Brak!
Pintu putih yang tidak salah apa-apa menjadi samsak kaki Levi. Beruntung saja pintu itu masih selamat dan berdiri kokoh setelahnya. Sang pelaku memasuki ruangan yang berlabel 'Laboratorium' dengan tangan bersidekap.
" Untung saja pintu di setiap gedung ini milikmu. Jadi aku tidak rugi apa-apa selain jantungku yang hampir melompat keluar. " gumam Hanji yang memegangi dadanya.
Tatapan Levi yang semula tajam dan hendak memarahi Hanji karena memaksanya datang, kini sedikit melemah setelah melihat keadaan tangan kanan wanita itu yang dibalut perban hingga ke siku.
" Kau benar-benar cedera? "
" Jadi kau berpikir bahwa aku berbohong agar kau mau datang ke sini? " tanya Hanji balik dengan wajah datar.
Levi membalas dengan tatapan sengit, " Seolah kau tidak pernah melakukan itu. "
Hanji berpura-pura sedang mengingat dengan mengalihkan matanya dari mata Levi yang masih menatapnya sengit.
" Aha ha ha. Hanya beberapa kali. Nah, nah, karena kau sudah di sini, ayo kerjakan. Semua senjata ini harus disiapkan untuk besok siang. " kilah wanita itu dengan cengirannya.
Dia berjalan ke pintu bagian belakang yang merupakan pintu menuju ruangan eksperimennya. Di sana terdapat berbagai macam alat-alat yang aneh dan tabung-tabung besar berisi cairan bening. Cairan tersebut adalah 'ramuan' yang mengandung ekstrak darah vampir yang beracun. Cairan itulah yang dioleskan ke senjata seperti pisau, pedang dan lainnya yang dapat melukai vampir sehingga proses penyembuhannya berjalan lambat. Meskipun begitu, senjata yang telah dilumuri racun hanya dapat bekerja dengan efektif selama satu minggu. Setelah satu minggu, senjata tersebut harus dilumuri kembali. Dan alternatif ini ditemukan oleh Hanji sendiri.
Levi berdecak melihat tumpukan pedang.
" Oi kacamata, kau tahu aku juga sibuk, bukan? "" Hee~~? Kau kan bos, jadi harusnya memiliki lebih banyak waktu luang kan~. Buktinya kau juga tadi habis kencan~" jawab Hanji sambil menaikturunkan kedua alisnya melihat pakaian Levi yang begitu rapi.
" Hentikan omong kosongmu. " kilah pria itu sambil mengambil sebuah pisau dan mencelupkannya ke dalam cairan.
Melihat respon Levi, Hanji menjadi yakin bahwa tebakannya benar bahwa Levi baru saja berkencan. Meskipun dia telah mengetahui bahwa selama ini Levi pergi berkencan karena tuntutan ibunya, tetapi tetap saja Hanji merasa senang menganggu Levi perkara hal tersebut.
" Aww~ jadi karena itu kau begitu emosi datang ke sini? Karena aku mengganggu kencanmu? "
Hanji bertanya begitu memang hanya ingin membuat Levi semakin kesal. Tetapi karena pria itu tidak memberikan respon apapun seperti biasanya, cengiran Hanji juga ikut memudar. Ia menghampiri punggung Levi yang masih sibuk dengan senjata yang ada dan mengintip dari balik bahu bidang tersebut untuk melihat wajah Levi.
Levi dengan kesal menyodorkan pedang ke depan wajah Hanji dan berkata, " Kau ingin ini cepat selesai atau tidak? "
Hanji tersentak dan menjauhi Levi. Ia kembali menunjukkan cengirannya, " Tentu saja! " sambil ikut membantu Levi dengan tangan kirinya yang untung saja tidak ikut terkena tumpahan air panas tadi.
" Dasar Shorty pemarah." bisiknya.
▼▲▼▲▼▲▼▲
Kamu menatap sepotong brownies dengan topping cokelat milik Xela. Matamu mengikuti pergerakan Xela-lebih tepatnya ke browniesnya- mulai dari garpunya memotong kecil bagian kue, menusuknya, dan memasukkannya ke dalam mulut. Kamu dan Xela sedang berada di cafe yang terkenal di distrik Trost. Distrik yang sama dengan tempat tinggalmu saat ini dan juga lokasi markas Aliansi Pembasmi Vampir. Xela yang penyuka manisan memang tidak pernah melewatkan tempat-tempat yang menjual makanan manis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Deal with You (Levi x Reader)
Fanfiction" Kudengar, vampir memiliki harga diri yang tinggi. Jadi tidak mungkin kau meninggalkan hutang pada makhluk yang menjadi sumber tenagamu, bukan? " (Y/N) menatap Levi tajam. " Dasar makhluk konyol. " Levi melipat tangan di depan dada dengan wajah ang...