Part 16

9.6K 639 88
                                    

Suho dan Sakka berjalan berdampingan, dari kejauhan mereka sudah melihat sosok Gaara di depan gerbang sekolah, pria itu datang untuk menjemput mereka seperti biasanya tapi Suho dan Sakka tak ingin pulang ke rumah. Beberapa hari sudah berlalu, mereka tak pernah bertemu Sasuke lagi, mereka ingin ke rumah sakit namun Gaara melarang. Suho dan Sakka terlalu khawatir pada papa mereka, mereka takut akan kehilangan papa mereka lagi.

"Kakak, bagaimana ini?" tanya Sakka menghentikan langkah kakinya, bocah dengan surai hitam kelam yang mencuat bak bokong ayam itu sibuk menarik ujung lengan baju sekolah yang Suho kenakan.

"Bagaimana ya?" ucap Suho bingung sendiri, ia menggaruk tengkuknya sendiri sambil memikirkan cara untuk kabur.

Sejujurnya mereka bisa saja menyelinap diantara teman-teman mereka yang tengah berjalan keluar gerbang sekolah, suasananya memegang terbilang ramai, belum lagi para orang tua juga ada di sana namun sayangnya rambut Suho terlalu mencolok, di dalam satu sekolah itu hanya ia yang punya rambut merah muda jadi Gaara akan dengan mudah menemukannya.

"Teman," panggil Suho membuat tiga orang anak perempuan segera menoleh, wajah mereka nampak merona memperhatikan Suho dan Sakka yang tampan seusia mereka.

"Maaf Suho, ibuku sudah menjemput jadi kita tidak bisa pulang bersama," ucap salah seorang anak perempuan sambil menyatukan jari telunjuk tangan kanan dan kirinya malu-malu. Suho melongo melihatnya sementara Sakka berdidik ngeri melihatnya.

"Ahh jangan membuatku berada pada pilihan sulit Suho, aku suka adikmu tapi kamu juga tampan, bagaimana ini?" ucap anak perempuan lainnya dengan wajah merah sambil menangkupkan wajahnya.

"Maaf tap-" "Suho, aku rela diculik olehmu kya...!!" ucap anak perempuan satunya lagi dengan jeritan memotong ucapan Suho.

"Maaf tapi aku hanya ingin minta bantuan?" ucap Suho canggung, dipertahankannya senyum manis bak malaikat yang diturunkan oleh Sakura sementara Sakka menampilkan ekspresi judes khas Sasuke.

"Bantuan apa? Kami pasti membantu My Prince," ucap anak perempuan itu genit dengan satu kedipan mata.

"Itu... kalian lihat paman dengan rambut merah itu?" ucap Suho sambil menunjuk Gaara membuat tiga anak perempuan itu menoleh.

"Bisakah kalian mengatakan padanya bahwa aku dan adikku ada di kedai es krim dekat taman?" ucap Suho membuat tiga anak perempuan itu mengangguk.

Usai mengucapkan terimakasih tiga anak perempuan itu segera pergi, mereka nampak menghampiri Gaara dan mulai bicara. Gaara nampak kaget lalu buru-buru masuk ke dalam mobilnya. Sakka yang melihat Gaara telah pergi pun segera menoleh ke arah Suho sambil mengacungkan jempolnya.

"Kakak memang yang terbaik," ucap Sakka membuat Suho berdehem sombong.

"Tapi bagaimana cara kita ke rumah sakit kak?" tanya Sakka membuat Suho berpikir, pertanyaan itu ada benarnya.

Suho kembali tersenyum, mengeluarkan kartu kredit milik Gaara dari saku celananya. Luar biasa memang dua bocah kembar itu, tak ada hentinya mencuri kartu kredit Gaara. Memang sudah terlatih sejak dini.

"Ayo," ucap Suho mengandeng tangan Sakka untuk pergi naik taksi ke rumah sakit.

Mereka pun tiba dengan selamat di rumah sakit, dengan langkah kaki girang mereka memasuki rumah sakit. Berpikir jika mungkin saja papa mereka telah di pindah kamar, Suho dan Sakka memutuskan untuk bertanya pada resepsionis.

"Suster, dimana kamar Papa?" tanya polos Sakka seolah seluruh dunia tahu bahwa dia adalah anak Uchiha Sasuke.

"Nama papa adik-adik ini siapa?" tanya resepsionis itu ramah, ia nampak tersenyum gemas melihat Suho dan Sakka.

I Still Love You Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang