(Y/N) membuka kedua kelopak matanya saat jam menunjukkan pukul 7 pagi. Dengan mata yang masih belum sepenuhnya terbuka, ia bangkit dari ranjangnya dan berjalan untuk menyingkap gorden pintu menuju balkon. Dia menghirup udara pagi hari yang masih segar dan merenggangkan badannya dengan mata tertutup. Iris hitam yang tadinya memandang gedung-gedung pencakar langit serta langit pagi yang tampak cerah, kini berpindah ke bagian bawah. Jalanan kota yang mulai ramai oleh para manusia dan juga vampir yang berkamuflase, mobil berlalu-lalang menandai bahwa hari telah dimulai kembali dengan berbagai aktivitas setiap makhluk yang dia lihat. Terkecuali dirinya.
Saat ini (Y/N) dengan bertumpu dagu melihat ke bawah dari apartemennya yang berada di lantai 7 sambil memikirkan apa yang harus ia lakukan hari ini. Mungkin bisa dikatakan (Y/N) adalah seorang pengangguran. Ya, pengangguran yang kaya. Harta peninggalan dari keluarganya terdahulu memang masih sangat cukup untuk menghidupinya di dunia yang penuh manusia ini. Selama orangtuanya masih hidup, mereka mengabdikan diri untuk berada di baris depan melawan para manusia yang selalu memburu para vampir. Apalagi ayahnya yang seorang vampir berdarah murni memang telah ditakdirkan menjadi pejuang bahkan pemimpin dalam perang.
Tetapi di zaman ia hidup hari ini, ia malah bekerja di bawah pimpinan vampir berdarah murni yang dianggap paling dihormati. Meskipun ia tampak selalu bebas ke mana saja, tetapi jika si pemimpin memanggilnya dan memberikan perintahnya, dunianya terasa menyempit.
Saat masih kebingungan memikirkan apa yang harus dilakukannya hari ini, sebuah getaran di meja nakasnya membuat dirinya tersentak. Getaran itu berasal dari benda pipih persegi panjang yang menandakan adanya sebuah pesan masuk. (Y/N) melangkah ke dalam kamarnya kembali dan meraih ponselnya tersebut.
-Hutang-
'Hari ini aku akan seharian di kantor.'
Yap. Alternatif dari Levi beberapa hari yang lalu untuk menghindari kejadian tidak terduga seperti bertemu di saat yang tidak tepat itu (Y/N) terima. Sejak hari itu Levi dan (Y/N) saling mengirimi pesan teks untuk memberitahukan posisi atau lokasi mereka masing-masing.
Ponselnya kembali bergetar.
'Untuk siang ini datang ke kantorku. Ada yang harus kubicarakan.'
'Dan jangan berpenampilan mencolok.'
(Y/N) sedikit mengerutkan dahi setelah membaca dua pesan terakhir dari nomor yang dia beri nama 'Hutang' tersebut yang tidak lain adalah Levi Ackerman. Jemarinya kemudian bergerak untuk memberi balasan.
'Kau pikir adanya ponsel sekarang untuk apa?'
Tidak sampai 10 detik, pesan masuk datang kembali yang isinya adalah alamat lengkap beserta lantai dan ruangan pria itu di kantornya. Yang artinya pria itu tidak menghiraukan pertanyaan sarkasnya tadi dan memaksa dirinya untuk tetap menemui Levi.
" Apa-apaan?! Dia yang ingin bicara, tetapi aku yang harus menghampirinya?! " rutuknya dengan nada meninggi.
Bahkan pria itu nekat sekali membiarkan vampir memasuki markas. Sebelum mengamuk sendiri, (Y/N) teringat akan sesuatu.
" Yah setidaknya ada yang bisa kulakukan hari ini."
▼▲▼▲▼▲▼▲
Sosok perempuan keluar dari elevator yang berhenti di lantai di mana penghuninya adalah para anggota khusus dan pemimpin aliansi pembasmi vampir. Kemeja crop lengan pendek, celana kerja, sepatu boots, serta blazer yang tersampir di kedua bahunya menjadi pilihan akhirnya setelah membongkar lemarinya untuk menemukan pakaian yang pas sesuai permintaan Levi. Meskipun semua item yang ia pakai serba hitam, termasuk kacamata hitam yang bertengger di pangkal hidung mancungnya, kulit cerahnya tetap terlihat kontras.
KAMU SEDANG MEMBACA
Deal with You (Levi x Reader)
Fanfiction" Kudengar, vampir memiliki harga diri yang tinggi. Jadi tidak mungkin kau meninggalkan hutang pada makhluk yang menjadi sumber tenagamu, bukan? " (Y/N) menatap Levi tajam. " Dasar makhluk konyol. " Levi melipat tangan di depan dada dengan wajah ang...