Youth | 17. Truth

1.3K 171 11
                                    

Masih dengan typo yang bertebaran, kuharap kalian masih suka baca cerita ini😍

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Masih dengan typo yang bertebaran, kuharap kalian masih suka baca cerita ini😍





...

Soojung mengetuk pintu kamar Joohyun dengan canggung, sudah lebih dari empat hari Joohyun keluar dari rumah sakit dan baru hari ini Soojung memiliki keberanian untuk kembali berhadapan langsung dengan Joohyun. Terima kasih pada Jaehyun yang selalu memberikan alasan ketika Joohyun bertanya dimana dirinya berada.

Joohyun menoleh dengan wajah tanpa ekspresinya tapi Soojung jelas tahu jika wanita dihadapannya kini tengah kesal. Soojung lalu memasuki kamar Joohyun dan duduk di sofa dekat jendela kamar Joohyun memperhatikan Joohyun yang sedang bermain dengan ponselnya, berbalas pesan dengan Kyuhyun mungkin?

"Kau bertemu dengannya?" Tanya Joohyun tanpa mengalihkan pandangannya.

"Apa?" Tanya Soojung dengan bingung, dirinya memang bingung dengan apa yang ditanyakan oleh Joohyun.

"Aku melihatnya Soojung." Ucap Joohyun lalu menatap Soojung yang juga menatap Joohyun.

Keduanya terpaku sesaat menciptakan ruang begitu sangat canggung dan tidak nyaman, Joohyun dengan rasa kesal dan Soojung yang bingung untuk mulai pembicaraan.

"Kami berbincang. Hanya sebentar." Ucap Soojung. Mereka memang berbincang tidak lama tapi cukup menguras emosi mereka.

Tidak mendapatkan tanggapan apapun dari Joohyun membuat Soojung mengerutkan keningnya dengan bingung, "Kau tidak bertanya apa yang kami bicarakan?" Tanya Soojung.

Joohyun tersenyum tipis lalu menggelengkan kepalanya.

"Melihat bagaimana kau bersikap menghindariku dan tingkahmu saat ini, aku bisa menarik kesimpulannya. Selama ini mereka tidak tahu apapun, tapi sepertinya Dabin sudah mengetahui hingga kau bersikap menghindariku saat ini. Kau pasti terkejut dan merasa bingung." Ucap Joohyun tersenyum menatap Soojung.

Bagaimana bisa Joohyun bersikap santai dengan senyum diwajahnya tetapi Soojung tahu dengan pasti bagaimana hati Joohyun saat ini. Tidak ada yang dilakukan Soojung kecuali memeluk dengan erat Joohyun.

"Sudah kukatakan untuk bersikap sesuai dengan hatimu. Jika senang kau bisa tersenyum, jika kesal kau bisa marah dan jika sedih kau bisa menangis. Dasar bodoh!" Ucap Soojung mengeratkan pelukkannya.

"Lain kali akan kucoba." Balas Joohyun.

...

Pukul 12.14 malam Joohyun yang belum terlelap menatap wajah Soojung yang tidur bersamanya, setelah Soojung menangis tadi siang dan berbicara banyak hal teman kecilnya itu memutuskan untuk menginap. Dari yang Joohyun dengar kesehatan Dabin mungkin akan memburuk jika belum juga mendapatkan donor dan saat ini hanya pengobatan dan kemoterapi yang sedang dijalankannya. 

Getaran pada ponselnya membuat Joohyun kini duduk di ranjang dan tersenyum tipis begitu membaca siapa yang mengiriminya pesan lalu membalasnya. Dengan langkah yang ringan Joohyun mengambil sweater merah mudanya lalu berjalan ke luar kamar untuk bertemu Kyuhyun.

Joohyun berlari kecil begitu mendapati sosok Kyuhyun yang menunggunya di depan pintu gerbang rumah Neneknya lalu dengan berlari kecil Joohyun memeluk tubuh Kyuhyun dari belakang membuat Kyuhyun terkejut tapi dengan senyum di wajahnya.

"Nenek akan memarahimu jika tahu kau membuat cucunya keluar dimalam hari." Ucap Joohyun menggerutu dengan melepaskan pelukkannya.

"Hei... kau benar-benar pintar dalam memutar balikkan fakta nona Seo." Balas Kyuhyun mengusap dengan gemas puncak kepala Joohyun.

Kyuhyun mengambil ponselnya yang berada di saku sweater hitamnya lalu membuka rom chatnya bersama Joohyun, "Disini terlihat jelas ajakanmu 'Senior, ayo keluar mencari udara segar'" Ucap Kyuhyun membacakan balasan pesan Joohyun.

Joohyun berdecak kemudian merangkul lengan Kyuhyun dan mulai berjalan mengabaikan apa yang baru saja Kyuhyun katakan dengan membahas isi pesan mereka. Kyuhyun bersikap baik selama mereka menjalin hubungan lebih tepatnya selama dua minggu ini.

"Kenapa Senior selalu meributkan hal kecil." Gerutu Joohyun membuat Kyuhyun mengernyitkan kening heran.

"Karena kau selalu memulainya?" Gumam Kyuhyun bertanya.

Joohyun tersenyum kecil mendengar alasan yang dikeluarkan oleh Kyuhyun, alasan macam apa seperti itu.

...

"Ibu masih bertengkar dengan Ayah?" Tanya Dabin menatap sang Ibu yang berwajah kelelahan, entah kenapa melihat Ibunya saat ini Dabin merasa jika Ibunya menjadi lebih tua dibandingkan dengan umur sebenarnya.

"Ibu membuatmu terbangun ya?" Tanya Lee Nana dengan lembut, membenarkan letak selimut Dabin yang sudah benar.

Dabin menyentuh tangan sang Ibu dengan pelan menatap Ibunya sendiri dengan sendu meskipun sudut bibirnya menampilkan senyum yang bahkan tidak sampai pada sudut kedua matanya.

"Ibu aku baik-baik saja." Ucap Dabin dengan pelan lalu mengusap air mata Ibunya yang kini mengalir.

"Ibu harus berhenti mengganggu Joohyun Eonni dan memintanya menjadi pendonor untukku."

Lee Nana menggelengkan kepalanya, "Tidak, kau harus sembuh dan Ibu akan tetap meminta Joohyun untuk mendonor-"

"Ibu! Kumohon berhenti!" Ucap Dabin dengan suara yang meninggi membuat Lee Nana terkejut.

"Dabin, kau baik-baik saja? Ibu akan panggilkan Dokter untukmu." Ucap Lee Nana dengan khawatir.

"Aku merasa bersalah pada Joohyun Eonni! Bahkan untuk kembali bertemu saja aku merasa malu padanya Ibu. Kumohon berhentilah membuatku merasa malu!" Ucap Dabin dengan isak tangis.

Tidakkah Lee Nana mengerti perasaan Dabin, dengan semua yang dilakukan Lee Nana dimasa lalu? Membuat anak berusia tujuh tahun kehilangan keluarganya dan mengalami trauma yang berat. 

"Dabin~"

"Aku tahu Bu... Aku tahu kenapa Joohyun Eonni tidak pernah kembali lagi ke rumah, jadi kumohon berhenti mengusik kehidupan Joohyun Eonni." Ucap Dabin dengan terisak, kali ini Dabin sungguh merasa putus asa.

Dibandingkan dengan sakit yang dialaminya ini bukanlah apa-apa dibandingkan dengan apa yang Joohyun alami saat masa anak-anaknya. Kehilangan Ibu didepan kedua matanya sendiri lalu mengetahui kenyataan jika Ayahnya memiliki anak lain dari Seketarisnya sendiri, bagaimana bisa Joohyun melewati itu semua hingga saat ini?

Lee Nana terpaku di tempatnya memandang Putrinya sendiri yang kini terisak di atas ranjang rumah sakit. 

...

"Senior."

Kyuhyun yang sedang membuka kaleng sodanya bergumam untuk menanggapi panggilan Joohyun.

"Adik perempuanku didiagnosa kanker darah dan membutuhkan donor sayang sekali hasil tes tidak ada yang cocok untuk menjadi pendonor sekalipun kembarannya, lalu Ibunya maksudku Ibu tiriku meminta aku menjadi pendonornya padahal belum tentu aku mendapatkan hasil tes yang sama dengan adikku." Ucap Joohyun memandang mobil-mobil yang berlalu lalang dibalik kaca minimarket yang biasa mereka kunjungi.

"Kau ingin membantunya?" Tanya Kyuhyun menopang dagu menatap Joohyun.

Melihat Joohyun yang terdiam membuat Kyuhyun mengerti. Bisakah Kyuhyun katakan jika kekasihnya tengah bingung dengan apa yang harus dilakukannya?

"Joohyun, jika ingin membantu bantulah dengan ikhlas tanpa melihat apa dan bagaimana. Lihat adikmu sebagai adikmu bukan karena kedua orangtua kalian." Sahut Kyuhyun.

"Apa kau akan tetap bersamaku apapun yang akan kulakukan?" 

Kyuhyun tersenyum dengan mengangguk, "Aku tidak akan pergi kemanapun."


YouthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang