Yedam memperhatikan Doyoung yang sedang duduk melamun. Sejak kematian Junkyu, Doyoung yang sering tertawa bersamanya kini jadi pendiam. Dia tidak mau makan jika Yedam tidak memaksanya dan mengatakan Junkyu akan kecewa melihat adiknya terpuruk seperti ini. Doyoung juga menolak untuk berangkat sekolah dua minggu ini. Hal itu membuat Yedam khawatir Doyoung akan gagal dan putus sekolah. Untung saja dia mampu memberi alasan kesehatan Doyoung pada pihak sekolah dan mereka memakluminya.
"Kau sedang apa?" Tanya Jihoon menepuk bahu Yedam.
Yedam yang terkejut menoleh cepat pada Jihoon yang datang dengan apron untuk mengelap keringat di sekujur wajahnya. Jihoon tampak lelah.
"Aku pikir ada hantu," Celetui Yedam yang dibalas tawa renyah Jihoon.
"Kau ini ada-ada saja. Suara merdu seperti ini malah dikira hantu."
Yedam meringis. "Aku mimpi dikejar hantu beberapa hari ini,"
Jihoon menggeleng melihat Yedam yang sedang memperhatikan Doyoung. Memang, sejak kecelakaan yang melibatkannya dan menyebabkan Junkyu meninggal, semuanya berubah. Doyoung yang menjadi pendiam dan Yedam yang jadi harus lebih sering memperhatikan Doyoung sampai membawanya ke tempat makan mereka berkerja. Dan Hyunsuk yang harus ada di rumah sakit lebih lama.
"Sampai kapan Doyoung akan seperti itu? Aku sesak melihatnya." Ujar Yedam.
Jihoon menepuk dan mengusap bahu Yedam dengan kuat. Berusaha memberikan kekuatan untuk adik-adiknya. Tepatnya, semua yang lebih muda darinya.
"Waktu akan menyembuhkan segalanya. Doyoung pasti pulih. Kita hanya perlu menjaga dan menemaninya." Ujar Jihoon ikut menatap Doyoung dari tempatnya. Teringat akan kejadian Doyoung berteriak-teriak ingin menyusul Junkyu.
Yedam mengangguk paham. Lalu membiarkan Jihoon yang pergi menjenguk seseorang lagi. Maniknya tak sengaja bersitatap dengan seorang anak seumuran Doyoung yang sedang membenarkan kupluk hodienya hendak keluar dari tempat kerja. Anak itu menoleh padanya sekilas, lalu mengangguk dan pergi. Yedam tersenyum maklum.
"Banyak orang yang terdampak ya, So Junghwan. Bahkan kakakmu sendiri tidak mengingatmu sedikitpun." Ucap Yedam pelan.
Kemudian, Yedam berjalan menghampiri Doyoung dan memeluknya dari belakang. Bisa dirasakan, Doyoung sedikit terkejut.
"Kau mau makan tteokbokki?" Tanya Yedam. Jawaban Doyoung hanya tersenyum tipis tanpa menoleh.
****
KAMU SEDANG MEMBACA
Allow
FanficTerkadang, merelakan sesuatu adalah hal yang paling sulit untuk dilakukan saat kehilangan.