Youth | 16. Speechless

1.4K 171 11
                                    

Naomi Scoot - Speechless



...

Jung Soojung menyandarkan tubuhnya pada pilar rumah sakit tempat dimana Joohyun dirawat tiga hari ini dan kini dihadapannya sosok wanita seusianya yang duduk di kursi roda lengkap dengan pakaian rumah sakit sedang memandang Joohyun bersama Kyuhyun yang sedang duduk di taman rumah sakit.

Tidak sulit bagi Soojung untuk menebak siapa wanita yang duduk dikursi roda dan memunggunginya saat ini, dan cukup terkejut dengan kenyataan bahwa mereka berada di rumah sakit yang sama.

Dulu saat mereka masih sangat kecil dan tidak mengerti akan hal-hal rumit yang orang dewasa bicarakan Joohyun menceritakan teman barunya yang juga kembar, Joohyun menceritakan bagaimana rupa mereka dengan sangat detail yang masih diingat oleh Soojung. Soojung juga tidak lupa saat itu baik dirinya dan Jaehyun merasa kesal karena Joohyun yang terus menceritakan teman barunya itu.

Soojung menatap wajah terkejut wanita dihadapannya dengan senyum tipis berbeda dengan wanita dihadapannya yang terlihat terkejut dan panik disaat bersamaan.

"Seo Dabin. Joohyun benar saat mengatakan kau sangat cantik seperti boneka." Ucap Soojung.

Karena wanita dihadapannya ini Joohyun berada di rumah sakit dan harus kembali melakukan konseling. 

"Apa menguntit Joohyun juga menjadi salah satu cara membujuk Joohyun untuk melakukan donor?"

"Aku bisa menjelaskannya." Ucap Dabin dengan sangat pelan membuat Soojung berdecak dengan kesal lalu melangkah untuk berlalu.

Soojung kembali ingat jika beberapa kali mendapati sosok Dabin yang terasa tidak asing, yang anehnya selalu berada dalam jangkauan Joohyun di tempat yang sama, seperti penguntit.

Dabin yang sangat panik dengan kepergian Soojung membuat kesalahan saat menggerakkan kursi rodanya hingga terjatuh yang membuat Soojung dengan cepat menghampiri Dabin untuk membantu wanita itu.

"Aku baru mengetahui jika aku sakit. Tolong percaya padaku." Ucap Dabin yang terdengar putus asa di telinga Soojung.

Tanpa mengeluarkan suara Soojung membantu Dabin untuk kembali duduk di kursi rodanya dan meletakkan selimut diatas kakinya. Pandangannya lalu mengarah pada sosok Joohyun yang berada di taman.

"Dimana ruang perawatanmu?" 

...

"Aku bertemu dengan Joohyun Eonni saat kami mengikuti kegiatan sosial di salah satu panti asuhan. Aku pikir ini hanya kebetulan karena nama dan marga yang dimilikinya sama dengan Kakak perempuanku tapi ternyata mereka memang orang yang sama. Saat itu Joohyun Eonni tidak mengenaliku dan itu membuatku sedih..." Ucap Dabin dengan mengusap pipinya yang mengalir airmata.

"...Kemudian aku mengatakannya pada Ibu dan Ayah jika aku bertemu Joohyun Eonni, tidak ada tanggapan antusias hanya saja mereka cukup terkejut dengan berita yang aku berikan. Lalu malamnya aku mendengar mereka bertengkar, pertengkaran yang harusnya tidak aku dengarkan..." Ucap Dabin menatap Soojung.

"... Ibuku, Ibuku menggoda suami orang dan pria itu pria yang kusebut dengan Ayah. Ayah Joohyun Eonni..."

Soojung menghela napasnya dengan kepala yang menunduk mendengar rahasia keluarga Joohyun seperti ini dari mulut Dabin benar-benar membuatnya merasa bingung, ada rasa marah juga kasihan dengan Joohyun bahkan pada wanita dihadapannya yang kini terisak dengan sangat lirih Soojung merasa kasihan. Mereka benar-benar tidak tahu apapun yang terjadi dimasa lalu benar-benar merasa dikhianati.

"...Setelah kupikir-pikir lagi semua menjadi sangat nyata, bagaimana kami masuk pada kehidupan Joohyun Eonni saat dirinya terpuruk dan mulai menjadi teman tapi saat itu kamilah teman yang menusuknya. Bahkan saat Ibu mengatakan jika Joohyun Eonni sakit dan tidak bisa bertemu dengannya kami pikir itu hanya beberapa hari bukan bertahun-tahun hingga saat ini..."

"...Aku benar-benar tidak tahu jika Ibu memaksa Joohyun Eonni untuk melakukan donor untukku. Aku bahkan tidak merasa cukup pantas untuk menerima permintaan maafnya.. tidak, bahkan untuk kembali bertemu saja rasanya sangat malu."

"...Awalnya aku ingin tahu bagaimana kehidupan Joohyun Eonni, apakah dia baik-baik saja selama ini. Aku bersyukur Joohyun mempunyai teman yang baik sepertimu dan saudaramu, terima kasih sudah berada disisi Joohyun Eonni selama ini." Ucap Dabin dengan senyum diwajahnya yang bahkan terlihat sangat pucat.

"Joohyun melakukan konseling dengan psikiater tidak lama setelah Ibunya meninggal, lalu pribadinya menjadi berubah sejak saat itu. Tidak banyak yang aku ketahui hingga kau menceritakannya." Ucap Soojung setelah terdiam mendengarkan apa yang ingin dikatakan oleh Dabin.

"Bisakah aku minta tolong padamu." Ucap Dabin pada Soojung.

...

Seo Wooseok menoleh ketika pintu kamar rawat Dabin terbuka menampilkan Soojung dengan wajah tanpa ekspresinya atau bisa Wooseok katakan ada banyak pikiran dikepala wanita cantik dihadapannya. Ada sebuah surat ditangan Soojung yang bisa Wooseok pastikan itu milik Dabin yang diberikan untuk Joohyun, Kakak perempuannya.

"Kau cukup peduli pada saudarimu untuk tidak masuk dalam perbincangan kami." Ucap Soojung lalu melenggang pergi meninggalkan sosok Wooseok dan memasukkan surat kedalam tasnya.

Dengan langkah pelan Wooseok masuk kedalam ruang rawat saudarinya yang duduk diatas ranjang dengan senyum lebar menatapnya.

"Kau datang." Sapa Dabin.

Wooseok berdecih.

"Kenapa tidak mengatakan apapun padaku?" Tanya Wooseok denga wajah kecewanya membuat Dabin bingung.

"Ya~ ada apa denganmu? Apa yang kau maksud?" Tanya Dabin dengan khawatir.

Sejenak Dabin tersadar jika Wooseok mendengar bagaimana perbincangannya dengan Soojung, kenyataan yang baru saja dirinya ketahui belum lama ini. Sudah sejak lama Dabin ingin menceritakannya pada Wooseok, tapi kesibukkan mereka saat ini sebagai mahasiswa baru membuat mereka memiliki waktu bersama yang sedikit.

"Katakan padaku bagaimana aku harus bersikap, Dabin?" 

Dabin lupa jika Wooseok juga pasti tertekan akan keadaan mereka saat ini. Bagaimana cara Wooseok bersikap diantara kedua saudarinya, Dabin yang sejak dalam kandungan selalu bersamanya atau Joohyun sosok Kakak yang selama ini dirinya cari keberadaannya.

"Hei, aku akan baik-baik saja." Ucap Dabin menggapai tangan Wooseok.

"Aku janji kita semua akan baik-baik saja, Jangan khawatir eung~" Ucap Dabin tersenyum dengan tangan yang mengusap air mata di wajah Wooseok.

...

Jaehyun berlari kecil begitu kedua matanya menangkap sosok Soojung yang duduk di taman rumah sakit dengan kening yang bertaut. Setelah kemarin mereka menjenguk Joohyun yang sayang sekali tidak bisa bertemu karena mereka juga sedang mempunyai urusan lain maka hari ini mereka datang kembali mengunjungi Joohyun.

Setibanya mereka di rumah sakit dan memasuki loby Soojung mengatakan akan pergi ke toilet dan membiarkan Jaehyun pergi ke ruang rawat Joohyun yang sayang sekali wanita itu berada di taman dan hingga Joohyun kembali ke ruang rawatnya Soojung belum juga menampakkan dirinya, panggilan teleponnya bahkan diabaikan.

"Apa yang kau lakukan disini? Kemana ponselmu!" Tanya Jaehyun dengan kesal dihadapan Soojung.

Soojung menghela napasnya lalu berdiri untuk memeluk saudaranya, hari ini sangat berat baginya hingga rasanya kepala Soojung akan pecah karena memikirkannya.

"Soojung, kau baik-baik saja?" Tanya Jaehyun dengan bingung dan tangan yang mengusap punggung saudarinya lembut memberikan kenyamanan ditengah kebingungan Soojung.


YouthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang