Sasuke melangkahkan kakinya dengan santai memasuki rumahnya bersama sang Ibu. Pria itu memang sudah diperbolehkan pulang karena ia yang memang tak terlalu suka berada di rumah sakit.
"Papa!!!" Seorang anak kecil berlarian memeluk kaki Sasuke, Sasuke nampak berdecak kesal lalu mendorong anak kecil yang tak lain adalah Hanako.
"Sasuke?! Apa yang Kau lakukan hah?!!" Hinata membentaknya membuat Sasuke kembali berdecak kesal.
"Ibu kenapa perempuan ini ada di rumah kita? Dia benar-benar menganggu pemandangan,” ucap Sasuke dengan gaya remehnya.
"Dia pembantu baru,” sahut Mikoto dengan gaya santainya membuat Hinata melebarkan matanya.
"Heh? Pembantu? Kalau begitu jaga sikapmu jika Kau masih mau bekerja disini,” ucap Sasuke sinis lalu menabrak bahu Hinata ketika ia melewati wanita itu.
"Ibu?!! Apa-apaan ini!! Pembantu? Hah?!,” ucap Hinata yang nampak tak percaya atas ucapan mertuanya itu.
"Jika Kau masih mau tinggal di sini maka Kau harus menerima hal itu Hinata,” ucap Mikoto membuat Hinata mengepalkan tangannya.
Mikoto berlalu melewati tubuh Hinata yang kini hanya bisa mengeram rendah, merasa marah karena rasa hormatnya di dalam rumah megah itu telah berkurang.
"Mama,” panggil Hanako dengan mata yang nampak berkaca-kaca.
"Ohh sayang, Kau baik-baik saja?” tanya Hinata seraya membantu sang anak berdiri.
"Mama kenapa Papa selalu seperti itu Mama? Apa Papa tidak sayang Hana Mama?” tanya Hanako yang memang selalu diperlakukan seperti itu oleh Sasuke. Sejak Hanako lahir atau bahkan sebelum Hanako lahir, Sasuke tak pernah peduli karena ia tak merasa bahwa Hanako adalah putrinya.
Sementara itu Sasuke merebahkan dirinya di kasurnya setelah ia selesai membersihkan dirinya.
"Ohh aku baru ingat, aku sudah lama tidak menulis diary,” ucap Sasuke yang langsung mendudukkan dirinya.
"Sepertinya aku harus menulis mulai dari hari kecelakaanku,” ucap Sasuke seraya berjalan menghampiri sebuah meja belajar yang berada di kamarnya.
Sasuke mengambil sebuah buku hitam kecil hingga keningnya berkerut ketika ia melihat sebuah kertas yang menempel tepat di atas buku itu dengan tulisan 'Halaman 27'.
"Seingatku, aku tak pernah menulis ini,” ucap Sasuke berusaha mengingat-ingat.
"Ah tapi jika aku memang menulisnya itu artinya ini penting. Baiklah, aku akan membuka halaman 27,” ucap Sasuke yang langsung membuka halaman ke-27.
Uchiha Sasuke Diary....
Hari ini aku kembali dibuat terpanah dengan betapa cantiknya rupa seorang bidadari yang Tuhan hadiahkan kepadaku, seorang bidadari yang telah lama mengisi hati ini. Dia nampak sangat cantik dengan balutan gaun putih itu, wajahnya yang tertutup sebuah tudung putih transparan tak menghalangiku untuk melihat senyum bahagia dan rona merah menggemaskan di pipinya. Aku tak kuasa menahan senyumku, kenyataan wanita bersurai merah muda itu akan segera resmi menjadi wanitaku.
Suara gaduh membuat senyumku memudar, lebih dari 30 orang berbaju hitam memasuki geraja dan memporak-porandakan acara pernikahanku dengan Sakuraku. Orang-orang berusaha menyeretku namun aku tetap memberontak hingga tak sengaja mataku menatap sosok wanita yang paling kubenci, Hyuga Hinata berdiri dengan angkuhnya. Aku berteriak memakinya meminta ia menyuruh orang-orangnya melepaskan Sakura yang terus memberontak dalam cengkeraman orang-orang suruhannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Still Love You
FanfictionSasuke dan Sakura dua orang yang saling mencintai namun harus dipisahkan karena kelicikan Hinata yang mengaku hamil anak Sasuke sementara Sakura juga tengah mengandung anak Sasuke kala itu. Pernikahan Sasuke dan Hinata pun memberikan luka yang begi...