5 : Denganku saja

525 115 48
                                    

Sepulangnya dari Korea, Shion dan [name] membuat janji untuk bertemu. Lokasi tempat mereka bertemu adalah di rumah [name] sendiri.

"Kemana orang tuamu?" Shion menatap [name] khawatir.

[Name] menuangkan teh hangat ke gelas minum Shion. "Masih mengurus masalah Rieyu."

Shion mendecih dalam hati, sebal harus kembali mendengar nama musuhnya. Di minumnya teh yang baru saja [name] tuangkan untuk mengalihkan fikiran.

"Lalu, ada di bertindak kurang ajar selama kau di Korea? beritahu aku." Terlihat ekspresi wajah yang begitu serius dari pria berumur 26 tahun itu.

Ekspresi yang belum pernah [name] lihat sebelumnya. [Name] menelan ludahnya susah payah, tangannya bergetar tidak ingin mengingat setiap kejadian yang sudah berlalu itu.

Shion makin dibuat khawatir dengan kondisi gadis yang sedang duduk berhadapan dengannya. "Tenang lah, ceritakan pelan-pelan. Jika tidak bisa, maka jangan paksakan."

[Name] menghirup udara sebanyak-banyaknya, lalu menghembuskannya secara perlahan. "Rieyu, menghamili dua orang perempuan. Satu gadis SMA dan satunya lagi wanita karir."

Rahang Shion mengeras, menahan emosi untuk tidak meledak agar dapat mendengar cerita [name] sampai selesai.

"Saat semua keluarga berkumpul untuk berdiskusi soal pernikahan kami, ada tamu yang datang secara tiba-tiba. Ternyata yang datang adalah keluarga dari wanita karir itu."

Shion menggangguk, [name] melanjutkan ceritanya.

"Wanita yang dihamili itu datang di hadapanku, lalu menampar kedua pipiku sambil berteriak keras bahwa aku adalah seorang perebut."

Jeda sebentar, [name] meminum teh agar tidak terlalu tegang dan panik saat bercerita.

"Keluarga kami terkejut karena itu, ayah dari wanita karir itupun menjelaskan kejadiannya kepada keluarga Rieyu. Mengatakan bahwa Rieyu menghamili anak mereka dan berjanji akan menikahi wanita tersebut.

"Keluargaku langsung marah kepada Rieyu dan langsung membatalkan pertunangan kami. Namun Rieyu menolak keras dan mengatakan wanita itu sudah menuduhnya sembarangan."

"Ditengah keributan, datang lagi tamu yang ternyata adalah keluarga dari gadis SMA yang dihamili oleh Rieyu juga."

"Rieyu mengamuk dan mengatakan bahwa wanita dan gadis SMA itu berbohong. Ayah muak lalu menampar Rieyu, setelahnya mengajak kami untuk pulang dari tempat itu."

Kedua pipi [name] sudah dibasahi oleh air mata sejak tadi, suaranya menjadi serak efek menangis.

Shion menghampiri [name] untuk menenangkannya. "Sssst, tak apa. Jika kau tak ingin lanjutkan, jangan paksakan."

[Name] menatap sendu wajah Shion. "Shion terima kasih banyak, rekaman yang kau kirim ke handphone ku sangat membantu. Hingga Rieyu dapat diproses."

Shion tersenyum, senang dapat membantu [name] meski secara tidak langsung. "Syukurlah jika rekaman itu berguna."

Kedua jempol itu bergerak menyeka air mata [name] yang terus berjatuhan. "Berhenti menangis, air mata tidak cocok untuk wajahmu yang cantik."

Satu tarikan senyum menghiasi wajah [name] sekarang. Melihat hal itu, Shion dapat merasa sedikit tenang.

"Nah, senyuman lah yang cocok untukmu. Bidadari harus tersenyum."

[Name] memajukan tubuhnya, memeluk tubuh Shion. "Sungguh, kuucapkan banyak terima kasih.Shion-san."

Shion membalas pelukan [name], memberikan banyak kedamaian sebisa mungkin agar [name] dapat kembali seperti biasanya. "Sama-sama."

Pelukan dilepas, [name] mengambil beberapa lembar tisu untuk menghapus air matanya. "Ah, memalukan."

Shion tertawa kecil melihat tingkah yang ia anggap menggemaskan setelah [name] menangis.

"[Name]," panggil Shion.

[Name] kembali menghadap ke arah Shion. "Iya?"

Mata Shion nampak berkilat namun tetap terkesan serius. "Jadilah kekasihku."

[Name] mengerjap dengan cepat beberapa kali. "Hm?"

Shion membawa kedua tangan [name] untuk bergenggaman dengan tangannya. Tatapan itu masih setia diarahkan kepada [name].

"Jadilah kekasihku, jadilah milikku, akan ku berikan apa yang pantas kau dapatkan."

Merasa panik, [name] meminta Shion untuk melepaskan genggaman tangan mereka.

[Name] memundurkan tubuhnya. "Tidak Shion-san, aku tidak pantas untuk bersamamu."

Shion mendekat [name], sudut bibirnya muncul. "Tidak, kau pantas."

"Sungguh Shion-san. Banyak wanita yang lebih baik dariku." [Name] terus menolak.

"Benar, banyak wanita baik diluar sana. Namun, bagaimana jika hatiku sudah memantapkan diri untuk memilihmu?"

[Name] mengigit bibir bawahnya, menahan agar air matanya tidak kembali jatuh.

Shion menarik tangan kanan milik [name], mengecup punggung tangan itu lembut.

"Jadi kekasihku, ya?"

[Name] tidak bisa berkata-kata, perasaan bahagia dan bingung serasa menyatu didalam dirinya.

Air mata bahagia jatuh. Bibirnya bergetar ketika ingin menjawab. "Iya...."

Shion melebarkan senyumnya, membawa tubuh [name] kembali ke dalam pelukannya.

Mengecup kening [name] dengan hangat, mengelus surai [name] secara perlahan.

"Akan ku berikan kebahagiaan untukmu, [name]."

Tanggal dan bulan itu kini ditandai sebagai hari bersejarah dalam buku catatan hati milik Shion dan [name].





Koi no yokan - Inunaki shion
Bagian 5 : Denganku saja, bolehkah?
Selesai.

•—

Terima kasih telah membaca cerita singkat ini, apakah ada yang ingin disampaikan terkait cerita ini? 🙇‍♀️🙇‍♀️🙇‍♀️

Koi No Yokan • Inunaki Shion •Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang