Hari pun telah berganti dan matahari telah mengeluarkan cahaya sinarnya di pagi hari. Kini rere sudah sampai di sekolah, kakinya berjalan menuju kelas namun di tengah perjalanannya langkahnya terhenti karena tiba – tiba ada yang merangkulkan tangannya ke leher rere dari samping.
“Hai rere” kata karin dengan nada ceria.“Hmm. Tumbenan lo udah datang sepagi ini?” jawab rere.
“Dih, gue kan anak rajin” kata karina dengan percaya diri. “Iya rajin kalau pas ada tugas doang kan, hahaha” ucap rere dengan nada sedikit mengejek. “Hahaha, tau aja lo re” jawab karin dengan ketawa kecil.
Rere tidak menggubris jawaban yang karin lontarkan itu. Karena sejatinya sahabatnya yang satu ini tidak pernah berubah. Dari dulu sikapnya karin memang begitu.
Akhirnya kini rere dan karin telah sampai di kelasnya. Kini mereka sudah duduk pada bangkunya masing – masing.
Lalu karina sibuk mengeluarkan buku fisika dan kimia dimana mata pelajaran itu ada tugas yang diberikan guru dan harus dikumpulkan hari ini.
“Gue lihat tugas fisika dan kimia dong, gue belum ngerjain nih” kata karin kepada rere. “Nih” ucap rere tanpa basa – basi.
“Ahh makasih rere sayang. Uhh baik deh” jawab karin dengan nada yang di imut – imutkan yang malah membuat rere geli mendengar ucapan karin itu. Dan akhirnya karin sibuk menyalin jawaban dari tugas – tugas itu.
Bukannya rere tidak mau menjawab ucapan karin, tapi karena rere sedang malas berbicara banyak hari ini. Entahlah mungkin saja hari ini rere sedang tidak mood.
Tak terasa jam sudah menunjukkan jam istirahat. Lagi – lagi bel berbunyi, dimana semua siswa akan mengisi perutnya di kantin untuk menghilangkan rasa lapar.
Kini rere hanya berdiam diri di bangku menatap lapangan dari jendela kelasnya, karena kebetulan dia duduk di bangku yang dekat dengan jendela jadi dia bisa melihat arah luar itu dari kelasnya. Tanpa sengaja karin menepuk pundak rere, yang membuat rere spontan untuk menoleh ke karin.
“Re, kantin yuk. Laper nih gue” ajakan karin. “Sekarang?” tanya rere.
“Tahun depan re. Ya sekarang lah rere. Pertanyaan lo gak faedah banget deh” jawab karin dengan nada sedikit kesal.
“Ohh oke” jawab rere singkat, padat dan jelas.
Sesampainya di kantin mereka langsung mencari tempat yang kosong. Setelah mereka menemukan tempat yang kosong dia langsung menghampiri tempat itu.
“Lo mau makan apa re?” tanya karin.
“Mie ayam kayaknya enak deh” jawab rere.
“Oke siap bos. Minumnya apa?” tanya karin lagi.
“Es jeruk aja dah biar seger nih tenggorokan” jawab rere dengan cengiran.
“Oke, lo tunggu sini iya. Gue pesenin dulu” ucap karin lalu pergi untuk membeli pesanan mereka.
Tak lama kini karin kembali dengan membawa makanan dan minuman yang dibantu oleh ibu kantin. Setelah itu aku dan karin langsung melahap makanan yang kita beli untuk menuntaskan rasa lapar. Akhirnya tak lama kemudian aku dan karin telah menghabiskan makanan itu.
Saat hendak kembali menuju kelas aku dan karin tidak sengaja mendengar gosip yang sudah menyebar seantero sekolah ini.
“Ehh lo tau gak?” kata karin.
“Tau apaan?” jawab rere.
“Denger – denger sih sekolah kita kedatangan murid baru. Katanya lagi sih, murid barunya itu ganteng, putih, tinggi, anak dari pemilik sekolah ini, ehmm perfect deh pokoknya” jelas karin panjang lebar pada rere.
KAMU SEDANG MEMBACA
Early Friendship
Teen FictionRere adalah gadis pendiam dan polos di sekolah yang berubah jadi hangat dan ceria semenjak bersahabat dengan karin, berbeda dengan karin yang sikapnya dari dulu memang selalu ceria, bawel, lebay namun sangat pengertian. Namun suatu hari ada murid b...