Prolog

38 9 4
                                    

  "Za! Eza! Dengerin aku!"

Tut Tut Tut.

  Gadis itu berdecak sebal, rasanya ingin sekali ia membanting benda pipih yang ada di dalam genggaman nya.

"Gimana Ay? "Tanya seseorang dari sisi ranjang kasur miliknya.

" Kenapa sih semua cowok itu sulit dimengerti?" Bukannya menjawab ia malah melempar pertanyaan yang memenuhi otaknya.
Ia menghela napas berat mengingat apa yang telah terjadi. Tiga hari cowoknya sulit dihubungi,tiga hari cowoknya menghilang tanpa sebab. Dan sekarang? Dirinya harus mati-matian menahan emosi karena seseorang diseberang telpon sana memintanya agar tidak lagi menghubungi dalam beberapa hari belakangan ini. Nggak masuk akal.
"Alasannya sibuk,sibuk dan sibuk! Nggak punya pemikiran lain apa buat alesan? Nggak kreatif!."makinya.

"Sabar Ayana, kan seenggaknya dia udah kasih jawaban kalo dia lagi sibuk."

"Emangnya sibuk nyampe nggak bisa apa, luangin waktu sedikit buat hubungin gue?"

Dari penglihatannya ia mendapati kalau sahabatnya hanya menggeleng dan sesekali mengendurkan bahu tanda tak tau.

ALYANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang