Give Your Heart a Break

3.3K 236 13
                                    

"Mella..."

Aku menoleh dengan susah payah. Dan senyumku otomatis terkembang.

"Kak Erika!!! Ya ampun kak, kapan dateng? Widihhh... tambah jelek aja ssmakin hari." Ledekku.

"Dek... Kabar kamu gimana Dek?" Kak Erika mendekati ranjangku. Ga peduli ledekanku yang biasanya selalu berhasil membuatnya ngomel. Aih aihhhh....

Bukannya suaranya yang berkoar-koar yang aku dapatkan, yang ada tatapannya yang ga lepas dariku. Bahkan Kak Erika sampai mengenggam tanganku erat.

Aku hanya bisa menanggapi dengan mengangguk, seolah mengatakan aku baik-baik saja. Yah... Tapi Kak Erika malah menangis.

Ha-ha-ha.. tapi aku ga heran. Ya jelas saja dia menangis. Melihat keadaanku yang ga berdaya sama sekali seperti ini hanya akan membuat siapapun menangis! Sama kayak pertama kalinya aku bilang hal ini ke Papa dan Mama.

They didn't believe it.

Yahhh sampe sekarang aku juga ga percaya. Tapi Kak Wisnu dan Kak Citra bener-bener ngejelasin sampe berlinang air mata, makanya suasana hening dan isak tangis langsung memenuhi rumah. Well.. aku hanya bisa diam saat itu. Mau bagaimana pun, rasanya aku sudah kebal. Aku sudah tahu duluan dan aku rasa.... yah, mungkin ini takdir.

Tapi keluarga aku ga ada yang bisa pasrah nerima semua ini. Papa langsung bawa aku ke rumah sakit dan minta dokter terbaik untuk mengurus aku. Mama sampai maksain diri buat jaga aku dua puluh empat jam penuh! Padahal ga usah seperti itu juga ga apa-apa.

Hari Jumat kemarin memang cukup menyiksa. Aku memang pernah mendengar kalau kemoterapi itu efeknya mengerikan. Tapi ga kusangka sampai semengerikan ini! Badanku seperti diambil tenaganya. Lemes banget! Apalagi ditambah muntah-muntah terus.

Huff...

"Kak Erika kok pulang? Kakak kan lagi sibuk di sana..."

"Dek! Kakak mending berhenti kuliah Dek daripada ga bisa ngerawat kamu!" Jawab kak Erika masih terisak.

Ck!

"Kakak ini ngomong apa sih! Sana balik lagi! Aku kan baik-baik aja di sini!" Omelku.

Buat apa coba? Di sini tuh udah rame. Ada Papa, Mama, Kak Wisnu, Kak Citra, dokter dan suster. Mereka nyaris ga pernah ninggalin aku sendirian. Jadi tenang ajaaaa!!!!

"Dekkk..."

"Ada Papa, Mama, Kak Wisnu, Kak Cit... Ada Aaron juga!" Sebutku.

"Dekkk..."

"Udahhh.. Kakak tuh mending balik gih. Atau engga Kakak istirahat dulu, kan pasti capek perjalanannya jauh."

"Dekkk.. Kamu tuh adik kakak! Cepet sembuh dekkk..."

Lagi!

Kak Erika menangis lagi.

Huff... Harus bagaimana aku di sini? Bukankah seharusnya aku yang sedih dan menangis-nangis karena Tuhan ga adil sama aku? Kenapa malah keluarga aku yang nangis seperti ini?!

Aku saja sudah ikhlas menjalani semuanya...

Tok tok tok

Haduhhh... Siapa lagi yang datang?! Sejak aku masuk ke rumah sakit, entah siapa itu datang semua. Temennya Papa, temennya Mama, bahkan TEMENNYA KAK WISNU pun dateng! Kebanyakan ga aku kenal, sampe-sampe buat ngusir mereka aku harus PURA-PURA tidur! Huh.. aneh memang, tapi nyatanya begitu!

Kalo ditanya kemana temanku? Jelas ga ada. Aku yang maksa Kak Wisnu ga kasih tau temen-temen aku. Lagian buat apa? Supaya kamar ini lebih banyak yang menumpahkan air mata karena kasihan? Berasa di medan perang aja. Ck!

My Love Song StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang