Jika anak mereka memulai kehidupannya dengan bersekolah disekolah baru, Keyla juga memulai kehidupannya untuk memegang kembali perusahaan yang diolah daddynya. Bukannya ia tidak punya perusahaan sendiri, ia punya bahkan sekelas dengan perusahaan terkenal didunia milik Alvaro.
Namun saat ini ia harus memegang kendali perusahaan daddynya sesuai wasiat sang daddy.
"Jadi, apa jadwalku hari ini, Uncle?" Tanya Keyla kepada sekertaris kepercayaan daddynya.
"Jadwal anda hari ini adalah meeting bersama Meel coporation mengenai proyek pembangunan mall terbesar di Canada." Jelas Mikael.
"Bila anda belum siap menemui pimpinan perusahaan Meel, anda bisa menyuruh Tuan Salvatore me--"
"Tidak usah, biar aku yang menemuinya." Potong Keyla dengan cepat.
"Tapi Nona, an--"
"Biar aku yang menemuinya Uncle, sampai kapan aku harus menghindarinya?" Ujar Keyla yang membuat paman Mikaelson mengangguk.
"Aku akan mempersiapkan berkas meetingnya." Ujar Mikael, pamit keluar.
Keyla mengatur nafasnya yang terasa sesak, ia segera mengambil obat penenang yang menjadi temannya belakangan ini.
Keyla mempunyai trauma yang disebabkan Alvaro yang saat itu menculik kedua anaknya, mengurung Keyla sebagai sandra. Untung ada Raka yang menemuinya selama 1 minggu Keyla serta anaknya yang menjadi sandra.
Tapi traumanya perlahan hilang karena terapi yang diberikan Raka. Ya, Raka memang selalu membantu dan berada disamping Keyla. Raka juga sempat meminta Keyla menjadi pendamping hidupnya tapi Keyla tolak, Keyla sudah cukup trauma mengenai cinta. Saat ini ia hanya ingin fokus membesarkan ketiga anaknya. Apalagi bila ia mengingat semua ancaman Alvaro.
*toktoktok* suara ketukan pintu membuyarkan lamunan Keyla.
"Nona, semuanya sudah menunggu." Ujar Mikael.
Keyla mengangguk, ia melangkahkan kakinya keluar ruangannya, menuju ruang meeting yang telah disiapkan.
Keyla duduk dibangku utama, disamping Alvaro yang tengah memandangnya saat ini. Bahkan Alvaro tidak pernah mengalihkan perhatiannya dari Keyla.
"Jadi, bagaimana Tuan Meel?" Tanya Keyla setelah orang kepercayaan daddynya menjelaskan tentang rancangan kerjasama mereka.
"Aku setuju." Jawab Alvaro meski ia tidak mengerti apa yang dijelaskan karena dirinya yang sibuk memandangi wajah yang menjadi candu baginya.
Keyla mengangguk mengerti. "Meeting hari ini cukup sampai sini, nanti asisten saya akan mengirimkan semua data yang kita perlukan." Ucap Keyla yang membuat semua karyawannya keluar dari ruangan.
"Bisakah aku berbicara berdua denganmu?" Tanya Alvaro kepada Keyla yang ingin keluar ruangan.
Keyla terhenti, menoleh menatap Alvaro seraya berfikir. "Tentu, temui aku ketika jam makan siang di--"
"Restaurant yang biasa kita kunjungi." Potong Alvaro yang sudah bangun dari duduknya menghampiri Keyla.
"Jangan bilang kau sudah melupakannya." Sambung Alvaro.
Keyla mengyunggingkan senyumnya. "Nyatanya memang aku sudah melupakannya. Semua tentang aku dan kau telah berakhir 10 tahun silam. Semua hal indah sudah tergantikan dengan hal menyakitkan yang kau torehkan kepadaku." Ucap Keyla dengan yakin.
Alvaro menggeleng, ia ingin menyangkal Keyla tapi tidak bisa karena melihat tatapan Keyla yang sangat jujur. "Kau masih mencintaiku Keyla. Kau tidak boleh menyangkalnya.