Monochrome, bagaimana jadinya jika manusia yang ada dibumi ini tercipta untuk hidup tanpa merasakan keindahan dunia yang telah Tuhan buat. Mereka bisa melihat dunia hanya dengan satu warna, yaitu monokrom.
Sebenarnya ada satu cara untuk para manusia menikmati keindahan yang Tuhan berikan. Jika mereka menemukan pendamping hidup mereka entah siapapun itu, pandangan mereka pada dunia seketika berubah hanya dengan saling menatap dalam manik masing-masing bersamaan dengan jantung yang berdetak tak karuan, ajaib bukan ?
●●●
Kafetaria Lee Company. Lee Taeyong, dia adalah anak dari salah satu perusahaan terbesar yang ada di Korea Selatan. Berteman dekat dengan Ten Lee saat menduduki bangku SMP sampai sekarang.
"Gimana Ten ? Lo yakin mau nyoba sama si Johnny itu ?" -tanya Taeyong pada sahabatnya itu sambil menyeruput teh yang sudah dia pesan
"Mana gue tau Yong, gue mah nurut orang tua doang" -jawab Ten santai dengan menyandarkan punggung kecilnya itu ke sofa
"Ya kalo emang beneran mah nggak masalah. Nanti cerita sama gue ya gimana indahnya dunia" -ucap Taeyong bersemangat
"Iya Tuan Lee Taeyong" -Ten merotasikan kedua bola matanya malas
"Kapan mau ketemu ? Sekarang ?" -tanya Taeyong penasaran
"Gila lo, emang dia pengangguran. Nggak kali, dia juga masih kerja kalo sore gini. Tapi ntar malem udah ada janji buat kesana"
Ten mulai jengah dengan banyaknya lontaran pertanyaan dari orang dihadapan nya itu, sungguh.
"Mau kapan aja gue nggak mau tau, pokoknya lo harus cerita gimana rasanya pertama kali ngeliat warna dunia"
Ten pasrah, dia hanya mengangguk pelan lalu kembali mengambil sebuah macaron yang tersedia.
Mereka menghabiskan waktu hanya dengan bertukar cerita, waktu yang terus berjalanpun membuat Ten ingat bahwa dia harus kembali kerumah tepat jam 7 malam untuk menuju ke kediaman Johnny.
"Udah jam 18:30, gue harus pulang. Doain ya Yong ! Awas kalo nggak !"
Ten langsung melenggang pergi setelah menghabiskan milkshake vanila nya yang tinggal seteguk lagi.
"Secepetnya gue bakal nyusul lo Ten, semoga lo sama Johnny beneran berjodoh. Gue ikut seneng kalo ngeliat lo seneng" -gumam Taeyong dengan senyum tipis yang terpatri diwajah nya ketika melihat tubuh Ten yang sudah melenggang pergi dari kafetaria perusahaan milik sang Ayah
Selepas itu, Taeyong kembali ke ruangan nya. Ia harus kembali berkutat dengan dokumen yang tanpa rasa bersalah sudah bertumpuk dimeja kerjanya.
"Andai lo masih ada Mark, pasti Daddy ngasih semua kepercayaan nya ke lo"
Taeyong memandang sebuah figura yang terdapat foto dirinya dengan sang adik yang diambil saat mereka menikmati liburan bersama keluarga di Canada.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
