid b...