1. Wellcome New York - Miller Family

145 17 2
                                    

New York, setelah 10 tahun lebih Keyla meninggalkan kota ini, akhirnya Keyla menginjakkan kembali kakinya ditanah kelahirannya karena ia mendapat kabar bahwa sang Ayah telah berpulang kepada sang pencipta setelah melawan penyakitnya selama 1 tahun.

Dikediaman keluarga Miller, dimana Keyla sedang menangisi jasad sang ayah yang telah meninggalkannya ditemani oleh ketiga anaknya, Jay, Tyler dan Winxel.

Para kerabat dan relasi sang ayah juga menjenguk dan memberikan bela sungkawa kepada Keyla dan ketiga anaknya.

"Keyla." Teguran seseorang membuat dirinya mendongakan kepalanya.

'Alvaro.' Gumam Keyla melihat Alvaro yang baru saja datang kekediamannya dengan gagah disertai wajah tampannya yang tidak pernah luntur meski usia mereka tak lagi muda.

Perlahan Alvaro mendekati Keyla yang sedang duduk disamping jasad sang ayah. Sampai pada akhirnya langkahnya terhenti karena hadangan seorang anak muda yang menarik paksa Keyla agar duduk ditengah dirinya dan temannya, mungkin.

Akhirnya Alvaro memilih mengalah, ia tidak mau membuat keributan ditengah jasad sang mertua, menurutnya. Ah, memang mertua karena Alvaro yang belum menandatangani surat perceraian yang Keyla kasih 10 tahun silam.

---

"Daddy, istirahatlah yang tenang. Keyla akan kuat disini. Temuilah mommy, sampaikan salam dan rasa sayang dari Keyla." Pesan Keyla diatas gundukan tanah dan batu nisan sang daddy.

"Mom, ayo pulang." Ajak Tyler pasalnya hari semakin terik.

Dengan langkah perlahan Keyla beranjak dan mulai meninggalkan area pemakaman.

"Keyla, bolehkah kita bicara?" Pinta Alvaro kepada Keyla yang ingin masuk kedalam mobil.

"Tidak!" Bukan Keyla yang menjawab, melainkan Tyler yang sedang memasang badannya.

"Daddy." Cicit Winxel ketika ia melihat sang ayah yang sangat dia rindukan, dia dambakan dan sangat ia tunggu.

"Kau tidak ada hak untuk melarangku bertemu dengan istriku!" Sarkas Alvaro kepada anak muda yang belum ia ketahui bahwa itu anaknya.

Tyler terkekeh. "Apakah kau benar-benar melupakan kami, daddy?" Remeh Tyler dengan menyungguikan senyumannya seraya menekan kata daddy dengan ejekan.

Perkataan Tyler sukses membuat Alvaro membatu. "Anak--ku!" Ucap Alvaro dengan terbata.

"Daddy!" Pekik Winxel yang langsung berhambur memeluk Alvaro yang sedang mematung.

Winxel memeluk Alvaro dengan sangat erat, seakan dirinya tak mau ditinggalkan oleh ayahnya yang sangat ia tunggu. "Daddy, ini Winxel. Daddy ken---napa tidak mencari Winxel?" Tanya Winxel dengan terbata karena air matanya yang terus mengalir dikarenakan dirinya yang sangat rindu dengan Alvaro.

Tyler yang melihat itu tidak tinggal diam, ia segera melepaskan pelukkan Winxel dari seseorang yang amat sangat ia benci.

"Winxel! Masuk!" Titah Tyler dengan penuh penekanan dan tidak ada penolakan.

Dengan langkah berat, Winxel masuk kedalam mobil. "Jay, bawa Mommy!" Titah Tyler.

Jay mengangguk, menuntun Keyla masuk kedalam mobil.

"Tyler, anakku." Ujar Alvaro, mendekati Tyler. Ingin menyentuh eajah Tyler namun segera Tyler tepis.

Tyler memandang Alvaro dengan tatapan remeh. "Huh? Anakku? Sejak kapan? Bukankah anakmu itu seorang perempuan? Ah! Bagaimana kabar keluarga kecil-mu serta anak perempuan yang kau dambakan?" Ejek Tyler.

Tyler mendekati Alvaro. "Jangan pernah nampakan wajahmu dihadapan aku dan keluargaku. Aku tidak akan tinggal diam! Ingat itu!" Ancam Tyler lalu masuk kedalam mobilnya. Mengendarai mobilnya diatas kecepatan rata-rata meninggalkan area pemakaman, serta Alvaro yang tengah mematung.

"Kenapa sangat sakit?" Gumam Alvaro, memegangi dadanya yang nyeri karena perkataan anaknya yang begitu membeci dirinya, terlihat bagaimana cara Tyler memandang Alvaro.

---

Sampai dikediaman keluarga Miller, Tyler menggendong tubuh Keyla ala bridal style, mendudukan Keyla diatas sofa ruang keluarga.

"Mommy tidak lumpuh sayang." Peringat Keyla kepada anak keduanya yang sangat amat menjaganya.

"Hanya berjaga mom." Balas Tyler yang sudah duduk dihadapan Keyla.

"Mom, dia daddynya Winxel?" Tanya Winxel. Ralat, lebih tepatnya mencicit karena takut akan pandangan Tyler yang tengah menatapnya tajam.

"Winxel!" Peringat Tyler yang membuat Winxel semakin menundukkan kepalanya.

"Tyler!" Tegur Keyla, memberikan peringatan kepada anak keduanya.

Keyla menghela nafasnya sebelum mendekati anak bungsunya. Keyla mendongakan wajah sang anak agar menatapnya. "Iya, dia daddy yang sangat kau tunggu." Ujar Keyla yang langsung memeluk sang anak.

Pelukan Keyla sukses mengundang tangisan Winxel. "Mommy, kenapa daddy tidak membalas pelukan Winxel? Apa daddy sudah melupakan Winxel? Apa daddy tidak sayang Winxel seperti yang sering dikatakan Tyler?" Pertanyaan bertubi yang dilontarkan Winxel disela tangisan.

Keyla menggeleng. "Tidak sayang. Daddy sangat sayang dan rindu kepada Winxel, dia hanya terkejut karena baru bertemu dengan Winxel setelah 10 tahun lamanya. Tidak mungkin ada orang yang tidak menyukai anak Mommy, apalagi Daddy kamu." Jelas Keyla.

Sedangkan Tyler yang sudah kesal atas pembelaan Keyla pun masuk kedalam kamarnya dengan kasar sampai berbunyi nyaring ketika ia menutup pintu.

"Kenapa Mommy selalu membela lelaki itu?! Apa bagusnya?! Lelaki itu! Aku sangat membencinya! Ia yang sudah membuat mommyku menangis selama 10 tahun! Aku akan membalas perbuatannya!" Tekad Tyler dengan menggepalkan tangannya hingga buku-buku tangannya memutih.

Berbeda dengan Tyler, Jay saat ini sedang merenung dikamarnya. Rindu? Sangat! Jay sangat merindukan daddynya.

Setelah 10 tahun keluarganya berpisah, dengan Alvaro, akhirnya ia bisa bertemu kembali. Jay merasa bersyukur karena sang daddy sehat.

Jay bukannya tidak tau mengenai masalah keluarganya, ia sangat paham. Tapi ia tidak mau keluarganya berpisah. Ia sayang mommynya, namun ia juga sangat sangat kepada daddynya.

"Dad, I miss you!" Gumam Jay yang sedang memegang foto kecilnya bersama sang Mommy yang sedang mengandung Winxel, Daddynya, Tyler serta dirinya.

***

Makan malam tiba, Keyla dan ketiga anaknya sedang duduk dan makan dengan hikmat dimeja makan.

"Mom, kapan kita kembali?" Tanya Tyler disela makannya.

"Kita akan menetap disini sayang." Ucapakan Keyla membuat ketiga anaknya menghentikan makan dan menoleh menatap Keyla dengan pandangan tidak yakin.

"Yes! Aku bisa bertemu daddy!" Pekik Winxel senang, berbeda dengan Tyler yang sedang menahan kesal dan Jay yang terlihat biasa saja.

"Mom, are you kidding?" Tanya Tyler memastikan bahwa ucapan Keyla tidak sungguh-sungguh.

Keyla menggeleng, memberikan surat wasiat dari ayahnya, kakek dari anak-anaknya. "Grand pa mu menyuruh kita untuk tinggal. Kita tidak perlu sembunyi lagi sayang." Ujar Keyla.

"Mom, mommy tau sendiri kalau lelaki itu akan mengambil tindakan hukum untuk merebut hak asuh aku, Jay maupun Winxel! Aku tidak mau tinggal dengan lelaki itu!" Protes Tyler.

"Daddy sayang." Ralat Keyla. Keyla tetap tidak mau anak-anaknya memiliki kebencian terhadap Alvaro. Ia pernah merasakan itu, dan rasanya sangat menyakitkan.

"Mommy tidak akan membiarkan kalian direbut daddy kamu. Kalian tidak usah khawatir, mommy akan melawan apabila daddy-mu berbuat sesuatu." Jelas Keyla.

Tyler mendecak, menaruh sendok dan garpunya dikedua sisi. "Terserah!" Kesal Tyler lalu pergi meninggalkan ruang makan.

Sibling ComplicatedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang