4 : PANGKUAN

3.4K 355 35
                                    

Ini Kookv bukan Taekook
Hy Hy UP nihe wkwk
Hope u enjoys
.
.
.
.
.
.
.
.

































🐰🐯











Besok nya aku kembali di pusingkan dengan Tete yang lama kelamaan kecanduan dengan paha ku. Dia selalu duduk diatas pangkuan ku saat aku baru saja duduk. Jujur walaupum enak bisa merasakan pantat Tete tapi kaki ku lama lama kesemutan dan lagi Tete itu berat.

Seperti sekarang, sejak mimpi itu aku jadi rajin bangun pagi supaya tidak di hantui mimpi itu lagi. Dan sejak itu juga aku dan Tete ikut sarapan bersama. Tete duduk rapi di atas pangkuan ku dengan santai nya mengabaikan tatapan orang tua ku. Tapi mereka maklum saja.

"Tete, apa Tete tidak mau duduk di kursi? Kasihan Koo selalu memangku Tete?" tanya Ibu ku pelan mungkin sedang membujuk Tete. Tapi Tete lagi lagi menggeleng.

"Tete suka duduk disini Kok, lagian Papa Koo juga tidak kebewatan iya kan Papa?" tanya nya polos menoleh kearah ku. Ingin sekali ku banting bocah idiot ini di kasur ku.

"Baiklah" ucap Ibu ku mengalah. Oh ayolah Mom dimana sifat pantang menyerah yang menurun padaku? Kenapa dia langsung menyerah dengan bocah idiot ini?. Aku sudah memastikan kalau Tete pasti sudah menyabotase pikiran Ibu ku dan Ayah ku.

Oh, dulu ayah ku itu pemarah dan possessive pada keluarga nya. Dia akan marab bahkan berani baku hantam saat seseorang menyentuh aku dan Ibu ku. Bahkan saat mendengar aku terkena skandal baku hantam dengan guru ayah ku menentang dan membelaku, dia berucap dengan tegas bahwa "Guru seharusnya tidak memukul murid nya untuk memberi hukuman"

Aku salut dengan Ayah ku.


Tapi apa sekarang, pria itu nampak santai santai saja dan menikmati sarapannya. Dia bahkan tersenyum saat Tete berucap tadi. Haduh aku benar benar dilupakan sekarang. Apa aku harus menambahkan Tete di akte keluarga ku sekalian?

"Sayang hari ini aku pulang malam mungkin dalam seminggu ini karena ada acara penting yang harus disiapkan jadi jangan menunggu ku pulang ya?" jelas Ayahku mulai berbicara.

Ibuku terlihat merotasi matanya dan memukul kepala Ayahku, tidak terlalu keras tapi kemungkinan sakit karena Ibu ku memukulnya dengan sendok. Kejam memang wanita itu. "Siapa juga yang menunggu mu pulang? Toh juga aku sudah tidur" ketus Ibuku

Aku hampir tertawa saat melihat wajah masam Ayah ku. Kasihan sekali Ayahku tapi dia juga beruntung mendapat istri seperti Ibu ku. Dia wanita yang hebat dan pantang menyerah.

"Jahat sekali kau sayang" balas Ayahku sendu, mengelus kepala nya yang terkena pukulan Ibuku. Aku bersyukur sekali memiliki keluarga seperti ini, walau kedua nya orang yang sibuk tapi Ayah dan Ibu ku selalu menyempatkan diri untuk bermesraan.

"Ah sudah jam 7 kalau begitu Koo tolong jaga Tete ya, kami berangkat" pamit Ibu ku mengelus kepala ku dan Tete bergantian. Setelah memberesi piring kotor mereka, mereka langsung pergi.

"Hei berdiri! Aku mau mencuci piring dulu! Kau lihat tv saja sana" usir ku menyuruh Tete berdiri. Dia menurut dan berdiri, membawa mangkuk plastik milik nya dan mengikuti ku menuju ke dapur.

"Sana kau menonton tv saja!" usir ku lagi saat melihat Tete tak kunjung pergi dari hadapan ku.

"Sudah sana pergi! Aku bisa mencuci sendiri! Kau meremehkan ku ha!?" amuk ku mengusir sedikit mendorong tubuh nya yang loyo itu. Tapi bocah itu tetap berdiri di sebelah ku. Aku pun abai dan melanjutkan tugas ku.

Tᴇᴛᴀɴɢɢᴀ Iᴅɪᴏᴛ || KV [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang