Chapter 4

238 59 18
                                    

25 September 2017

Hospital
02:12 a.m.

Badan Seungmin masih terbaring diatas kasur rumah sakit, enggan untuk bangun dari tidurnya yang telah berlangsung selama tiga hari. Didalam ruangan yang sama, terdapat Jeongin dan Hyunjin yang menanti gadis itu untuk membuka matanya.

Hanya hening yang menyelimuti ketiga orang itu sampai pintu terbuka menunjukkan laki-laki berumur 19 tahun dengan jas hitam khas pekerja kantoran.

Hyunjin langsung berdiri, menarik pergi laki-laki yang biasa dia panggil 'hyung' itu.

"Tiga hari ini kemana saja kau, hyung?!" Hyunjin menarik kerah kemeja Minho.

Minho terkekeh pelan, melepaskan cengkraman Hyunjin.

"Tenanglah. Aku hanya mengurus data kecelakaan orang tua Seungmin."

Minho memberikan data kepolisian yang diserahkan oleh detektif pribadi keluarga Lee yang telah di urus selama tiga hari ini pada Hyunjin. Segera saja Hyunjin membuka dan membaca isi berkas itu.

"Murni kecelakaan? Bagaimana mungkin?" Minho mengedikkan bahunya.

"Polisi mengatakan rem mereka blong, tangki minyak mereka juga bocor. Tidak ditemukan tanda-tanda disengaja."

Hyunjin menghela nafas berat, tatapannya kembali mengarah kedalam ruangan dimana Jeongin yang tampak menggenggam erat tangan Seungmin.

"Kasihan juga dia." Ujar Minho ikut menatap gadis yang seharusnya menjadi tunangannya dua hari yang lalu.

•••

05:25 p.m.

Seungmin menatap kosong pada tembok putih di depannya. Bau obat khas rumah sakit yang biasanya dia benci pun tidak mengganggu pikirannya sejak dia bangun dua jam yang lalu. Hatinya begitu hancur mendengar kabar duka kedua orang tuanya serta Mina.

"Minnie..." Panggil Hyunjin pelan, sambil membuka pintu kamar Seungmin.

Menghela nafas berat saat melihat sahabatnya yang kini begitu rapuh, tidak seperti biasanya.

"Jangan menangis lagi..." Tangan Hyunjin menghapus kristal bening yang mengalir dari mata indah Seungmin.

"Hyunjin, kamu pasti marah sama aku ya? Mi-Mina..." Rintih Seungmin, matanya menatap kosong laki-laki berambut pirang itu.

Hyunjin mencium lembut kening Seungmin, menghentikan ucapan gadis itu. Memeluknya agar tenang.

"Hentikan. Jangan bicara seperti itu lagi... Kumohon, Seungmin." Bisik Hyunjin, kembali membiarkan bahunya sebagai tempat Seungmin menangis.

Dilain sisi,

Seseorang bersandar pada tembok dan sedang mengamati dari luar ruangan.

"Cih! Lihat tingkah jalang itu, ah... luar biasa... jadi bikin aku semangat nyiksa kamu baby, bersiap-siaplah." Seringaian kecil terukir di bibirnya.

•••

"Berkas-berkasnya sudah saya ambil. Jadi kasusnya sudah ditutup?" Tanya Minho pada orang di seberang teleponnya.

Matanya tertuju pada berkas kepolisian sembari melangkah menuju lobby rumah sakit.

Brak! Srak...

"Ah, maaf-maaf!"

Seseorang menabrak Minho tepat saat pria itu berbelok di tikungan, membuat berkas di tangannya kini terjatuh dengan kertas berhamburan.

용의자: Premeditated Murder (GS) || Hyunmin × 2minTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang