Butterfly Kisses

3K 219 5
                                    

"Pa!"

"Mella! Papa ga mau tau! Kamu di sini dan jalanin pengobatan!"

"Tapi kemungkinan Mella sembuh aja ga ada!" Jeritku sampai rasanya ingin menangis.

"Mella..."

"Pa!"

"Ga ada ijin untuk kemanapun! Ke Paris apalagi!"

"Pa!"

"Yang Papa mau kamu itu sembuh, bukan yang lain! Apalagi permintaan terakhir? Konyol! KAMU DI SINI DAN MENJALANI PENGOBATAN!!!" Kata Papa final dan berjalan pergi ke arah pintu.

Brakkk... Bahkan Papa membanting pintu dan pergi. Aaarrgghhhhh! Kenapa harus seperti ini?! Aku bukannya ingin menjadi anak durhaka, hanya saja apa yang aku katakan benar. Kemungkinan aku sembuh itu NOL. Bahkan dari hari ke hari, walau ga terlihat, tapi aku bisa merasakan kalau aku semakin memburuk!

Kenapa Papa seperti ga mengerti?!

Aku cuma mau ke Paris sebagai permintaan terakhirku sebelum meninggalkan dunia ini. Aku ingin pergi ke Paris, kota yang aku impi-impikan! Aku ingin menikmati hari-hari terakhirku dengan sedikit kebahagiaan!

Papa ga tau seberapa tertekannya aku dengan semua pandangan kasian dari orang-orang yang berkunjung. Bahkan perawat yang dekat denganku sejakpertama kali aku masuk ke ruang perawatan ini aja kasian.

AKU GA SUKA DENGAN KASIAN! Aku ga butuh belas kasian, karena dengan belas kasian aku ga bisa bertahan hidup lebih lama!

Cklek.

Suara pintu dibuka dan.... GREAT. Aku berantem hebat sama Papa, dan pas banget Carmello dateng.

"Kenapa?" Tanya Carmello yang aku yakin dia berpapasan sama Papa di depan pintu. Bahkan tanpa berpapasan pun, dari muka bete ku pasti keliatan jelas.

"Kesel sama Papa!" Jeritku lalu menarik selimut sampai ke atas kepala.

"Karena?"

Aku diam.

Aku ga mau membahas ini sama Carmello. Lagian, bagaimana aku menjelaskannya? Aku berantem sama Papa karena Papa ga mau memenuhi permintaan terakhirku di dunia ini? Ha! Itu sama saja membuka kartu AS di depan mata lawan!

Syukurnya Carmello dan banyak tanya dan... Loh loh... Dia masih di dalam ruangan ini tapi kok terdengar mondar mandir di ruangan ini? Carmello ngapain??!! Ahhh.. Sekarang terdengar suara tuts-tuts piano di tekan. Aku yakin Carmello lagi di depan keyboard yang ada di pojokan ruangan.

Dia mau main toh. Ya udah, main aja.

Tapi tunggu tunggu tunggu...? Ini kan intronya.... Damn! Aku benci lagu ini karena setiap kali denger aku cuma bisa nangis!

There's two things I know for sure:
She was sent here from heaven and she's daddy's little girl.
As I drop to my knees by her bed at night
She talks to Jesus and I close my eyes
and I thank god for all of the joy in my life
Oh, but most of all

For butterfly kisses after bedtime prayer;
sticking little white flowers all up in her hair;
"Walk beside the pony, Daddy, it's my first ride."
"I know the cake looks funny, Daddy, but I sure tried."
Oh, with all that I've done wrong, I must have done something right
To deserve a hug every morning And butterfly kisses at night.

Tuh kan? Tanpa perlu disuruh, air mata aku udah ngalir deras kayak air terjun. Aku benci lagu ini karena aku bisa ngerasain banget. Ini sama seperti hubungan aku dan Papa. Persis!

Papa...

Aku sayang Papa. Aku sayang sayang sayang banget. Mana ada anak perempuan yang ga sayang sama Papanya kalau di sepanjang hidupnya, laki-laki yang dijadikan sebagai tempat mengadu segala kenakalan teman laki-lakinya adalah dia. PAPA!

Sweet 16 today
She's looking like her mama a little more everyday
One part woman, the other part girl.
To perfume and make-up from ribbons and curls
Trying her wings out in a great big world.
But I remember.....

Butterfly kisses after bedtime prayer;
sticking little white flowers all up in her hair.
"You know how much I love you, Daddy,
But if you don't mind I'm only gonna kiss you on the cheek this time."
Oh with all that I've done wrong I must have done something right
to deserve her love every morning and butterfly kisses at night.

Aku menangis. Udah aku bilamg, lagu ini hanya akan menyita banyak air mata! Bahkan sekarang makin heboh tangisannya. Ini efek setelah berantem sama Papa!

Aku....

Aku ngerti banget maksud Papa ga ngijinin aku pergi ke Paris. Aku ngerti maksud Papa ga ngabulin permintaan terakhir aku. Mungkin dia lebih memilih aku minta dunia daripada berkata kalau aku sebentar lagi pergi meninggalkan dunia.

Tapi aku...

Aku sedih. Aku sedih karena sejak kecil, Papa ngajarin aku terus bermimpi, terus berjuang, terus semangat mengapai apapun yang aku harapkan... Tapi sekarang aku ga bisa melakukan semua itu. Aku ga punya waktu lagi! Perjuangan apa?! Semangat apa?!

Pa....

All the precious time
Like the wind, the years go by.
Precious butterfly.
Spread your wings and fly.

She'll change her name today.
She'll make a promise and I'll give her away.
Standing in the bride-room just staring at her.
She asked me what I'm thinking and I said
"I'm not sure-I just feel like I'm losing my baby girl."
She leaned over

Gave me butterfly kisses with her mama there,
Sticking little white flowers all up in her hair
"Walk me down the aisle, Daddy-it's just about time."
"Does my wedding gown look pretty, Daddy? Daddy, don't cry"
Oh, with all that I've done wrong I must have done something right.
To deserve her love every morning and butterfly kisses

I couldn't ask God for more, man this is what love is.
I know I gotta let her go, but I'll always remember
Every hug in the morning and butterfly kisses...

(Bob Carlisle - Butterfly Kisses)

Sayangnya, bait ketiga ga akan mungkin terjadi. Sekalipun Papa menginginkan kebahagiaanku, aku sudah di ujung tanduk.

Aku mengerti... Papa ga mau kehilangan aku di tempat jauh sana. Papa berharap aku sembuh, setidaknya aku selalu di dekatnya dan terus berusaha. Mama bilang, Papa diam-diam menangis karena penyakitku ini. Aku tau, aku merepotkan semua orang. Tapi aku mohon, jangan biarkan semua orang bersedih karena aku...

Tak lama setelah lagu selesai dimainkan, pintu ruang perawatanku terbuka. Papa kembali masuk. Tanpa perlu aku tanya, aku tau... Papa habis menangis. Matanya berair dan hidungnya memerah. Pria tua yang selalu kuat dan melindungiku menangis karena keegoisanku..

"Paaa...." Panggilku sambil turun dari ranjang.

"Ya sayang?" Papa menangkap dan memelukku.

Aku menangis. Menangis ga tahu malu sampai seperti anak berumur lima tahun! Bagaimana mungkin tadi aku meneriaki Papa. Bagaimana mungkin aku begitu tega memaksa kehendakku...

"Carmella ga akan pergi... Hiks... Carmella di sini... Hiks... Temenin Papa... Hiks.. Papa..."

"Maaf. Papa ga mau kehilangan kamu... Ga mau sama sekali. Maaf Papa ngebentak kamu. Papa sayang kamu..."

"Papaaa.... Huwaaaa...."

*** 2 Agustus 2015 ***

My Love Song StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang