Bel masuk lima belas menit lagi berbunyi, tubuh rampingnya tidak mempersulit jalannya untuk menaiki anak tangga dan segera sampai kekelasnya.
Ayana Kesya Maudia, ia tahu persis kalau hari ini adalah bagiannya untuk membersihkan kelas. Catat! Waktu sekian tidak cukup baginya untuk__
Ini kelas apa kandang gue sih? Kotor banget elah. Pekiknya dalam hati,mata dan mulutnya membentuk huruf O. Sudah dipastikan ia akan kerja keras pagi ini.Lihat! Papan tulis masih banyak coretan-coretan tak jelas, kursi-kertas berantakan tak tentu alur. kayak hubungan gue. Batinnya.
Tak lupa sobekan-sobekan kertas berceceran yang bisa saja merubahnya menjadi Mama Zola di kartun kesukaannya.Iya berjalan cepat menuju kertas tulisan yang memaparkan struktur, tata tertib dan juga jadwal piket.
"Ayana,Putri,Ahsan,dan...Alan"
Gumamnya pelan setelah ia membaca tulisan pada kertas-kertas yang tertempel papan khusus dikelasnya."WOYYYY PUTRI,AHSAN,ALAN!! WHERE ARE YOU?!!!!" teriaknya kesal.
Tidak ada yang menyahuti. Hanya ada hal mengganjal saja yang membuat fokusnya teralih pada satu titik.
"Lan, nama Lo disebut tuh." Bisik dari salah satu siswa-siswi yang menatapnya sinis.
Ayana melirik kearah sumber suara, meskipun sedikit berbisik tapi itu lebih dari cukup untuk sampai pada pendengarannya. Ia mengambil sapu dengan asal sembari melangkah kearah dua cowok diujung ruangan.
"Mana yang namanya Alan?." Tanya Ayana galak.
Keduanya saling menunjuk membuat Ayana mengernyit dan menatap mereka dengan tatapan menyelidik.
BRAK!!
Ia menggebrak meja dengan gagang sapu yang berada dalam genggamannya.
"Jawab gue mana yang namanya Alan?."
Keduanya menggeleng serempak.. Bulu kuduk gue merinding..Nih Cewek lebih serem dari kuntilanak yang makan bayi kadal. Begitulah dari cara mereka menatap Ayana.
"Lan, ngaku aja deh. Jantung gue main lompat tali nih."
Kena, Ayana tersenyum miring ketika mendengar pernyataan itu. Menatap tajam salah satu dari keduanya sembari berkacak pinggang. Tangannya terangkat menjewer tanpa ampun telinga cowok dihadapannya. "Ini yang namanya Alan? Jadi cowok nggak mau banget sih ngalah,padahal Dateng duluan. Gue telat gara-gara ada urusan."
"Jelaslah cowok nggak mau ngalah. Kalo ngalah terus nanti yang ada populasi suami takut istri tambah banyak."
"Stres!"
Ayana melepaskan tangannya dari telinga Alan, kemudian ia menyerahkan sapunya kepada cowok itu.
"Sapu semua ruangan ini! Jangan sampe ada yang kelewat apalagi tempat duduk gue!.""Terus kerjaan Lo apa?"
"Ngehapus papan tulis lah."
"Nggak adil pea ."
"Yang penting gue kerja.! Nggak usah banyak bacot. Cepet kerjain! Lima menit lagi bel masuk."
🔥🔥🔥
Ayana tampak tak bersemangat menghabiskan semangkong Mie Ayamnya. Ia terus memandangi benda canggih yang layarnya terus menampilkan gambar hitam. Siapa tau Kekasihnya akan menghubunginya sekarang juga tanpa peduli cacing-cacing yang sudah berteriak kelaparan didalam perutnya.
"Ay ngapain sih?" Tanya Ayunda,sahabatnya.
"Nunggu keajaiban dari langit. Takut aja Eza ngubungin gue." Jawabnya Asal.