01

235 33 0
                                    

Jeongwoo melihat-lihat sekeliling toko yang di depannya tertempel kertas membutuhkan karyawan. Begitu melihat seseorang memakai seragam sedang mengelap meja, dia segera menghampirinya.

"Permisi, apakah benar toko ini sedang mencari karyawan?"

Orang itu berdiri menatap Jeongwoo lekat. Di nametagnya tertulis So Junghwan. Dari wajahnya tidak terlihat sudah cukup umur untuk bekerja. Tapi Jeongwoo tidak enak untuk bertanya.

"Tunggu disini sebentar,"

Jeongwoo mengangguk dan membiarkan Junghwan pergi entah kemana. Dia melihat-lihat sekeliling lagi dan mendapati foto ukuran 10R berbingkai diletakkan berdiri di meja pesanan. Orang dalam foto itu terlihat bahagia dengan seragam chef dan seorang anak yang dirangkulnya.

"Park Jeongwoo?"

Jeongwoo menoleh dan mendapati seseorang bernametag Park Jihoon menghampirinya. Sedangkan Junghwan sudah terlihat mengelap meja lainnya.

"Kebetulan sekali, aku membutuhkan karyawan sepertimu. Dilihat dari CV, kau cukup berpengalaman." Ucap Jihoon lancar dengan senyum di wajahnya.

Jeongwoo mengerutkan keningnya tidak mengerti. "Tapi aku masih SMA. Aku mencari kerja part time," Jawabnya pelan.

Mendengar Jeongwoo, Jihoon lantas tertawa karena tidak enak.

"Kau diterima disini, selamat datang Park Jeongwoo."

Jeongwoo menyambut jabat tangan Jihoon dengan senyum hambar. Dan Jeongwoo juga melihat Junghwan yang menatapnya sekilas dengan tatapan yang sulit diartikan.

***

Di lorong rumah sakit, Yedam berjalan cepat sambil menenteng sebuah kantung plastik. Dari pakaiannya, menunjukkan pemuda itu baru selesai dengan kerjanya.

Yedam berhenti di depan pintu sebuah ruangan. Dia mengambil nafas panjang sebelum masuk.

Saat membuka pintu, dia melihat seseorang dengan kening yang diperban sedang duduk di ranjangnya. Orang itu lantas menoleh pada Yedam dan tersenyum.

"Maaf aku terlambat hyung," Ucapnya.

Hyunsuk menggeleng pelan lalu menurunkan kakinya dan menyuruh Yedam untuk duduk di sebelahnya.

"Bagaimana Doyoung?"

Sambil menunduk, Yedam membuang nafas kasar sambil menggeleng. Pertanda semuanya masih sama saja.

Hyunsuk mengusap punggung lebar Yedam. Berharap temannya itu semakin kuat dengan segalanya.

"Itu untukku?"

Yedam hampir lupa dengan bawannya. Dia lalu membuka penutup rantang dan menampakkan sup rumput laut yang masih hangat.

"Selamat ulang tahun hyung," Ucap Yedam.

Mendengar ucapan itu membuat Hyunsuk tersenyum. Dia menerima suapan Yedam dengan senang hati. Meskipun semuanya tetap terasa sama.

***

AllowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang