Sudah hari minggu ternyata, tapi Minju masih setia tergeletak di kasurnya. Untuk membuka mata pun rasanya sangat berat apalagi bangun dari kasur.
Cewek itu mengecek jam di ponselnya. Ternyata sudah pukul 11, dan Minju belum memasak nasi untuk makan siang nanti. Minju melompat turun dari kasur dan buru-buru turun kebawah.
"Kak, lo udah masak nasi belom??" teriak Minju yang baru saja turun dari tangga.
Cewek itu mengedarkan pandangannya keseluruh rumah, namun Tzuyu tak menunjukkan batang hidungnya. "Kak juwi, lo ada di rumah gak?"
"Kalo ada di rumah seenggaknya kedengeran suara napas kek, apa kek, jadi gue gak perlu teriak-teriak gini."
Tak ada sahutan, seperti dugaan Tzuyu sedang pergi keluar. Betapa terkejutnya Minju karena dimeja makan ternyata sudah sedia lauk dan juga nasinya.
"Widihh tumbenan banget udah masak, biasanya disuruh dulu baru-"
"Baru bangun lo?"
"Astaga dragon!! Ngagetin aja lo kayak setan!" Tzuyu cuma ketawa terus jalan ke wastafel buat cuci tangan. "Habis dari mana, kak?"
"Dari rumah sakit. Jenguk Hyunjin."
"HYUNJIN???!" mata Minju melotot lebar.
"Kim Hyunjin, temen gue."
"Ohhh, sakit apa?"
"Kata dokternya sih tifus. Dia kecapean trus sempet pingsan karena banyak pikiran, makanya dibawa ke rumah sakit." jelas Tzuyu yang ikut duduk di kursi meja makan.
"Ohh.. Semoga kak Hyunjin cepet sembuh, ya kak."
Tzuyu hanya mengangguk sebagai jawaban. "Lo mau tau nggak, kenapa Hyunjin bisa sakit kayak gitu?"
"Huh? K-kenapa kak?"
"Gara-gara Hyunjin."
"Kok bisa??" Cewek itu menatap Tzuyu karena terus saja terdiam. "Ohh gue baru paham sekarang. Jadi yang kakak maksud 'korban' itu kak Hyunjin temen kakak??"
Tzuyu tersenyum simpul sebelum menghela nafas, "fisik Hyunjin itu lemah, ju. Bayangin aja kalo fisik lo lemah, dan batin lo juga, itu yang Hyunjin rasain pas si bangsat itu cuma mainin dia."
Minju hanya terdiam sambil terus mendengarkan kakaknya bercerita. Dia sendiri tak pernah tau kalau Hyunjin se-brengsek itu. Mungkin menyenangkan baginya, tidak untuk orang lain.
"Makanya gue mohon sama lo, jangan lagi deket-deket sama Hyunjin." kata Tzuyu.
Minju masih terdiam dengan tatapan matanya yang kosong. "Gimana kalo pendapat lo tentang Hyunjin itu bukan kejadian yang sebenernya? Bisa aja dari sisi Hyunjin dia juga gak tega buat mutusin kak Hyunjin?"
"Jadi maksud lo, temen gue yang salah-"
"Bukan. Maksud gue, Hyunjin pasti punya alasan kenapa dia mutusin kak Hyunjin. Lo harusnya tanyain dulu ke Hyunjin sebelum narik kesimpulan, kak." kata Minju finish.
"Gimana kalo Hyunjin gue suruh dateng kesini? Biar dia sendiri yang jelasin, jadi kita tau siapa bener siapa yang salah. Oke?" tawar Tzuyu yang langsung disetujui oleh Minju.
Tzuyu meraih ponselnya yang dia letakkan di dalam saku celananya. Jarinya sibuk mencari kontak Hyunjin di ponselnya yang mahal.
Di seberang telepon sana, Hyunjin sepertinya menyetujui tawaran Tzuyu. Selesai menelpon, kedua kakak beradik itu menunggu di ruang tamu.
Tok tok tok
"Kayaknya itu Hyunjin. Bukain, ju." kata Tzuyu.
Minju melangkah menuju pintu, dan tanpa diduga Hyunjin datang secepat ini. Cewek itu mempersilahkan Hyunjin untuk duduk di sofa dengan kakaknya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Give Love
Randomskzone ㅡ hyunju Minju itu lucu kalau kata Hyunjin. Sayangnya judes banget kayak lagi pms, makanya Hyunjin harus sabar. ©2020, rifandila