Sakka dan Suho nampak berjalan bergandengan tangan dengan Suho yang nampak membawa sebuah paper bag kecil di tangannya.
"Apa menurutmu Mama akan menyukai Cupcake ini Kakak?" tanya Sakka sambil menatap wajah Kakaknya.
"Tentu saja Mama akan menyukainya adik karena kita yang membelinya," ucap Suho dengan yakin membuat mata Sakka nampak berbinar senang.
Sehabis pulang sekolah mereka sengaja membeli cupcake yang jaraknya lumayan jauh dari sekolah mereka untuk Sakura. Mereka tahu Mama mereka itu sedang punya masalah dan mereka ingin memberi cupcake agar Mama mereka itu merasa senang.
"Adik ayo kita jalan itu saja agar cepat sampai," ucap Suho sambil menunjuk sebuah gang kecil.
"Ayo" Ajak Sakka dengan penuh semangat sambil mengayunkan tangannya dan tangan sang Kakak. Mereka pun berjalan memasuki gang itu dan malah dibuat kaget, mereka melihat ada seorang pria berambut hitam panjang nampak tengah dipukuli oleh seorang pria berbaju serba hitam.
"Astaga, kita harus menolong orang itu adik," ucap Suho yang nampak panik.
"Cari sesuatu," ucap Sakka ikutan panik sambil melihat kesekeliling. Sakka nampak tersenyum seneng ketika ia melihat sebuah batu yang lumayan besar di tanah.
"Kakak," panggil Sakka sambil menunjuk batu itu membuat Suho mengangguk pelan. Suho pun menatap kotak sampah berukuran besar yang berada tepat di belakang orang yang tengah memukuli pria berambut hitam panjang itu.
"Ayo kita bawa kesana," ucap Suho menunjuk ke arah kotak sampah berukuran besar itu. Suho pun meletakan paper bagnya lalu ikutan membantu Sakka mengangkat batu yang lumayan besar itu.
Pria berbaju serba hitam itu terus saja memukuli pria berambut hitam panjang tanpa ampun. Pria berambut panjang itu melebarkan matanya ketika pria berbaju hitam itu jatuh tergeletak setelah menerima timpukan batu pada leher bagian belakangnya.
"Yeayyy....!!" Suho dan Sakka bersorak senang secara bersamaan sambil melompat-lompat. Pria berambut hitam panjang itu masih syok dan tak bisa mencerna apa yang terjadi, mungkinkah ia baru saja diselamatkan oleh anak kecil? Suho dan Sakka turun dari kotak sampah berukuran besar itu hingga Suho berlarian mengambil paper bagnya lalu kembali menghampiri Pria berambut hitam panjang itu dan Sakka.
"Paman ayo pergi sebelum ia sadar," ucap Suho menarik-narik tangan pria berambut hitam panjang itu. Pria berambut hitam panjang itu nampak sedikit meringis, wajahnya penuh lebam dan luka bahkan tubuhnya terasa remuk namun ia tetap berusaha berdiri dan pasrah dibawa oleh dua bocah kembar itu. Suho dan Sakka membawa pria berambut panjang itu kesebuah taman yang tak jauh dari sekolah mereka lalu mendudukannya di bangku taman.
"Tunggulah sebentar Paman kami akan belikan es batu dan obat merah serta kapas," ucap Suho membuat pria itu mengeluarkan dompetnya.
"Tak perlu paman, kami punya uang," ucap Sakka sambil memperlihatkan isi dompetnya yang sukses membuat pria itu melongo.
Sakka dan Suho pun pergi meninggalkan pria itu sendiri sambil meringis merasakan sakit di sekujur tubuhnya dengan perasaan bingung. Ia merasa bingung karena bertemu dengan Suho dan Sakka yang masih anak-anak tapi seperti orang dewasa.
"Awww...!" Pria itu meringis ketika tiba-tiba Suho menempelkan es batu di luka lebamnya. Ternyata bocah kembar itu sudah kembali dengan sangat cepat lalu mulai mengobati luka pria itu.
"Bagaimana cara kalian bisa tahu cara mengobati seseorang?" tanya pria itu sambil sedikit meringis.
"Aku dan adikku sering terluka jadi Mama mengajarkan kami cara mengobati luka," jelas Suho membuat pria itu mengangguk pelan.
"Terimakasih sudah membantuku, aku sempat tak percaya ketika tahu kalian yang menyelamatkanku. Ahh ya namaku Itachi" Ucap pria itu mengucapkan terimakasih seraya memperkenalkan dirinya sebagai Itachi.
"Nah selesai!" ucap Sakka ketika ia selesai memasang plaster terakhir di wajah Itachi.
"Sebaiknya setelah ini Kau ke rumah sakit Paman, mungkin ada tulangmu yang patah, kita tidak pernah tahu," saran Suho membuat Itachi mengangguk pelan. Itachi nampak tertenguh, ia baru menyadari bahwa wajah kedua bocah kembar itu nampak sangat mirip dengan adiknya.
"Paman kenapa menatap kami seperti itu?" tanya Sakka dengan wajah bingungnya.
"Ah tidak paman hanya baru menyadari kalian ini kembar," ucap Itachi membuat Suho dan Sakka nampak tersenyum senang.
"Tentu saja," ucap keduanya kompak membuat Itachi nampak tersenyum.
"Ah kami belum memperkenalkan diri, Namaku Suho dan ini adikku Sakka," ucap Suho sambil menyentuh bahu Sakka.
"Senang bertemu kalian, sekali lagi terimakasih," ucap Itachi sambil mengelus pucuk kepala keduanya secara bergantian.
"Ohh tidak, kita harus segera pulang Kakak," ucap Sakka sambil mengoyangkan lengan Suho.
"Kau benar adik, kalau begitu kami pemisi Paman. Jaga dirimu karena pahlawan seperti kami tak datang setiap kali Kau berada dalam bahaya, sampai jumpa!" ucap Suho sambil mengandengan tangan Sakka berlarian tanpa lupa membawa paper bagnya.
"Mereka itu anak baik," guman Itachi sambil menyentuh perutnya yang terasa sakit.
###
Sakura nampak sedikit terkejut namun segera ia tutupi ketika ia tak sengaja bertemu dengan Mikoto di salah satu caffe di jam makan siang
"Sakura, bisa kita bicara sebentar?" tanya Mikoto dengan nada yang terkesan ramah. Sakura sedikit mengerutkan keningnya ketika ia menyadari perubahan intonasi bicara Mikoto namun ia tak ingin berpikir yang tidak-tidak. Sakura nampak mengiyakan tawaran ajakan bicara dari Mikoto karena tak mungkin ia menolak ajakan baik-baik seperti itu.
"Begini, sejujurnya aku sangat menyesal pada apa yang terjadi di masa lalu. Aku tahu aku sangat bersalah tapi kali ini aku mohon padamu, bantu Sasuke memulihkan ingatannya. Aku tak tahu harus apa lagi, begitu banyak masalah yang menimpah keluargaku," ucap Mikoto memohon dengan wajah sayu dan kerapuhannya.
Sakura sempat tak percaya melihat Mikoto yang begitu rapuh di hadapannya bahkan nampak memohon kepadanya membuat ia teringat bahwa ia dulu juga pernah memohon seperti itu. Dulu Sakura pernah memohon kepada Mikoto agar merestui hubungannya dengan Sasuke dan membatalkan perjodohan Sasuke dan Hinata tapi Mikoto menolaknya dan malah mencaci makinya. Bagaimana jika Sakura melakukan hal yang sama? Menolak permohonan Mikoto dan mencaci maki wanita paruh baya itu sebagai balas dendam? Sayangnya Sakura tak bisa melakukan hal itu, ia bukan orang jahat yang bisa dengan mudah merendahkan harga diri orang lain. Sakura akan membantu Sasuke untuk memulihkan ingatan pria itu tapi bagaimana dengan Hinata?
"Aku akan membantu," ucap Sakura dengan suara yang terdengar pelan namun cukup membuat senyum Mikoto mengembang. Entah ini adalah sebuah keputusan yang terbaik atau bukan, Sakura tak yakin namun Sakura tak bisa menepis bahwa ia peduli pada keadaan Sasuke saat ini. Biarlah ia dianggap orang jahat, tak apa, yang terpenting ia bisa membantu Sasuke, orang yang masih ia cintai hingga detik ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Still Love You
FanfictionSasuke dan Sakura dua orang yang saling mencintai namun harus dipisahkan karena kelicikan Hinata yang mengaku hamil anak Sasuke sementara Sakura juga tengah mengandung anak Sasuke kala itu. Pernikahan Sasuke dan Hinata pun memberikan luka yang begi...