"Selamat pagi, hyung" Taehyung turun ke lantai bawah, ia baru saja bangun dari tidurnya.
"Oh, Tae. Kau sudah bangun. Sarapanmu ada di meja makan, aku harus bergegas ke rumah sakit" ucap Yoongi sembari mempersiapkan jas putihnya.
"Mwo??? Hari Minggu begini kau masih saja bekerja, hyung?" Tanya Taehyung lalu meneguk segelas air putih.
"Tak ada kata libur untuk seorang dokter, Taehyungie" Yoongi tersenyum.
"Kau bekerja dengan sangat baik, hyung" Taehyung mengacungkan jempol andalannya.
"Baiklah, aku berangkat dulu, kau jaga dirimu baik-baik, ne?"
"Aku mengerti, hyung. Berhati-hatilah"
Taehyung melahap sarapannya. Setelah itu ia pergi mandi lalu menyibukkan diri dengan PS milik Yoongi.
Tak terasa waktu sudah mulai petang. Taehyung merasa kelaparan. Ia beranjak dari kamar Yoongi, mengambil ponsel di kamarnya.
Taehyung mencari nomor Yoongi, lalu meneleponnya.
"Ah, hyung! Aku ingin keluar untuk membeli ramen, apa kau mau? Aku bisa membuatkan untukmu nanti" ucap Taehyung di telepon.
"Ah, Taehyung. Kurasa tidak perlu. Aku akan pulang sedikit larut malam ini"
"Oh, begitu. Baiklah, hyung" Taehyung memutuskan sambungan telepon. Ia mengambil jaketnya lalu pergi ke supermarket terdekat.
Setelah selesai berbelanja ramen, Taehyung memutuskan untuk pergi ke kedai kopi milik teman Yoongi. Taehyung sudah mengenalnya dengan baik.
Criingg crriinnggg
"Selamat datang- Ah, Taehyunggg!!!" Sapa Seokjin, barista kedai kopi itu-teman Yoongi.
"Apa kabar, Hyung?" Tanya Taehyung.
"Aku sangat baik, bagaimana kabarmu dan Yoongi?" Balas Seokjin.
"Kami juga baik. Ah, hyung aku pesan seperti biasa ya?" Ucap Taehyung.
"Ne, vanilla cream frappuccino segera datang" Seokjin langsung bergelut dengan alat-alatnya untuk membuatkan pesanan milik Taehyung.
"Satu vanilla cream frappuccino spesial untukmu" Seokjin menyerahkan pesanan Taehyung.
"Kamsahamnida, hyung. Aku pulang dulu" pamit Taehyung.
"Ne, hati-hati"
Sesampainya di rumah Taehyung segera memasak ramen yang ia beli. Tak butuh waktu lama untuk memasak, ramen buatannya sudah siap disantap.
Ketika sedang asyik mengunyah ramen, tiba-tiba terdengar suara alunan harmonika. Iramanya sama persis dengan yang Taehyung dengar tempo hari.
"Ah, suara harmonika? Tapi Yoongi hyung belum pulang. Apa itu dari tetangga?" Taehyung bergumam sendiri.
"Ah, tiba-tiba aku merasa tidak nyaman" Taehyung segera melahap ramennya, lalu pergi ke atas.
Ketika ia menaiki anak tangga, tiba-tiba terdengar suara pintu dibuka. Ia mengira bahwa hyung-nya sudah pulang.
"Hyung? Apakah itu kau?" Ucap Taehyung.
"Ini masih pukul tujuh malam, apa urusan Yoongi hyung sudah selesai?" Gumam Taehyung.
"Hyung?" Taehyung kembali turun ke lantai bawah.
Tak ada siapa-siapa disana. Hening dan dingin. Tapi Taehyung melihat pintu utama terbuka. Ia berjalan mengitari rumah.
"Hyung? Kau sudah pulang??"
Tak ada jawaban.
"Hyung, ayolah. Kau tidak perlu bercanda seperti ini, kau ingin memberiku kejutan? Aku tidak sedang berulang tahun jika kau belum tahu" Ucap Taehyung.
Masih tidak ada jawaban.
Jantungnya mulai berdebar, ia sedikit gelisah dan takut.
Sekarang ia sendirian dirumah.
Bagaimana jika itu bukan Yoongi hyung?
Tiba-tiba Taehyung terdiam. Sebuah telapak tangan menyentuh bahunya. Ia menoleh perlahan, dan-
"AAAAAAAAAAAAAAAAA!!!!!!!"