5

19 8 0
                                    

Bismillah ✨

Happy reading 📖

************************************

"Dir cepetan woy, lo lagi ngapain sih di kamar mandi" teriak vina kesal, harusnya sekarang mereka ke kantin, tapi ditengah jalan dira kebelet yang mengharuskannya rela menunggu.

"Sabar napa gue lagi pake celana nih" sahut dira dari dalam. Setelah satu menit kemudian, dira keluar dari tempat pengap itu.

Mereka pun langsung menuju ke kantin untuk mengisi perutnya, di setiap perjalanan vina terus saja nyerocos.

"Lo tadi ngapain aja sih dir, sampe lima menit baru keluar" tanya vina ngedumel.

"Gue kan udah bilang, kalo gue tuh kebelet Vina" geramnya.

"Udah napa jangan ribut mulu" jengah aura yang sedari tadi diam.

"Lagian cuma lima menit aja, lo nya aja yang nggak sabar nunggu" tambahnya.

"Aura sayang, tapi bagi gue lima menit itu lama" jawab vina dengan alay.

"Jijik gue" kompak aura dan dira menampilkan wajah jijik. Vina yang tak terima pun memberengut kesal.

Mereka pun melanjutkan perjalanannya, setibanya di kantin mereka memesan makanannya, mereka mengedarkan pandangannya mencari meja yang kosong, tapi nihil, semua meja sudah penuh.

"Yah gimana dong, mejanya penuh semua" ucap dira, aura mengedikan bahunya pertanda dia juga tidak tahu.

"Masa iya kita makan lesehan di lantai, cantik-cantik gini" ucap Vina dengan pede.

"Ya terus kita gimana? Mau berdiri terus disini?" Tanya aura jengah.

"Ikutin gue" perintah vina dan langsung diikuti oleh aura dan dira. Mereka berhenti tepat di dimeja reyhan dkk.

"Kita boleh gabung ga?" Tanya vina langsung. Mereka pun menaikan sebelah alisnya.
"Soalnya nggak ada meja yang kosong" tambahnya seakan mengerti apa yang dipikirkan reyhan dkk.

Reyhan dkk pun mengangguk, toh nggak ada masalahnya kan?
Vina dan dira pun langsung duduk disebelah alka. Berbeda dengan aura, dia masih saja tetap berdiri dengan tangan membawa nampan berisi pesenannya.

"Lo nggak mau duduk?" Tanya reyhan melihat aura masih berdiri disampingnya. Aura pun melirik reyhan dan langsung duduk di samping lelaki itu.

Mereka pun melanjutkan makannya diselingi canda tawa, tak terkecuali aura dan reyhan, entah kenapa mereka sangat canggung, apalagi karena mereka duduk bersebelahan.

"Yayang vina jangan makan banyak-banyak dong nanti gemuk lo" celetuk alka menggoda vina. Pasalnya vina ini tipe orang yang suka makan, tapi anehnya dia tidak gemuk-gemuk, jadi yaa fine-fine aja.

" Gue makan banyak pun nggak bakal bikin gemuk, orang badan gue mentoknya sampe segini" jawab vina kesal. Bukan kesal karena nggak bisa gemuk, tapi kesal karena alka yang menggodanya. Entah kenapa kalo ada alka bawaannya emosi terus.

Apa mungkin ini yang dinamakan jodoh?

*********

Bel pulang telah berbunyi, semua murid bersorak girang, karena disaat sekolah bel pulang lah yang mereka  tunggu-tunggu. Agaknya seperti itu.

"Guys gimana kita mampir ke cafe dulu? Udah lama loh kita nggak nongkrong" usul vina yang diangguki kedua sahabatnya. Mereka pun menuju ke parkiran mobilnya. Dan langsung menancap gas menuju ke cafe yang sering mereka kunjungi waktu dulu nongkrong.

Sampai setengah jam perjalanan, mereka akhirnya sampai di cafe, cafe ini masih tetap sama seperti dulu pikir aura.

Mereka langsung masuk kedalam dan duduk dimeja pojok deket jendela, posisi inilah yang sangat nyaman bagi mereka.

"Mau Pesen apa mba?" Tanya sang pelayan cafe sambil membawa buku menu.

"Cappucino cincau aja mas, samain aja ya tiga" jawab vina sambil melihat-lihat buku menu dihadapannya. Pelayan itu mengangguk dan langsung pergi.

"Ra bang kevin kapan pulang ke Indonesia sih?" Tanya dira yang langsung diangguki vina. Mereka sangat merindukan abang sahabatnya ini. Karena mereka sudah dianggap seperti adiknya sendiri oleh kevin. Jadi jangan heran jika mereka itu sangat akrab dengan keluarga aura.

" Gue juga nggak tau sih, mungkin pas liburan kali" Jawab aura yang sangat merindukan abang satu-satunya.

"Gue mau tau aja gimana muka bang kevin, makin ganteng nggak ya" celetuk vani cengengesan.

"Anjr ganteng mulu yang ada di otak lo Van" sinis dira.

Saat aura ingin menjawab, tapi terhenti saat pelayan  datang memberikan pesenannya.

"11,12, van lo sama alka" ujar aura tertawa pelan.
"Enak aja" sewot vina tak terima. Dirinya tidak terima jika harus di sama-samain sama alka yang notabe nya cowo playboy.

Mereka pun langsung pulang saat matahari mulai terbenam.

*******

"Assalamualaikum" Sapanya saat sampai di rumah dengan selamat.

"Wa'alaikumsalam" ucap mamah aura yang datang dari dapur masih memakai celemek.
(Eh celemek atau celemak sih, author lupa 😆)

"Kamu dari mana aja aura, jam segini baru pulang" ucap mamah aura khawatir.

"Hehe maafin aura ya mah, tadi aura nongkrong dulu sama vina dan dira di cafe" Jawab aura cengengesan. Mamah aura menghela nafas lega.

"Lain kali kabarin mamah dulu aura, jangan buat mamah khawatir, awas aja kalo diulangin" tegas mamah aura.

"Yaudah mah aura kedalam dulu ya mau istirahat, cape banget". Aura langsung naik ke lantai atas menuju kasurnya dan langsung merebahkan tubuhnya di ranjang yang empuk. Tempat ternyaman dikala kita sedih maupun senang.

'Dert dert'

Ponsel milik aura bergetar menandakan ada telpon, karena hape aura di mode silent.

Terpampanglah nama abangnya yang menelfon, aura langsung duduk tegak sambil mengangkatnya.

'Assalamualaikum adek abang yang cantik' kekeh kevin dari sebrang telfon.

"Abang kemana aja sih, ko nggak nelpon-nelpon aura" rajuknya dengan bibir yang dimajukan. Manja? Tentu aura sangat manja sama abangnya.

'Abang lagi sibuk sayang sama kuliah abang, maafin abang ya' kata kevin memohon.

"Iya aku maafin, soalnya aku kangen Abang" jawab aura sedih.

'Abang juga kangen sama kamu, nanti kalo abang libur abang pasti pulang kok'  ucap kevin lembut.

Mereka pun melanjutkan obrolannya dengan semangat, mungkin untuk menebus rasa rindu mereka yang tidak bertemu beberapa hari ini.

Aura tidak memungkiri jika rasa rindu dengan abangnya ini sangat besar, kalau saja mereka deket mungkin aura tidak akan kaya gini menahan beban rindunya sendiri disini.

Meskipun sewaktu masih di negara London Inggris mereka sering bertengkar, tapi mereka sangat menyayangi satu sama lain. Bagi aura,  abangnya adalah sosok yang paling mengerti dirinya, dikala orangtuanya sibuk dengan pekerjaan mereka, tapi aura tidak merasa kesepian, karena apa? Karena abangnya yang selalu ada buat dirinya, selalu menemani dirinya dikala sedang sakit ataupun sehat, karena abangnya adalah sosok paling berharga setelah kedua orangtuanya.

************************************
Jangan lupa vote ya, plisss:)🙂

See u:))👋

AUREYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang