Diamnya aku

137 16 1
                                    

Sosok berkacamata itu masuk kelas dengan anggun, tersenyum. Dilihatnya anak-anak muridnya yang duduk manis di kursi masing-masing sehabis istirahat. Ada yang tidur, ada yang main game, dan tak sedikit yang mengobrol. Untuk Alice, itu manis.

"Baik! Selamat siang, anak-anakku tersayang~"

Granger menoleh dari lengannya yang ia gunakan sebagai bantal, tersenyum.

"Siang bu."

Alucard masih menatap ke luar jendela dengan pikiran mengawang-awang.

"Perhatian! Manusia-manusia XBAH-B!"

Sontak, mereka semua menoleh ke depan. Alice menghela nafas.

"Itu lebih baik. Hari ini ibu akan mengenalkan diri serta kita akan membuat perkenalan kecil-kecilan. Seperti yang sudah diberitahukan oleh kakak-kakak OSIS, kelas di SMAN 3 Moniyan tidak diacak, jadi kalian akan berada di kelas yang sama selama tiga tahun dengan wali kelas yang sama.

Ibu akan mulai. Perkenalkan, nama saya Alice, dua puluh enam tahun. Saya telah mengajar selama empat tahun, saya akan menjadi wali kelas kalian dan guru untuk mata pelajaran Sastra dan Bahasa Inggris. Kalian boleh bertanya apa saja tentang ibu."

Alucard mengangkat tangan.

"Dalam skala satu sampai sepuluh, seberapa takut Bu Alice pada kecoak?"

Alice tertawa kecil. Sekilas, seperti sosok peri penyihir di cerita putri tidur.

"Mungkin lima? Ibu jijik, tapi ibu masih bisa membersihkannya. Ada yang lain?"

Granger mengangkat tangan.

"Ibu makan bubur diaduk nggak?"

"Bubur ga diaduk itu lebih menyeramkan dari iblis," jawab Alice dengan wajah mengerikan.

"Ibu tambahkan, saat pelajaran bahasa Inggris dan sastra Inggris, selalu usahakan untuk menggunakan bahasa Inggris. Jangan takut salah, karena pasti ibu betulkan. Sekarang, kalian mengenalkan diri dengan berdiri satu-persatu, anak-anakku. Dari nomor absen satu, nama kalian, hobi kalian, kenapa kalian pilih jurusan Bahasa serta dua fakta unik tentang kalian."

Dari pojok belakang, seorang pemuda cepak berdiri.

"Selamat pagi Bu Alice dan teman-teman, nama saya Aldous dan hobi saya menari, khususnya tari balet. Saya pilih jurusan Bahasa karena jurusan ini mengakomodasi saya sebagai calon penari dan saya tidak akan menemukan fisika atau akuntansi di sini. Dua fakta tentang saya, saya paling suka mendengarkan musik Tchaikovsky dan saya bisa melompat sampai tiga meter. Salam kenal."

"Nomor absen dua," ucap Alice cukup keras sampai Alucard terbangun dari lamunannya.

"Sa-saya bu. Nama saya Alucard, biasa dipanggil Alu di rumah. Hobi saya menulis puisi dan cerpen serta bermain gitar. Saya memilih jurusan Bahasa karena saya tertarik mempelajari ilmu-ilmu bahasa dan budaya. Dua fakta unik tentang saya..."

Alucard sesaat terdiam. Ia lalu mengangkat kepalanya, tersenyum.

"Saya tidak suka kopi, coklat, dan apapun yang mengandung kafein. Saya takut cicak."

Perkenalan terus berlanjut sampai nomor absen terakhir.

"Baiklah, karena sekarang sudah jam tiga, kalian boleh pulang. Jangan lupa, besok adalah demonstrasi klub, ekstrakurikuler serta organisasi sekolah. Selamat sore, anak-anak!"

Satu persatu anggota kelas XBAH-B meninggalkan ruang kelas, membawa bawaannya masing-masing.

"By, Nger, kalian duluan aja. Gua ada urusan."

Kak OSIS! (Miya x Alucard) Unstable UpdateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang