Akhir?

21 12 5
                                        

Beberapa menit kemudian Dr.albert datang menggunakan ambulance bersama dengan beberapa perawat lain dan langsung membawa aku dan angel ke rumah sakit secepatnya.

Diperjalanan aku kembali sadar tapi tetap tidak bisa merasakan apa-apa pada tubuhku. Aku merasa sangat lemas sehingga mengangkat tanganku saja rasanya sangat sulit.

Akupun menoleh dan melihat Angel yang tak sadarkan diri dengan seorang perawat yang sedang memasangkan alat pernafasan pada Angel.

Tak lama aku mendengar suara Dr.Albert yang menanyakan sesuatu pada salah satu perawat.

"Bagaimana keadaan mereka berdua?" tanya dokter Albert.

"Andrew perlahan mulai stabil tapi Angel masih dalam kondisi kritis" jawab salah satu perawat.

Beberapa saat kemudian aku mencoba meraih tangan Angel yang sedang tak sadarkan diri.

Tapi ketika aku hampir dapat menggapai tanggannya, mobil tiba-tiba berhenti dan para perawat mengeluarkan kami dari mobil untuk dibawa ke ruang perawatan.

Angel dibawa ke ruang ICU sementara aku di bawa keruang perawatan biasa karena kondisi ku perlahan mulai stabil.

Salah satu perawat pun langsung membius ku agar aku bisa beristirahat tanpa gangguan.

.
.
.
.
.

Keesokan harinya Dr.Albert datang keruangan ku untuk menanyakan sesuatu.

"Hey Andrew, bagaimana keadaan mu?" tanya dokter Albert.

"Aku baik-baik saja"

Aku pun langsung menanyakan bagaimana keadaan Angel.

"Bagaimana keadaan Angel?" tanyaku.

"Dia baik-baik saja" jawab dokter Albert sambil menundukan wajahnya.

"Bolehkah aku menemuinya?" tanyaku.

"Untuk sekarang sebaiknya kamu istirahat terlebih dahulu sampai keadaan mu membaik" jawab Dr.Albert.

"Tapi aku harus melihat keadaannya"  jawabku.

Aku pun langsung bangun dari kasurku dan bergegas mencari ruangan dimana angel dirawat dan aku tidak dapat menemukan ruangannya dimana pun.

"Dia masih di ruang ICU" ucap dokter Albert.

Akupun langsung bergegas menuju ke ruanf ICU dan benar saja, aku melihat angel masih tak sadarkan diri dengan menggunakan alat bantu pernafasan.

Tubuhnya terlihat lemas dan nafasnya pun sangat lemah, dokter bilang bahwa aku tidak boleh masuk dan hanya boleh melihat dari kaca ini saja.

"Keadaannya masih sangat kritis dan belum bisa merespon panggilan dari luar" ucap dokter Albert.

"Paru-parunya membeku akibat terlalu banyak menghirup air es didanau itu" lanjut dokter Albert.

Aku pun syok melihat Angel dalam keadaan seperti ini,dan tiba-tiba wajah angel yang selalu tersenyum kepadaku terlintas di dalam kepalaku.

Angel yang ku kenal kini sedang terbaring lemah tak berdaya akibat ulahku sendiri.

"Harusnya aku tidak mengajaknya ke danau itu" ucapku.

"Harusnya aku mendengarkan kata-kata mu dokter" lanjutku.

"ini semua adalah kesalahanku, angel menderita seperti ini karena kesalahan ku" ucapku.

"Hey, siapa yang bilang bahwa ini adalah kesalahan mu? Semua inu hanyalah kecelakaan" ucapdokter Albert sambil memegang pundak ku.

Tiba-tiba aku merasakan sesuatu yang basah mengalir di pipiku. Aku tak sanggup menahan air mata ku.

Perasaan bersalah ini perlahan menusuk kedalam dadaku sehingga membuat ku kesulitan bernafas.

Aku pun menyandarkan wajah ku ke kaca sambil terus memandangi wajah lemas Angel yang tak sadarkan diri.

"Bisakah aku masuk kedalam?" Tanyaku.

"Aku hanya bisa memberi mu waktu 5 menit" ucap dokter Albert.

"Itu sudah cukup" jawabku.

Aku pun beranjak masuk ke ruangan dimana Angel dirawat. Air mata ku terus mengalir dan tak dapat ku tahan lagi.

Aku langsung menggenggam tangannya.

"Maafkan aku Angel, Aku tidak bermaksud membuat mu seperti ini aku hanya ingin membuat mu bahagia" ucapku.

Lalu aku mencium keningnya dan pergi dari ruangan tersebut.

Everything's AlrightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang