Sasuke terbaring di atas bangsal rumah sakit, para perawat mendorong bangsal itu menuju ruangan IGD. Dan Sasuke menghilang di balik pintu IGD sementara Sakura terduduk lemas di sana.
"Sasuke," ucap Sakura yang kemudian jatuh pingsan. Suho dan Sakka yang melihat sang mama tiba-tiba jatuh pingsan pun kian panik dan menangis kencang, dalam satu hari anak kembar tak identik itu mendapatkan guncangan mental yang begitu besar.
Sakura akhirnya juga dirawat, ia mengalami syok berat karena kejadian itu. Karin menjaga Sakura sementara Mikoto menunggu Sasuke yang dioperasi. Operasi itu sudah berlangsung berjam-jam namun belum juga selesai.
Suho dan Sakka muncul, berdiri tak jauh dari tempat Mikoto duduk. Dalam diam mereka menatap pintu IGD yang masih tertutup. Keduanya benar-benar tak bergerak sama sekali dari sana seolah menjadi patung, menunggu pintu IGD itu terbuka dan memunculkan sosok sang papa.
Beberapa orang berjas hitam pun muncul, mereka adalah bodyguard Sakura yang Karin panggil untuk berjaga di depan ruangan rawat Sakura. Membuat Karin bisa pergi menghampiri Suho dan Sakka.
"Suho, Sakka ayo pulang," ucap Karin lembut namun Suho dan Sakka masih tak bergerak juga, wajah keduanya sudah pucat karena sejak pagi tak makan sama sekali. Kondisi itu membuat Karin merasa hatinya teriris. Karin tahu apa yang Suho dan Sakka alami hari ini benar-benar membuat mereka terguncang, mereka masih belum mengerti apa yang terjadi hari ini.
"Suho, Sakka ayo pulang. Bibi mohon sekali, atau setidaknya kalian harus makan," ucap Karin memohon dengan wajah sendunya.
"Jika kami pergi, kami tak akan tahu Papa pergi kemana lagi Bibi. Kami bertemu Papa, harus bersama Papa, Papa tak boleh pergi jauh lagi. Suho lelah menunggu Papa pulang lagi, kali ini Suho tak akan membiarkan Papa pergi lagi. Papa harus bersama Mama," ucap Suho membuat tangis Karin pecah.
Pintu ruang IGD itu pun terbuka menampilkan sosok seorang dokter membuat Suho dan Sakka segera berlari, mereka berusaha masuk ke dalam ruangan IGD untuk menemui Sasuke namun para perawat menahannya.
"Bagaimana keadaannya?" tanya Mikoto lemas, wajahnya nampak benar-benar menyiratkan kekhawatiran.
"Operasinya berjalan sukses, beruntung pelurunya tak menembus paru-parunya, sedikit lagi saja maka pasien tak akan selamat. Tapi sekarang kita bisa bernafas lega, saat ini pasien belum bisa dijenguk," jelas dokter itu membuat Mikoto kembali menangis.
Mikoto merasa bersyukur mendengar kabar putranya yang baik-baik saja, ia berterimakasih kepada tuhan yang masih baik kepadanya walaupun ia orang jahat.
Sasuke pun dipindahkan ke ruang ICU untuk perawatan lebih lanjut dan lagi-lagi Suho dan Sakka menunggunya. Karin masih bersama mereka dengan rasa khawatir pada kedua putra Sasuke dan Sakura itu. Meskipun Suho dan Sakka bukan putranya tapi Karin menyayangi mereka seperti anak sendiri.
Sakka nampak menyentuh kepalanya, tubuhnya sudah lemas. Pada akhirnya Karin berhasil membawa mereka pulang tepat tengah malam, meninggalkan Mikoto yang masih ada di sana.
Mikoto memutuskan untuk mengecek keadaan Sakura. Mikoto duduk di samping bangsal rumah sakit yang Sakura tempati. Dilihatnya wajah cantik Sakura yang masih belum sadarkan diri. Melihat wajah Sakura membuat Mikoto teringat kembali semua kejahatannya pada wanita itu. Mikoto merasa dirinya adalah orang paling jahat di dunia ini. Ia sudah memisahkan putranya dengan Sakura yang mencintai putranya begitu tulus, membiarkan putranya menikah dengan wanita selicik Hinata yang ternyata hamil anak orang lain.
Dulu dengan bodohnya Mikoto percaya jika Hinata hamil anak Sasuke, berpikir akhirnya ia mendapatkan seorang cucu. Membiarkan Hinata melakukan segalanya termasuk menyusul Sasuke dan Sakura yang melarikan diri dan menikah di sebuah Gereja, membiarkan Hinata merusak pernikahan sekaligus kebahagiaan Sasuke.
Dan yang lebih membuat Mikoto merasa bersalah adalah ia mengancam Sasuke akan membunuh Sakura jika Sasuke menolak menikah dengan Hinata. Ya, itu belum seberapa jika ditambah dengan segala hinaan dan cacian yang pernah ia berikan kepada Sakura.
"Maaf," ucap Mikoto pelan dan saat itu juga akhirnya Sakura sadarkan diri. Sakura menatap Mikoto yang menangis.
"Nyo-" "Sakura....!" ucap Mikoto memotong ucapan Sakura sambil memeluk tubuh Sakura yang nampak begitu kaget.
"Maafkan aku," ucapnya dengan segala penyesalan di hatinya.
"Iya," Hanya satu kata itu yang Sakura ucapkan untuk menjawab ucapan Mikoto. Satu kata yang sudah mewakili semua perasaannya, ia memaafkan semua perbuatan Mikoto sekalipun wanita itu begitu jahat kepadanya.
Mikoto akhirnya melepaskan pelukannya, menatap wajah Sakura dengan tatapan tulusnya. Sakura hanya terdiam melihat segala ketulusan Mikoto hari ini, ia tahu wanita itu sebenarnya orang baik.
"Bolehkah aku menemui Sasuke?" tanya Sakura dibalas anggukan kecil oleh Mikoto.
Sakura pun turun dari bangsal dibantu oleh Mikoto, dengan bantuan Mikoto akhirnya Sakura tiba di depan ruang ICU Sasuke yang terdapat kaca besar di sana, membuat ia bisa melihat Sasuke terbaring lemas dengan begitu banyak selang yang menancap pada tubuhnya.
Sakura tak kuasa melihatnya, ia menutup mulutnya dengan telapak tangannya dan hampir terduduk lemas jika bukan karena Mikoto yang segera menahan tubuhnya.
"Semua akan baik-baik saja," ucap Mikoto berusaha menenangkan Sakura padahal ia sendiri belum bisa tenang, ia sama khawatirnya dengan Sakura. Putranya terbaring di sana tak sadarkan diri.
"Sasuke," ucap Sakura menyentuh kaca ruangan itu, menatap Sasuke dengan tatapan berkaca-kaca.
Sakura pun menunggu Sasuke semalaman di kursi tunggu di depan ruang ICU, ia tak tidur semalaman dan terus berdoa demi kesembuhan Sasuke sementara Mikoto tertidur di sana karena begitu lelah. Sampai pagi harinya Sasuke masih belum bangun.
Pagi-pagi sekali Suho dan Sakka datang bersama Karin sementara Gaara masih sibuk mengurus Toneri yang berhasil ia tangkap.
"Sakka tidak mau sekolah, mau menunggu Papa sadar," ucap Sakka ketika Karin mengajaknya pergi karena mereka harus sekolah.
"Suho juga mau menunggu Papa," ucap Suho, ia juga tak ingin pergi ke sekolah.
"Suho, Sakka," panggil Sakura lembut membuat Suho dan Sakka menatapnya.
"Mah, Papa mah," ucap Sakka menggoyangkannya lengan Sakura sambil menunjuk ruang ICU Sasuke dirawat.
"Iya, itu Papa kalian. Papa tadi sudah bangun tapi karena mengantuk Papa tidur lagi. Kata Papa dia akan bangun kalau Suho dan Sakka rajin sekolah," bohong Sakura membuat Suho dan Sakka terdiam.
"Kalian pergi ke sekolah ya?" pinta Sakura membuat Suho dan Sakka saling pandang.
"Iya Mah," ucap keduanya patuh.
Setelah menerima kecupan di kening akhirnya Suho dan Sakka pergi bersama Karin yang akan mengantar mereka ke sekolah.
"Sasuke, tidakkah Kau melihatnya? Putramu menunggumu maka dari itu bangunlah. Kami semua menunggumu," ucap Sakura menatap Sasuke yang masih terbaring di dalam ruang ICU.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Still Love You
FanfictionSasuke dan Sakura dua orang yang saling mencintai namun harus dipisahkan karena kelicikan Hinata yang mengaku hamil anak Sasuke sementara Sakura juga tengah mengandung anak Sasuke kala itu. Pernikahan Sasuke dan Hinata pun memberikan luka yang begi...