©Sweettdevills, 2O21
- START -
Hari Senin, hari yang paling tidak kunanti-nantikan. Hari Senin pertama aku akan masuk ke sekolah baru, yah, aku pindah.
Bukan, sebenarnya aku tidak pindah sepenuhnya. Tapi sebelum aku pindah ke sekolah baru, aku berhenti sekolah di sekolah lamaku. Menurutku, suasana sekolah sangat membuatku sesak karena ramai, belum lagi para murid nakal yang biasa kutemui.
Seragam yang kupakai pun juga sudah sangat rapi, tidak lupa juga nametag yang menuliskan namaku. Berpenampilan seperti ini tidak membuahkan apa-apa untuk diriku, tidak ada kesenangan ataupun rasa semangat.
Itu karena aku satu gedung sekolah dengan adik laki-lakiku, Yoon Hoo Jun. Asal kalian tahu saja, dia sangat menyebalkan dan juga tidak pernah mendengarkan kata-kataku, kecuali aku ingin membelikan sesuatu untuknya.
"HEI KAKAK! KENAPA KAU LAMA SEKALI?! CEPAT TURUN!"
Lihatkan? Dia juga sangat suka berteriak. Aku selalu bersumpah agar pita suaranya putus saat itu juga.
Aku segera menyambar ponselku yang masih ter-charge, lalu turun ke bawah untuk sarapan.
"Dasar wanita, selalu lambat jika disuruh." Rasanya aku ingin mengatup rapat-rapat bibir Hoo Jun, mulut cerewetnya itu tidak bisa diam sama sekali. Selalu saja gelisah untuk mengeluarkan suara.
"Astaga anak-anakku kenapa tidak pernah akur? Semoga saja aku tidak mati muda menghadapi mereka berdua."
Aku dan Hoo Jun tidak menanggapi omongan ibu, jika aku dan Hoo Jun menanggapinya, ibu akan berbicara banyak dan men-ceramah. Astaga aku tidak bisa mendengar ceramah di hari yang masih sangat pagi.
Seperti biasa, sarapan di pagi hari ini aku selalu rusuh dengan Hoo Jun. Entah itu berebut lauk, tempat yang sangat sempit, atau bahkan berebut tissue.
Dasar lelaki.
"Aku berangkat."
Aku memutuskan untuk langsung berangkat saja daripada harus bertengkar dengan Hoo Jun. Itu bisa membuatku terlambat datang. Aku pergi dengan bus, padahal sebelumnya aku selalu bersama teman-temanku. Ayolah Hae Eun, kau harus melupakan semuanya.
Suasana bus juga sangat ramai, siswa laki-laki dari berbagai sekolah terus mengoceh. Apakah semua laki-laki itu sama saja?
Saat aku mendudukkan diriku di kursi, semuanya menatapku, tepat di wajah. Aku berdecak sebal saat menyadari penyebabnya, dari dulu aku selalu ingin operasi wajah kalau bisa.
"Dia cantik sekali."
"Hei hei hei, kau lihat? Dia masa depanku."
"Wajahnya seperti bayi, dan juga sangat polos."
"Bantu aku mendekatinya."
Hei boy, jangan mudah tertipu dengan wajahku, dasar bodoh. Setiap aku bertemu orang-orang, mereka akan mengira aku polos. Cih, aku benci baby face ku!
————— -ˋˏ BABY FACE ˎˊ- —————
————— -ˋˏ BABY FACE ˎˊ- —————
KAMU SEDANG MEMBACA
Baby Face [✓]
Fanfiction❝Jangan mudah tertipu dengan wajah baby face gadis itu, kalau kau tidak tahu sebenarnya yang di dalam.❞ ❝Tapi tetap saja, gadis dengan wajah baby face itu milikku. Dia hanya milikku.❞ ©sweettdevills x ©theboyzstate