"Apa semua sudah kau bawa masuk?" Tanya Yoongi.
"Sudah, hyung" Taehyung mengacungkan jempolnya.
"Kajja, kita berangkat!" Yoongi masuk ke dalam mobil.
Kim Taehyung adalah anak tunggal dari pengusaha kaya. Sayangnya, di umurnya yang masih muda ia harus jauh dari kedua orang tuanya. Orang tua Taehyung memiliki perusahaan di Berlin. Karena kesibukan dan jadwal yang selalu padat, mereka terpaksa harus tinggal disana. Sementara Taehyung menolak untuk ikut ke Berlin, dia lebih memilih tetap tinggal di Seoul. Akhirnya, Taehyung di titipkan kepada Min Yoongi, sepupunya yang bekerja di salah satu rumah sakit di Daegu.
Sebenarnya Taehyung sedang menjalani pendidikan di salah satu SMA di Seoul, tapi lagi-lagi karena ia tinggal sendirian dan harus ikut Yoongi, ia terpaksa harus pindah di tahun terakhirnya. Meskipun begitu, ia tetap senang karena bisa tinggal dengan Yoongi, ya setidaknya dia tak kesepian.
Setelah perjalanan cukup lama, akhirnya mereka berdua tiba di rumah Yoongi. Rumah Yoongi berada di kawasan perumahan yang bisa dibilang cukup elite. Yoongi tinggal disini sendirian, sedangkan orang tuanya berada di Gwangju.
Rumah Yoongi tidak terlalu besar sebenarnya jika dibandingkan dengan rumah tetangga, karena ia juga tinggal seorang diri. Tapi bisa dibilang cukup mewah dengan gaya futuristik. Yoongi juga menyukai gaya hidup bersih dan minimalis. Terlihat dari tata rumah dan barang-barang yang ia miliki.
Suasana lingkungannya cukup sepi dan tenang. Mungkin karena waktu sudah menunjukkan pukul delapan malam.
Taehyung segera membawa barang-barangnya masuk ke rumah, dibantu oleh Yoongi. Setelah selesai, mereka makan malam bersama.
"Semoga kau bisa betah disini" ucap Yoongi sambil membawa sup daging ke meja makan.
"Ah, pasti hyung. Lagipula sekarang aku tak kesepian lagi" ucap Taehyung sambil menampilkan deretan giginya.
"Oh, ya. Mulai besok kau sudah bisa bersekolah. Besok kau akan ku antar sebelum aku pergi ke rumah sakit"
"Ne, hyung"
Setelah selesai makan malam, Taehyung membantu mencuci piring. Sedangkan Yoongi menyiapkan kamar untuk Taehyung.
"Tae, kau bisa tidur di lantai dua. Disana ada satu kamar tidur dan kamar mandi di sebelahnya" ucap Yoongi sambil menuruni anak tangga.
"Terima kasih, hyung. Aku izin untuk istirahat" ucap Taehyung.
"Baiklah, selamat malam" balas Yoongi.
"Selamat malam" Taehyung menaiki anak tangga menuju lantai dua.
Taehyung merebahkan tubuhnya di atas kasur. Ia lumayan lelah. Ingin segera terlelap dan melayang menuju alam mimpi.
Namun, baru beberapa saat Taehyung memejamkan mata, ia kembali terbangun. Tiba-tiba ia merasa tenggorokannya terasa kering. Ia beranjak menuju lantai bawah untuk mengambil air mineral.
Setelah selesai minum, ia langsung kembali ke lantai atas. Ketika melewati kamar Yoongi, terlihat lampunya masih menyala. Ia melihat dari celah pintunya yang tak tertutup rapat, Yoongi sedang sibuk di meja kerjanya. Entahlah, mungkin urusan pekerjaan. Taehyung kembali ke kamarnya.
Saat akan menarik selimutnya kembali, tiba-tiba angin berhembus cukup kencang, membuat jendela kamar Taehyung terbuka. Langit begitu gelap, tak lama hujan deras mengguyur bumi.
"Sepertinya Yoongi hyung lupa tidak mengunci jendela" ucap Taehyung seraya berjalan menuju jendela.
Saat ingin menutup jendela kembali, samar-samar terdengar suara alunan harmonika. Cukup merdu dan terdengar lumayan keras ditengah derasnya hujan.
"Hmm, siapa yang memainkan harmonika ditengah malam seperti ini? Hujan deras pula," Gumam Taehyung.
"Mungkin Yoongi hyung, setahuku dia juga suka musik" Taehyung segera mengunci jendela dan kembali tidur.