"Bagaimana jika salah satu dari kita mati?" tanya angel.
"Huh? Apa maksudmu?"
"Kamu tau kan kita tidak bisa selamanya menggunakan alat bantu ini" ucap Angel.
"Suatu saat nanti alat ini akan rusak dan tidak akan bisa dipakai lagi" lanjut Angel.
"Tentu saja jika ktu terjadi, dokter Albert pasti akan mencarikan alat baru untuk kita" ucap Andrew.
"Kau tahu keluarga kita tidak akan sanggup membeli alat seperti ini lagi bukan, satu alat saja sudah membuat mereka kesusahan untuk mencari dana" ucap Angel.
"Apalagi jika harus membeli alat ini lagi" Lanjut Angel.
Andrew pun beranjak bangun dari pundak Angel.
"Dengar aku Angel! Kenapa kamu berkata seperti itu?" ucap Andrew dengan sedikit nada tegas.
"Aku hanya berusaha berfikir secara logis" Jawab Angel.
"Itu tidak penting" Balas Andrew.
"Yang paling penting sekarang adalah, kita masih tetap bisa bersama sampai saat ini" ucap Andrew.
"Mengapa kamu malah berfikir seperti itu?" lanjut Andrew.
"T-tapi aku hanya" Ucap Angel.
"Aku tidak perduli meskipun kita harus berpisah nanti, yang perpenting sekarang adalah aku akan menyayangi mu dengan sepenuh hati sampai pada akhirnya salah satu dari kita harus pergi" Ucap Andrew memotong perkataan Angel.
"Dan akan aku pastikan kamu tidak menangis saat kepergian ku nanti" lanjut Andrew.
"Kenapa kamu berkata seperti itu? Tentu saja aku akan merasa sedih jika kamu pergi" Ucap Angel.
"Aku tidak akan sanggup membiarkan kamu menangisi kepergian ku, itu sama saja aku menyakiti perasaan mu" ucap Andrew.
"....." Angel tidak dapat berkata apa-apa lagi.
"Karena bagiku, tawa mu adalah semangatku" Ucap Andrew.
"Dan tangis mu adalah kegagalan bagiku" lanjut Andrew.
Mendengar perkataan Andrew, Angel pun tidak sanggup menahan air matanya.
"EHH, KENAPA KAMU MALAH MENANGIS?" teriak Andrew kaget melihat air mata Angel yang menetes.
Angel menghapus airmata di pipinya.
"Aku menangis karena teharu bukan karena sedih tau" Ucap Angel sambil mencubit tangan Andrew.
"Kamu tau kan aku bukan manusia kebal? Jika kamu terus mencubitku seperti ini aku mungkin bisa mati" Canda Andrew.
Angel pun tertawa sambil terus menghapus air matanya.
Tiba-tiba saja Doter Albert memanggil mereka keruangannya, dan mereka pun segera bergegas pergi keruangan dokter Albert.
"Ada apa dok?" tanya Angel kepada dokter Albert.
"duduklah terlebih dahulu" Ucap dokter Albert.
Andrew dan Angel pun segeda duduk.
"Ada apa dok?" Tanya Angel.
"Aku ingin bertanya pada kalian, apa kalian berencana pergi ke suatu tempat pada malah tahun baru nanti?" tanya dokter Albert.
"Bagaimana kau bisa tau?" tanya Andrew.
"Kalian harus belajar menjawab pertanyaan dengan jawaban bukan dengan pertanyaan lainnya" ucap Dokter Albert.
"Ya dok, kami berencana bermain ski es di taman tengah kota nanti" ucap Angel.
"Kalau begitu aku melarang kalian untuk pergi!" ucap Dokter Albert.
"K-kenapa dok? Bukankah kami berhak pergi keluar rumah sakit ini setiap hari minggu. Kenapa tiba-tiba melarang kami seperti ini?" ucap Andrew.
"Itu akan terlalu beresiko jika aku membiarkan kalian pergi pada saat cuaca sangat dingin diluar" ucap Dokter Albert.
"Alat kalian bisa mengalami malfungsi dan tidak akan bisa lagi membantu kalian untuk bernapas secara normal" lanjut Dokter Albert.
"Jika hal itu terjadi saat kalian berada diluar rumah sakit, aku tidak tau apa yang akan terjadi pada kalian" ucap Dokter Albert.
"T-tapi dok"
Angel memegang pundak Andrew dan menatap mata Andrew seakan menyuruh Andrew untuk diam.
"Baiklah dok jika itu mau mu" ucap Angel.
"Permisi aku ingin kembali ke kamar ku" lanjut Angel.
Angel pun beranjak dari tempat duduknya dan bergegas pergi ke kamarnya. Andrew pun mengikutinya dari belakang.
Ketika Angel sudah hampir sampai ke kamarnya, Andrew meraih tangan Angel dan menatap matanya.
"Tenang saja, aku akan mencari cara lain supaya kita tetap bisa pergi" ucap Andrew.
"Benarkah?" tanya Angel.
"Tentu saja" jawab Andrew sambil tersenyum.
Andrew pun melepaskan tangan Angel, dan Angel pun segera masuk ke kamarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Everything's Alright
Romance"Apakah kita bisa bertemu lagi?" ucap Angel. "Tentu saja, aku pasti akan menemui mu lagi nanti" ucapku sambil tersenyum. Aku pun melepas genggaman ku.