TENTANG REYHAN

11 2 0
                                    

Laki – laki itu kini tengah menyandarkan tubuhnya pada sofa yang berada di ruang tamu sambil memejamkan matanya. Reyhan atau yang biasa dipanggil rey. Papanya yang bernama Alvin dan mamanya yang bernama Dinda.

Dia bukanlah anak broken home, papanya yang memang sibuk bekerja di luar kota. Dan akan pulang ke rumah sebulan hanya 2 sampai 3 kali saja. Entahlah dia bukan membenci papanya tapi hanya tidak suka dengan sikap papanya yang tidak pernah mau mengerti perasaannya.

Bagi reyhan, dia hanya tinggal berdua dengan mamanya. Kenapa reyhan menganggap begitu? Padahal selama ini papa reyhan akan selalu pulang ke rumah meski sebulan hanya 2 sampai 3 kali saja. Reyhan menganggap begitu karena dari kecil dia lebih banyak waktu bersama mamanya dan dia sudah terbiasa dengan keadaan itu yang membuat reyhan lebih dekat dengan mamanya dibandingkan dengan papanya. Reyhan tidak membenci papanya, tapi reyhan hanya tidak suka dengan sikap papanya. Sikap yang terlalu ambisius dengan pekerjaan hingga sampai – sampai tidak ada waktu untuk keluarganya.

Mama reyhan juga bekerja sebagai direktur di sekolahan SMA Taruna Bangsa. Namun mamanya tidak pernah sampai sesibuk seperti papanya. Mamanya selalu ada waktu untuk reyhan dan mamanya juga selalu ada saat reyhan membutuhkan. Reyhan yang tadinya memejamkan mata kini tiba – tiba membuka matanya karena ada yang memanggilnya.

“Rey” ternyata itu suara kevin. Reyhan menoleh dengan berdehem saja “Hmm”.

“Lo lagi ngapain sih? Gue perhati-in tampang lo kayak orang lagi banyak pikiran? Kenapa lo? Mikirin utang ya?” kata kevin dengan nada mengejek.

“Berisik” jawab reyhan sambil melempar bantal sofa ke arah sahabatnya itu.

“Woles bro gak usah lempar – lempar. Bentar – bentar, wah atau jangan – jangan lo lagi mikirin cewek ya?” tanya kevin yang membuat reyhan membelalakkan matanya.

“Tapi nih ya kalo di pikir – pikir emang ada cewek yang mau sama lo? Lo kan dingin kayak es. Hahaha” ejek kevin lalu tertawa. Reyhan yang melihat kevin cuma membuang nafasnya dengan kasar, karena dari tadi kevin mengejeknya terus.

Ngomong – ngomong soal kevin, dia itu sahabatnya reyhan dari kecil. Bagaimana bisa? Karena rumah mereka jaraknya dekat dan satu perumahan, kalo dibilang sih tetangga kompleks. Mereka bersahabat sejak SD, karena mereka satu sekolah saat SD dan juga satu sekolah saat SMP. Namun saat memasuki SMA, mereka harus terpisah karena reyhan yang memilih untuk melanjutkan pendidikan SMA di bandung sedangkan kevin tetap melanjutkan pendidikan SMA di jakarta.

Kembali lagi soal kevin. Kevin itu orangnya humble, receh, peduli dengan sahabat – sahabatnya, dan juga kevin itu orang yang bisa mencairkan suasana. Dia tau bahwa reyhan memang memiliki sikap yang dingin namun bukan sisi itu yang kevin lihat dari reyhan, tapi sisi lain yang dimiliki reyhan. Iya, reyhan memang dingin tapi sebenarnya reyhan itu memiliki sikap hangat, peduli, penyayang, perhatian dan apalagi reyhan memiliki sisi yang lembut. Semua sisi itu reyhan tunjukkan hanya kepada orang – orang terdekatnya saja, jadi reyhan akan bersikap begitu hanya kepada orang – orang yang dia sayang. Itulah menurut pandangan kevin tentang sahabatnya itu. 

Kevin yang mulai bosan dengan keadaan hening akhirnya membuka mulut dan berbicara. “Lo gak bosen apa diam mulu? Atau jangan – jangan itu mulut lo ada lem-nya ya?” kevin berkata namun matanya tetap fokus memainkan game yang ada di ponselnya.

“Apaan sih lo kev. Mulut lo tuh kebanyakan makan cabe, nyerocos mulu dari tadi” jawab reyhan dengan nada sedikit mengejek tetapi matanya tengah fokus memainkan rubik yang ada di tangannya.

Early FriendshipTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang