"Daddy!" Pekik Winxel senang ketika melihat Alvaro yang baru saja masuk kedalam rumahnya, diantar oleh maid.
Alvaro tersenyum, membalas pelukan anak bungsunya. Anak yang belum pernah ia lihat. Ah, anaknya sangat tampan, keturunan Keyla memang tidak pernah mengecewakan.
"Daddy! I miss you! Kenapa daddy tidak mencari Winxel? Winxel menunggu daddy! Apakah daddy tidak sayang Winxel? Tyler mengatakan kepada Winxel bahwa daddy orang jahat dan tidak akan pernah mencari Winxel! Tapi Winxel tidak percaya dan terbukti bahwa sekarang Winxel bertemu dengan daddy!" Ucap Winxel panjang lebar, menuntun Alvaro untuk duduk disofa ruang tamu.
Alvaro termenung mendengar penuturan dari mulut anaknya. Tyler berbicara seperti itu? Ah, sepertinya Tyler sangat membenci dirinya. Apa yang harus Alvaro lakukan agar anak keduanya itu tidak membenci dirinya?
"Dad!" Tegur Winxel karena Alvaro tidak meresponnya.
Alvaro mengerjap. "Ah, daddy sangat merindukan-mu. Bukannya daddy tidak mencarimu. Selama 10 tahun daddy mencari-mu sayang. Seluruh dunia daddy sudahcari, namun kalian berhasil menyembunyikan diri dari daddy. Daddy tidak mungkin membenci kalian. Apalagi Winxel, anak Daddy yang belum pernah daddy lihat." Balas Alvaro.
"Syukurlah, Winxel senang bisa bertemu daddy! Daddy akan kembali bersama kita kan?" Tanya Winxel.
"Ah iya, dimana Mommy dan kedua abang-mu? Daddy membawakan hadiah untuk kalian." Tanya Alvaro pasalnya ia tidak melihat Keyla, Jay dan Tyler. Ia hanya melihat Winxel yang tengah bermain game diruang tamu.
"Ah iya! Mommy dan Jay ada. Kalau Tyler sedang keluar. Sebentar, biar Winxel panggilkan." Ujar Winxel lalu pergi untuk memanggil Keyla dan Jay.
Sambil menunggu, Alvaro menjajalkan kakinya untuk menelusuri ruangan yang tidak pernah berubah. Ia melihat 2 buah foto besar yang terpampang di dinding ruang tamu. Disana terpampang foto Keyla dan daddynya dan satu lagi foto ketiga anaknya.
Pantas saja Alvaro tidak pernah diijinkan untuk memasuki kediaman keluarga Miller oleh daddy Keyla. Ternyata ini alasannya.
"Sedang apa kau kesini?" Ujar seseorang yang langsung menyeret Alvaro keluar dari kediaman rumah Miller.
"Tyler, maafkan daddy." Ujar Alvaro penuh penyesalan ketika dirinya sudah berada didepan kediaman rumah Miller.
Tyler terkekeh, menatap Alvaro dengan pandangan remeh. "Maaf? Untuk apa? Memangnya kau siapa kami?" Tanya Tyler yang berhasil menyakiti perasaan Alvaro, lagi.
"Sayang, ini daddy. Daddy kamu." Ujar Alvaro yang ingin memegang tangan Tyler tapi didorong olehnya.
"Daddy-ku sudah meninggal 10 tahun silam." Ujar Tyler dengan tatapan datar, dingin dan menusuk.
"Tyler, maafkan Daddy. Daddy tau daddy salah. Tapi kalian masih tetap anak daddy." Ujar Alvaro yang masih kekeh meminta maaf kepada anak keduanya.
Tyler mendecih. "Tch, bukankah aku sudah bilang bahwa daddy-ku telah meninggal 10 tahun silam. Jangan sok dekat dengan keluarga-ku!" Sarkas Tyler.