Dua

586 70 0
                                    

Seorang perempuan yang merupakan makhluk penghisap darah berdiri dengan tangan terlipat di depan dada sambil memperhatikan para monster penghisap darah membabi buta berkeliaran di bawah bangunan yang sedang ia pijak. Monster penghisap darah adalah makhluk yang hampir sama dengan vampir. Hanya saja mereka adalah 'produk gagal' yang tidak pernah bisa mengontrol rasa haus darahnya sehingga akal dan pikiran mereka tertutupi oleh hasrat tersebut. Jadi selama mereka hidup, mereka hanya tahu akan darah, darah, dan darah.

"(Y/N)-sama, seberapa banyak kita harus mengirim para monster itu?" tanya seorang laki-laki di belakangnya.

"Benar. Lihat saja, para manusia di sana sebentar lagi pasti sudah musnah. Hah! Lebih baik mereka untukku saja!" gerutu perempuan berkuncir dua yang baru saja mendarat bersama pria di sebelahnya.

Vampir yang dipanggil (Y/N) itu tersenyum tipis sambil menyelipkan helaian rambut hitam panjangnya yang diterbangkan angin malam. "Terimakasih Gale, Xela. " Kemudian senyumnya hilang saat berkata, "Untukmu, Gale. Sudah kukatakan jangan memanggil embel-embel 'sama' padaku! "

Gale hanya terkekeh dan berjalan mendekati (Y/N). "Bagaimana lagi, sudah kebiasaan." Alasan yang selalu ia pakai ketika (Y/N) memprotes.

"Jadi, sebenarnya apa yang kau tunggu, (Y/N)-sama?" lanjutnya yang membuat (Y/N) memutar bola matanya.

Belum sempat perempuan itu menjawab, Xela berseru, "Oh, lihat! Pasukan pembasmi datang."

Ketiganya kini memusatkan perhatian mereka ke bawah. Dengan kemampuan mereka yang dapat melihat dari jarak yang jauh, mereka terfokus pada seseorang dari pasukan pembasmi yang menyerang para monster dengan kecepatan yang mengagumkan. Kecepatan yang mungkin setara dengan kecepatan seorang vampir. Seseorang yang menjadi alasan untuk (Y/N) mendalangi kejadian malam ini.

Xela bersiul dan mengomentari, "Jika dilihat seperti ini, dia tampak keren juga."

"Kau mengenalinya?" tanya (Y/N).

Xela dengan cepat memutar kepalanya ke arah (Y/N), membuat kedua kunciran rambutnya bergerak mengesankan keimutan.  "Ayolah, siapa yang tidak tahu dia? Dia salah satu klan Ackerman yang merupakan musuh besar para vampir."

"Ahh, aku tahu tentang Ackerman. Tapi aku tidak tahu-menahu tentang rupa mereka." balas perempuan itu.

"Saat ini yang tersisa hanya 2 keluarga klan Ackerman. Dan pria itu belakangan ini entah kenapa cukup populer di media." tambah si pria berambut kemerahan yang masih menatap ke bawah.

"Tunggu. Bahkan Gale saja tahu, kenapa aku tidak tahu?! "

"Karena kau terlalu sibuk dengan 'si pimpinan' " jawab Xela dengan menggerakkan 2 jarinya seolah membentuk tanda kutip diikuti anggukan dari Gale. (Y/N) yang melihat itu hanya mendengus kesal.

Dia mulai mengabaikan kedua rekannya itu dengan kembali memperhatikan si Ackerman yang terkenal. Berbagai kemungkinan yang ada berkecamuk di kepala (Y/N) tentang pria itu.

▼▲▼▲▼▲▼▲

Levi menembakkan kedua kawat bajanya ke dada monster yang berlari ke arahnya. Setelah kawat itu menancap di dada mereka, Levi menarik kembali kawat bajanya hingga kedua monster itu juga ikut tertarik ke arahnya. Saat sudah dekat, Levi mengayunkan pedangnya sehingga memutus kepala keduanya. Peluru peledaknya sudah habis dan para monster masih tersisa cukup banyak.

Pria itu menganalisis sekitarnya. Anggota regunya masih berjuang membasmi para monster tak berakal agar tidak dapat menyebar ke pusat kota atau ke tempat yang banyak kerumunan manusia.

Deal with You (Levi x Reader)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang